Chapter 07 : Why are you being rude?

3.1K 133 2
                                    


It's hurt.

Lia terpaku dengan ucapan Soobin, mantan kekasihnya. Lidahnya kelu. Ia tidak bisa berbuat apa-apa jika sudah begini. Mantannya sudah tau sisi buruknya. Mau berteriak tepat didepan wajahnya juga percuma. Soobin adalah Soobin. Ia menilai apa yang ia lihat.

Apa yang ia lihat bersama Jeno dan Mark sudah cukup menjelaskan semuanya. Ia melihat Lia sedang bertransaksi dengan seorang pria tua hidung belang di sebuah baru mewah lalu masuk ke sebuah ruang VIP. Bukankah itu sudah cukup menjelaskan semuanya? Terlebih pakaian yang Lia pakai menunjukkan bahwa ia adalah bagian dari para pelacur.

Lia mengerti Soobin. Sangat mengerti. Dari cara berpikirnya, atau cara memakannya pun Lia mengerti. Tapi, tidak bisakah Soobin mendengar alasannya bekerja seperti ini? Atau Soobin memang egois? Tapi Lia tidak bisa berbuat apa-apa. Lia mengerti Soobin. Sangat. Lagipula, apa yang bisa ia jelaskan pada Soobin tentang bekerja sebagai pelacurIa hanya penasaran dan diakhiri dengan obsesi. Jadi tidak salah jika Soobin bersikap dingin padanya.

Setelah mendengar satu kalimat yang dikeluarkan oleh bibir tipis Soobin, membuat hatinya terkoyak. Ia tidak habis pikir, kenapa Soobin sampai sebenci ini padanya? 'Tidak bisakah kau mendengarkan alasanku? Bila tidak bisa, setidaknya jangan menyebutku dengan kata itu. Aku tau itu kenyataan yang harus aku Terima. Tapi, bukankah itu keterlaluan? '

Nyatanya, kalimat itu tidak bisa Lia ucapkan dengan mudah. Ia memang seperti ini. Lalu harus bagaimana? Ini memang menjadi keputusannya. Apapun resikonya ia harus menerima dan menghadapi nya dengan tegar. Ia tidak bisa menyalahkan Ryujin dan Kakaknya yang notabene adalah pemilik dari tempat penuh keringat itu. Ia tidak bisa menyalahkan Yuna. Ia paham betul dengan Musibah Yang dihadapi oleh keluarga Shin itu. Ia bahkan tidak bisa menyalahkan Chaeryeong yang sahabat dekatnya itu. Ia juga paham alasan Chaeryeong berbuat seperti ini.

Ia harus menyalahkan siapa? Sebelum bergabung dengan pekerjaan ini, Ia sudah diingatkan oleh Ryujin karna ini adalah keputusannya. Resikonya harus ditanggung sendiri. Karna Ryujin sendiri tidak mengajak Lia untuk bekerja bersamanya. Lia yang menginginkan nya sendiri. Jadi Ia tidak bisa menyalahkan siapapun.

"Waeyo? Terkejut? " Ucapan Soobin membuat Lia kembali dari lamunannya." Tentu saja terkejut. Karna bau bangkai akan tercium juga. Mau sebersih apapun kau menyembunyikannya, kalau sudah makin busuk, maka akan tercium juga, bukan? "

"Choi Soobin," Panggil Lia dengan suara yang sedikit bergetar. "Kau tidak ingin mendengar penjelasan ku? "

"Untuk apa? Tidak ada sangkut pautnya dengan masa depanku nanti, "Ujar Soobin acuh. " Lagipula, kenapa aku harus membantumu disaat memang itu pekerjaanmu, "

"Bukan tentang aku bisa berada disini! " Lia berusaha membuat Soobin tertarik.

"Aku tidak tertarik. Pulang saja kau, siapkan diri untuk esok, " Sinis Soobin yang anehnya Lia sedikit terharu karna Soobin menyuruhnya untuk pulang. Sudut bibirnya tersenyum mendengar suara Soobin

"Agar bisa bekerja lagi! " Ketus Soobin yang membuat Lia terhempas kembali ke tanah yang dingin. Soobin menatapnya sekilas dan pergi meninggalkan Lia dengan senyum masamnya dengan Siwon yang tidak bangun-bangun.

Soobin terus berjalan tanpa menghiraukan teriakkan Lia yang dari tadi meneriakkan namanya. Bukannya malas meladeni Lia, hanya saja Ia punya hal yang lebih penting daripada meladeni Lia.

---

"Darimana Hyung? "Tanya Beomgyu pada Soobin yang baru saja pulang jam sepuluh malam.

"Beli Ramen. Mau masak bersama? "Tanya Soobin sambil menunjukkan kantung belanjaan yang berisi beberapa bungkus Ramen untuk Stoknya.

Jalang | Hwang Yeji [Revisi & On hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang