MCB 21

381 35 0
                                    

Chanyeol berjalan dengan langkah yang santai namun pasti, pandangan lurus ke depan, tanpa menghiraukan orang-orang yang memperhatikannya, karena tujuannya saat ini hanyalah, Oh Sehun.

Langkah panjang miliknya kini telah membawanya pada sebuah ruangan yang bertulisan, bahwa ruangan itu milik Oh Sehun.

"Ketemu kau, Oh Sehun!" Chanyeol menampilkan senyum mengerikannya.

Dengan langkah pasti, ia kembali membawa tubuh tingginya memasuki ruangan itu, Chanyeol sudah yakin dengan tindakannya ini, dan ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membuat keributan.

Brakk!

Chanyeol sepertinya tidak main-main saat membuka pintu itu, bahkan dirinya sendiri cukup terkejut akibat ulahnya sendiri.

"Hh sial! Ini terlalu kuat," hatinya bermonolog.

Sehun yang tengah asik dengan pekerjaannya lantas menatap ke arah pintu, yang di mana ada satu sosok yang tengah berdiri seraya menatapnya, jujur saja ia sempat kaget tadi, namun ia berhasil tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Dan lain halnya lagi dengan satu orang yang ada dalam ruangan itu, Baekhyun benar-benar sangat terkejut, bahkan pria itu hampir terjatuh dari kursinya.

"Yakk! Siapa kau?" Baekhyun tidak bisa untuk tidak berteriak pada tersangka yang saat inipun masih berdiri di depan pintu itu.

Melihat tidak ada pergerakan dari pria yang sudah membuat keributan ini, membuat Baekhyun naik darah, ia hendak menyeret pria asing itu keluar, namun pergerakannya terhenti, akibat Sehun membuka suara.

"Apa yang membuatmu ke sini, Chanyeol-ssi?" Sehun berkata dengan suara beratnya, dan jangan lupa dengan ekspresi datar yang sangat dibenci oleh Chanyeol.

"Seharusnya kau tidak perlu bertanya lagi, Sehun-ssi!" Chanyeol membalas tidak kalah datarnya.

Terjadi tatap menatap di antara dua pria jangkung itu, membuat Baekhyun, selaku orang yang berdiri di tengah-tengah mereka membuka suara.

"Tunggu, apa ini?" Baekhyun bertanya seraya bergantian menatap Sehun dan Chanyeol.

Sehun yang merasa bahwa ada di antara mereka yang tidak memahami situasi saat ini lantas menoleh pada objek tersebut.

"Bisa kau tinggalkan kami berdua, Baek?" usirnya secara halus.

Baekhyun yang memang tidak tahu apa-apa tentang inipun memutuskan untuk menurut ucapan Sehun.

Sepeninggal Baekhyun, Sehun lantas membuang napasnya, menatap pria yang kini masih menatapnya dengan tatapan tidak bersahabat.

"Kau telah melanggar ucapanmu!" Kini tidak ada lagi aura jenaka pada pria itu, hanya ada aura gelap yang seakan-akan dapat membunuh.

Sehun membuang napasnya lagi, mencoba untuk tetap dalam keadaan stabil, pria di hadapannya ini tengah emosi, dan ia tidak boleh emosi juga.

"Kau tidak bisa menyerang ku seperti ini, kau harus tahu dulu duduk masalah ini di mana, dan ku harap kau tidak ada niatan untuk ikut campur, ini hubunganku!"

Chanyeol mengernyit mendengar kata-kata dari mulut Sehun, ternyata pria datar itu bisa berbicara sepanjang itu.

Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Sehun ada benarnya, seharusnya ia tidak boleh bertindak gegabah seperti ini.

Chanyeol mendengus kesal, tindakannya sekarang malah membuat malu, hanya karena amarahnya yang melonjak membuatnya seperti ini.

"Hh... Baiklah, maafkan aku," Chanyeol akhirnya mengakui tindakan bodohnya ini.

"Tapi, aku akan terus mengawasi mu, jika Naya tersakiti olehmu, aku tidak akan segan-segan untuk menghabisimu!" Chanyeol langsung meninggalkan ruangan itu.
.
.
.

