SATRIA
Aku menghempaskan tubuhku ke samping, melepas lapisan karet tipis yang membungkusku di bawah sana, mengambil tisu di meja samping tempat tidur, membungkusnya lalu beranjak untuk membuangnya di tempat sampah di sudut kamar.
Di ranjang, sosok tubuh putih mulus yang baru saja mengerang di bawahku kini bergelung dengan napas terengah.
Aku mengambil celana jeans ku yang tergeletak di lantai, lalu memakainya sebelum beranjak ke balkon apartemen. Udara malam yang dingin menyambut tubuhku yang masih bertelanjang dada.
Aku mengambil sebungkus rokok di kantong celana jeans ku, menyalakan sebatang lalu menghisapnya perlahan untuk meredakan keresahan yang tetap tak mau pergi meskipun setelah pergulatan yang menguras tenaga tadi.
Damn her. Kenapa dia bisa mempengaruhiku sampai seperti ini?
Aku merasakan sepasang tangan memelukku dari belakang.
"Di luar dingin, masuk yuk." Sebuah suara lembut terdengar di tengah keheningan malam.
Aku menghela napas. Merasakan beban yang sangat berat menghimpit dadaku.
"Nanti. Kamu tidur aja dulu," ucapku pendek sambil menghisap rokokku lagi, lalu menghembuskan asapnya perlahan.
Gadis dibelakangku mengeratkan pelukannya.
"Oke. Jangan kelamaan di luar, nanti masuk angin," bisiknya lalu aku merasakan bibirnya mengecup pundakku sebelum tubuhnya yang hanya terbalut bathrobe putih melangkah masuk.
Aku menghela napas lagi. Kali ini rasa sesak itu terasa semakin kuat.
Aku apply di Monash
Kata kata itu terngiang terus di telingaku, nggak mau meninggalkan pikiranku membuat kepalaku rasanya mau pecah.
Damn her.
Kenapa aku nggak belajar dari kedua orang tuaku bahwa nggak ada yang selamanya. Aku kira persahabatan akan berbeda. Tapi ternyata aku salah.
Kenapa dia harus mencintaiku? Aku tersenyum pahit.
Dia hanya mencintai sosok yang kamu tampilkan di hadapannya selama 5 tahun ini Sat. Kalau dia tahu dirimu yang sebenarnya, dia akan mengambil langkah kabur secepat yang dia bisa.
Bagaimana rasanya punya pacar pertama? Rasanya aku ingin tertawa miris saat mendengarnya menanyakan itu.
Dia benar-benar percaya aku belum pernah mengenal wanita selama 21 tahun hidupku.
Karena nggak sekalipun dia melihatmu bersama wanita selama 5 tahun dia mengenalmu Sat.
Otakku yang masih waras berbisik.
Well, itu benar. Otak warasku yang membuatku berhasil masuk Fakultas Kedokteran memang selalu benar.
Tapi sisi otakku yang lain, yang lebih kelam, lebih gelap seakan mengejekku.
Bejat ya bejat Sat. Jangan besar kepala berpikir dia mencintaimu apa adanya. Dia hanya mencintai Satria yang manis, yang perhatian, yang belum pernah punya pacar.
Tai kucing. Belum pernah punya pacar, tapi sudah meniduri wanita di sana-sini.
Rasanya aku ingin menghantamkan sisi otakku yang tidak mau diam di tembok balkon.
Walaupun dia juga benar. Tapi dia mengatakan kebenaran yang menyakitkan.
Hidupku ini ruwet. Kacau balau. Amburadul. Porak poranda. Ancur. Gelap. You named it dah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin Suatu Hari Nanti
RomanceRhea, seorang gadis remaja mencintai Satria, sahabat kakaknya yang tinggal di rumah sebelah. Tapi, cintanya ditolak karena Satria punya trauma masa lalu akibat tumbuh di keluarga berantakan yang membuatnya tidak percaya akan cinta. Kisah mereka berl...
Wattpad Original
Ada 4 bab gratis lagi