Chapter 19

3.3K 351 189
                                    

"I believe we are only fated to do the things we'd choose,

And I choose you; in a hundred lifetimes, in a hundred worlds, in any version of realityI'd choose you."

- Kiersten White, The Chaos of Stars

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Lee Jinhyuk mengernyitkan alisnya ketika ia memasuki ruangan kerja Byungchan, dan melihat Seungwoo sudah menunggu di salah satu kursinya. Jinhyuk pikir, Seungwoo tidak mau menemuinya apalagi meski Hangyul tidak menyebut nama manusia yang terlibat dalam rencana busuk Hanse, tapi Jinhyuk sudah bisa menebak pasti itu Cho Seungyoun. Di lini masa sekarang, siapa lagi yang bisa membuat pewaris tahta satu itu kehilangan kendali?

"Heh, Seungwoo?" Byungchan juga sepertinya tak menyangka atas kedatangan Seungwoo.

"Aku mau konsultasi."

"Jangan bilang kau tertarik juga menjadi manusia seperti Hangyul."

Seungwoo mengerutkan alisnya sedetik lalu menghela napas. Ternyata benar Hangyul punya niatan seperti itu. "Buku yang dibawa Hangyul pulang kemarin, darimu?"

Jinhyuk membenahi masker wajahnya. "Buku itu tidak berguna untuk Hangyul kecuali kalau Hangyul ingin mati. Karena tidak mungkin, makanya Byungchan tidak keberatan meminjamkan buku itu untuk Hangyul."

Byungchan tertawa. "Aku membawa banyak buku dari gunung sebelum kita ke Seoul."

"Memangnya kau tertarik jadi manusia?" tanya Seungwoo penasaran.

"Tidak, justru buku itu berguna untuk yang lain. Hangyul misalnya. Berguna untuk menyadarkan kegilaannya yang sesaat."

Seungwoo mendengus. "Dia sudah cukup berantakan."

Byungchan dan Jinhyuk terdiam.

"Bagaimana kalau dia benar-benar melakukan apa yang tertulis di buku?" tanya Seungwoo tenang—meski raut wajahnya berubah datar, mengindikasikan bahwa pertanyaannya bukan candaan. "Bukankah kalian harus bertanggungjawab?"

"Bertanggungjawab?" Jinhyuk berjalan menuju jendela, membukanya lebar. "Kurasa tidak. Menyesal mungkin iya."

Byungchan tersenyum. "Meski bodoh, itu membuktikan bahwa perasaan cinta terhadap manusia yang dirasakan Hangyul lebih penting dari nyawanya sendiri. Kebodohan yang mungkin ... tulus."

.

.

.

.

.

.

Alpha's AddictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang