"disaat ego memisahkan maka takdir akan mempertemukan"
Luhan yg harus menanggung semua rasa sakit karena keegoisan kekasihnya, Sehun.
Membesarkan sang putra seorang diri tanpa peran ayah.
Akankah Luhan bisa menahan semua rasa sakit itu?
Apa mungkin...
"Siapa yang menelpon?" tanya Luhan saat Kai kembali duduk di sampingnya.
"Hyung ku" jawab Kai.
"Kau punya hyung?"
"Ne... namanya Kim Junmyeon, aku biasa memanggilnya Suho"
"Ohh..." Luhan hanya ber-oh ria.
"Oyaa... apa kepalamu masih sakit?" tanya Kai pada Luhan.
"Masih sedikit pusing, tapi tidak apa-apa"
"Benarkah?" Luhan mengangguk dan tersenyum.
Cklekkk...
Tiba-tiba seorang suster masuk ke dalam ruangan Luhan.
"Permisi tuan... saya ingin memeriksa keadaan pasien" ucap suster itu. Kai pun bangkit dari duduknya.
"Silahkan suster" sahut Kai. Suster itu pun segera memeriksa keadaan Luhan.
"Bagaimana?" tanya Kai.
"Keadaan pasien sudah semakin membaik, dan mungkin saja pasien bisa pulang sebentar lagi" jelas suster itu. Mendengar hal itu, Kai pun menatap Luhan.
"Sebentar lagi kau bisa pulang" ucapnya senang. Tapi tidak dengan Luhan, dia terlihat murung. Kai pun bingung dengan hal itu.
"Yasudah tuan saya permisi dulu" pamit suster itu pada Kai.
"Ahhh... ne silahkan" suster pun keluar dari ruangan Luhan.
Author Pov's End. . . . Kai Pov's.
Ada apa dengannya. Semenjak suster mengatakan bahwa dia bisa segera pulang, wajahnya jadi ditekuk begitu.
"Heyy kau kenapa?" tanya ku. Tapi dia hanya menggelengkan kepalanya.
"Seharusnya kau senang mendengar hal itu, sebentar lagi kau akan pulang"
"Pulang kemana?"
"Yaaa pulang ke rumahmu tentunya"
"Dimana?" tanyanya sambil menatap ku. Aku pun bingung dibuatnya. Tapi setelah ku pikir-pikir. Sial aku baru ingat, bukankah dokter bilang dia amnesia. Astaga Kim Jongin kenapa kau bisa melupakan hal itu.
"Kau akan pulang ke rumah ku" putus ku. Dia pun mengangguk. Semua yang dia alami sekarang adalah ulah ku, jadi apapun yang terjadi aku harus bertanggung jawab sampai ingatannya kembali pulih. . . . Sekarang sudah jam 7 pagi dan kami pun sudah diizinkan untuk pulang. Setelah selesai mengurus pembayaran administrasi, aku pun segera mengajak namja itu untuk pulang bersama ku.
Kini kami sudah berada di dalam mobilku. Keadaan di dalam mobil sangat sunyi, tidak ada percakapan di antara kita berdua. Dia hanya diam menatap ke arah jendela mobil, sedangkan aku sibuk dengan kemudi ku. Diperparah dengan keadaan kota Seoul yang macet di pagi hari, benar-benar membuatku bosan. . . . Akhirnya 45 menit yang membosankan pun sudah berakhir. Kita sudah sampai di rumah, depatnya di daerah gangnam.
"Ayo turun, kita sudah sampai" ucap ku. Kami pun segera turun dari mobil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.