Suasana kantin saat ini tengah ramai, tidak heran, karena ini memang waktunya orang-orang untuk mengisi perut mereka. Diantaranya dua pria yang kini juga tengah menyantap makan siangnya dengan tenang, namun tidak untuk pria satu lagi.

"Yak! Kau tidak ingin menceritakannya denganku?" sedari tadi Baekhyun berusaha membujuk Sehun, agar membuka suara mengenai hal tadi pagi.

Namun sepertinya Sehun enggan memberitahu Baekhyun, lihat saja pria itu, ia bersikap seolah Baekhyun tidak ada, dengan santai Sehun menyantap makan siangnya tanpa tergantung sedikitpun akan tingkah Baekhyun yang terus-terusan menanyai hal tadi pagi.

Baekhyun menggeram, pria itu kesal, lantas saja ia memilih untuk memakan makanannya, tidak akan ada hasilnya jika terus-terusan menanyai si batu, itu hanya akan membuang energi saja.

Suara sendok yang beradu dengan mangkuk nasi itu terdengar cukup jelas, membuat Sehun mau tidak mau melihat kelakuan sahabatnya itu, tengah menyendok nasi dengan penuh emosi.

Hanya helaan napas yang keluar dari bibir tipis milih Oh Sehun, sudah tidak heran lagi baginya melihat tingkah kekanak-kanakan milik Baekhyun.

"Hh.... Aku selesai, sore ini tidak ada jadwalkan? Kau boleh pulang selesai ini." setelah mengatakan itu, Sehun langsung beranjak.

Baekhyun menatap kepergian Sehun dengan raut wajah aneh, bagaimana tidak, ini baru jam makan siang, dan Sehun sudah menyuruhnya pulang.

"Cih! Lihatlah dia, sekarang sudah mulai malas-malasan." omel Baekhyun dalam hati.

Tidak mau ambil pusing, Baekhyun dengan segera mungkin menyelesaikan makannya, kapan lagi pulang di jam segini, pikirnya.
.
.
.

Hembusan napas itu sudah berkali-kali terdengar, bermaksud untuk menenangkan diri, namun tampaknya itu tidak berhasil.

Gugup, itulah yang mungkin dirasakan pria itu, tapi tunggu dulu, sejak kapan seorang Oh Sehun bisa dilanda rasa gugup seperti ini?
Hanya untuk mengetuk pintu di hadapannya sekarang ini saja sangat berat.

Sekali lagi pria itu menghembuskan napasnya, mengepalkan tangannya erat, kini ia harus yakin.

Toktoktok

Diketuknya pintu itu sebanyak tiga kali, namun tidak ada respon dari sang empunya rumah, dan lagi-lagi itu membuat Sehun menghela napasnya.

Diangkatnya lagi kepalan tangannya itu, bermaksud untuk mengetuk kembali, namun suara di balik pintu itu mengurungkan niatnya, karena tampaknya pintu itu akan terbuka.

Ceklek!

"Sehun?!" sambut sang empunya rumah dengan tidak santai.

Naya, gadis itu sedikit terkejut dengan kehadiran Sehun yang sangat tiba-tiba baginya.

Berbeda dengan gadis itu, Sehun hanya diam, dengan ekspresi datarnya, seperti biasa. Padahal niatnya kemari untuk menjelaskan apa yang telah terjadi tempo lalu, namun pria itu tidak mengeluarkan suara apapun.

Naya yang melihat itu jengah, sebenarnya apa tujuan pria itu datang dengan tiba-tiba seperti ini, pikirnya.

"Tidak ada ingin kau katakan? Aku akan masuk sekarang!" Naya hendak menutup pintu, namun urung karena tiba-tiba Sehun menahan pintu itu.

"Aku ingin bicara denganmu!" Ujar Sehun dengan pandangan yang terus terpaku pada mata gadis itu.

Tbc......

Huuu, gaje bgt sih:)

Untuk kalian yang masih bertahan dengan cerita gaje ini, aku sangat-sangat berterimakasih:)
dan untuk yang udah memberi vote juga terimakasih:)

Beberapa chapter lagi tamat kok, hehe:)

My Cold Boyfriend-OSH [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang