Chapter 3

3.3K 523 131
                                    

"Darling, I'll wait a thousand years if that means that someday I'll be by your side."

- a.c.v

.

.

.

.

.

.

.

.

Acara runaway-nya berjalan cukup sukses. Seperti biasa, Seungwoo memang tak pernah gagal. Di dunia modelling, ia biasa menjadi pusat perhatian dan sorotan orang lain. Kadang ia bersikap sok kikuk dan terlihat pure, tapi kadang gesturnya memukau, membuatnya mudah diingat oleh publik. Belum lagi pahatan wajahnya yang sangat ethereal.

Tapi berbeda dengan Yohan. Pemuda itu sempat demam panggung ketika pertama keluar. Saat kedua kalinya, memperagakan pakaian yang kedua, ia tampil lebih luwes. Berulang kali ia harus bicara pada dirinya sendiri bahwa ia baik-baik saja. Tapi di luar dari mantra-mantra yang ia katakan pada dirinya sendiri, ada orang lain yang sangat membantunya: Han Seungwoo. Pemuda itu sering mendadak muncul di dekatnya, membuat beberapa orang lain sering berbisik-bisik di sekitarnya. Bahkan lucunya, Yohan sempat mendengar bagaimana seseorang sempat berspekulasi kalau Seungwoo dan Yohan punya hubungan. Maksudnya, lihatlah, Seungwoo terlihat nyaman berbicara dengan Yohan seolah mereka sudah kenal sangat lama—seolah ia kakaknya Yohan.

Yang paling membuat Yohan sempat hampir lupa caranya bernapas adalah ketika seseorang—sepertinya tim EO dari fashion store—membawakan Seungwoo sebuket bunga namun Seungwoo dengan entengnya berkata, "Aku ada alergi serbuk bunga, berikan pada partnerku yang hebat di sampingku ini." Yang mana tidak lain dan tidak bukan adalah Kim Yohan. Lalu terjalinlah obrolan-obrolan kecil tentang tawaran untuk melakukan pemotretan untuk foto-foto promosi brand dari fashion store baru itu.

Nama Yohan disebut Seungwoo.

Demi Tuhan yang menyimpan misteri jalan hidup manusia, Yohan tak tahu harus berterima kasih semacam apa pada Seungwoo setelah ini.

"Kami akan mengantarmu pulang," tawar Seungwoo. Pemuda itu tertawa ringan ketika didapatinya Yohan melotot dan segera menggelengkan kepalanya.

"Aku sudah sangat, sangat sangat merepotkanmu seharian ini." Yohan tahu ini di luar ekspektasinya. "Aku bahkan tak tahu bagaimana caranya harus membalas semua ... yang kaulakukan untukku hari ini."

"Kau akan menemukan caranya." Seungwoo mengerlingkan satu matanya.

Eh? Yohan terdiam kali ini.

Seungwoo memberi tanda Wooseok untuk bersiap bergegas pergi.

Hanya bisa menurut, Yohan mengekori di belakang Seungwoo dan Wooseok.

"Oi, Seungwoo!"

Yohan menoleh pada suara yang dikenalnya. Rambut pirang jabrik itu ...

"Aku ikut mobilmu. Kau sudah bilang semalam aku boleh tinggal di apartemenmu selama promo kontrak tur Seoul."

"Lee Hangyul..." Yohan tanpa sadar mendesis. Pelan, namun cukup untuk membuat si empunya nama di sampingnya menoleh. Yang merasa namanya disebut pun perlahan menoleh. Matanya membulat sedetik kemudian memicing. Ia memandangi Yohan dari ujung kepala sampai ujung sandalnya.

Hangyul mendengus keras. "Kukira sepanjang acara tadi aku salah lihat. Tapi ternyata memang benar." Hangyul membuka pintu mobil dengan keras. "Kau mengerjaiku, ya, Seungwoo-hyung?" Hangyul hanya memasang embel-embel hyung jika ia merasa annoyed seperti sekarang—ia, kaumnya, punya panggilan tersendiri untuk Han Seungwoo di kerajaannya.

Alpha's AddictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang