Hubungan Sehun dan Naya berjalan mulus sejauh ini, walaupun tidak ada kata romantis dalam hubungan mereka, namun selama 2 bulan ini, Naya sudah dapat menerima Oh Sehun seutuhnya.
Naya yang sudah memahami bagaimana Sehun, dan Sehun yang sudah mulai banyak bicara dengan Naya.
.
.
."Sepertinya ramalan cuaca hari ini benar ya? Akan terjadi hujan badai nanti," ujar Naya saat dirinya melihat langit kota Seoul yang mulai menggelap.
Sehun yang berada di sampingnya pun ikut menatap langit sebentar, lalu kembali lagi fokus pada kemudi nya.
"Pasti nanti akan sangat menakutkan," lanjut Naya dengan ekspresi yang di buat takut.
Sehun yang mendengar kalimat itu keluar dari bibir kekasihnya lantas menoleh, "kau ingin ku temani?" Tanyanya.
Mendengar pertanyaan itu, Naya pun menoleh, "maksudmu?"
Sebelum mengeluarkan suara untuk menjawab pertanyaan sang kekasih, Sehun berdehem, "menginap di rumahmu," ujarnya dengan pandangan yang lurus ke depan.
"Apa? Jangan bercanda," ujar Naya terkekeh, gadis itu berpikir bahwa Sehun hanya bercanda.
"Aku serius!" Ucap Sehun seraya menatap Naya lekat.
Deg...
Seketika Naya merasa gugup ditatap Sehun seperti itu, dan untuk menghilangkan rasa gugupnya, gadis mengeluarkan tawa canggungnya.
"Fokuslah pada jalan Oh Sehun," ujar Naya, dengan tawa canggungnya.
.
.
."Kau yakin tidak ingin ku temani?"
Saat ini mereka sudah berada di depan rumah Naya, saat Sehun mengehentikan mobilnya, lagi-lagi pria itu menanyakan hal yang tadi.
"Tidak perlu, aku sudah terbiasa sendiri," ujar Naya meyakinkan.
"Kau yakin?" Tanya Sehun.
"Ya," ucap Naya tersenyum, "aku akan keluar sekarang," lanjutnya, lalu mulai bergerak membuka seat belt.
Setelah selesai membuka seat belt, Naya pun membuka pintu mobil dan hendak keluar, namun saat dirinya mulai beranjak keluar, Sehun memanggilnya.
"Nay!" Panggil Sehun, Naya pun kembali menoleh kearah Sehun.
Cup..
Tanpa aba-aba Sehun mencium pipi Naya, dan itu membuatnya sangat terkejut.
"Selamat istirahat," ujar Sehun mengusap kelapa Naya, dan itu membuat gadis itu sadar dari keterkejutannya.
"I-Iya, k-kau juga," balas Naya tergagap, langsung saja gadis itu keluar dari mobil, dan berlari menuju rumahnya.
.
.
.Sehun menatap keluar melalui jendela ruang kerjanya, benar kata Naya akan terjadi hujan badai.
Air dari sudah mulai berjatuhan dari langit, disertai dengan angin kencang dan juga petir.
Seketika Sehun kepikiran akan kekasihnya yang hanya seorang diri di rumahnya, ingin rasanya pria itu menemui gadisnya, tapi itu tidak mungkin, sebab berkendara dalam keadaan seperti ini sangat berbahaya, dan nanti yang ada Naya akan memarahinya karena bertindak ceroboh.
Menghela napas berat, Sehun kembali pada meja kerjanya, masih ada sedikit pekerjaan yang harus ia selesaikan.
⚡Duarrr
Belum sempat Sehun mendudukkan pantatnya pada kursi, sambaran suara petir terdengar sangat keras, lantas pria itu langsung kembali menegakkan tubuhnya, tidak lama setelah itu, ponselnya berdering, langsung saja ia meraih ponselnya, dan dapat dilihat nama Naya tertera di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boyfriend-OSH [Completed]
Romance"jadi kekasihku"-ucap pria itu dengan muka datarnya. "Kau gila?"-ucap sang gadis menatap pria di depan nya itu tidak percaya. Oh Sehun, pria dingin yang tak tersentuh menyatakan pada gadis yang untuk pertama kalinya ia temui sebagai kekasihnya. . . ...