Wattpad Original
Ada 6 bab gratis lagi

Part 3

101K 7.4K 359
                                    


"Serius kamu ditolak?" Anggi, sahabatku sedari TK hingga sekarang udah duduk di kelas 3 SMA menatapku dengan mata membulat.

Aku mengangguk malas. Bakso kantin yang biasanya selalu menggugah selera kini tampak tak menarik hati. Dari tadi aku hanya mengaduk-aduk kuahnya tanpa niatan untuk menyuapkan bulatan bulatan daging berisi telur puyuh di dalamnya itu. Favoritku banget padahal ini.

Suasana kantin di istirahat pertama seperti biasa selalu ramai. Syukur aku dan Anggi bisa dapat kursi di pojokan yang cukup jauh dari deretan stan-stan makanan yang dipenuhi siswa yang berjubel antri. Jadi aku bisa curhat dengan leluasa.

"Bukan cuma ditolak Nggi, parahnya lagi dia sekarang udah punya pacar. Ini tuh kayak udah jatuh tertimpa lemari." Ratapku sambil akhirnya menyuapkan satu butiran bakso ke dalam mulut.

Sakit hati aja udah cukup, aku nggak mau nanti ditambahi sakit maag.

"Ck timingnya nggak pas banget, kamunya sih nggak mau bilang dari dulu, akhirnya keduluan cewek lain kan." Balas Anggi bikin aku tambah kesal.

"Nggak ada bedanya Nggi, bagi dia aku tuh cuman adik. Kamu belum lihat sih modelan pacarnya. Beuuh..."

Aku berdecak sambil geleng-geleng kepala mengingat betapa cantiknya pacar Satria. Dan ini aku lihatnya bukan cuma dari layar HP lo ya.

Kemarin siang, pas aku lagi di teras depan rumah nungguin tukang es dawet lewat, sebuah mobil Honda Jazz putih parkir di depan rumah Satria dan satu sosok cantik keluar dari pintu kemudi.

Tinggi, putih, body-nya berlekuk sempurna, model rambutnya bener-bener kayak artis-artis drama korea. Panjang, berlayer, dengan poni tipis di keningnya, warnanya coklat keemasan.

Dia pake t-shirt sama jeans, tapi jatuhnya kok beda banget ya sama aku yang juga pake t-shirt sama jeans. Di tubuhnya t-shirt dan jeans itu membungkus body-nya dengan sangat pas, menonjolkan aset depan dan belakangnya dengan sempurna.

Aku melirik oversized t-shirt dan baggy jeans yang kukenakan. Nyaman banget pakenya, tapi jelas efeknya bagi yang lihat nggak sama seperti saat aku melihat gadis itu.

Gadis itu melihatku lalu dia tersenyum. Ya ampun, nggak cukup body-nya aja yang sempurna, wajahnya juga sempurna, nggak ada cela.

Kayaknya dia nggak pake make-up tapi kok alisnya bisa bagus gitu sih, presisi banget antara kanan dan kiri, bisa ya ada alis sesempurna itu.

Belum lagi bibirnya yang berwarna peach ranum. Warnanya cantik banget. Itu lipstick bukan sih, kelihatan alami banget.

Ini ada Bae Suzy nyasar apa gimana.

"Halo.. Ini bener rumah Satria ya?" Gadis itu tersenyum menyapaku sambil menunjuk rumah bertingkat dua di sebelah rumahku.

Rumah-rumah di komplek sini memang hanya dibatasi pagar putih pendek, jadi bisa leluasa melihat keluar.

Aku hanya mengangguk. Gadis itu tersenyum lagi.

"Thanks yaa.." ucapnya lagi. Lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Pasti telepon Satria.

Aku langsung bangkit dari dudukku dan kabur masuk ke dalam rumah sebelum melihat adegan yang lebih menyakitkan lagi.

Adegan peran utama cowoknya muncul terus berpandang-pandangan dengan peran utama ceweknya.

Sakit banget kan. Figuran kayak aku mending segera menyingkir deh.

"Emang secantik itu ya Rhe?" Suara Anggi membuyarkan lamunanku.

Aku manggut-manggut. kalau Anggi lihat mungkin dia langsung minta tanda tangan. Anggi kan suka halu gitu.

Pas sekolah kami field trip ke Bali, tiap lihat wajah ganteng atau cantik ala ala korea gitu dia langsung heboh.

Mungkin Suatu Hari NantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang