"Mas temennya Mas Abhi yaa, yang tinggal di sebelah?"
Tanyaku ingin tahu saat melihat sosok yang beberapa hari ini sering kulihat duduk melamun di teras belakang rumah sebelah kini duduk di sofa ruang keluarga rumahku, mengenakan kaos putih polos dan celana panjang cargo warna coklat. Apa dia nggak sekolah?
Ia menoleh ke arahku dan aku berjengit kaget melihat sepasang matanya yang kelam sepekat malam.
Orang bilang mata adalah jendela hati. Jadi apakah hati lelaki ini sekelam sepasang matanya? Aku menggelang samar, mengenyahkan pikiran burukku.
Dia nggak menjawab pertanyaanku, hanya mengamatiku lekat dengan sepasang mata yang sangat intens itu.
Aku berusaha menghalau rasa gelisah dan merinding yang kurasakan akibat tatapannya.
Aku melangkah mendekat, menghempaskan tas ranselku ke lantai lalu duduk di sebelahnya, masih mengenakan seragam putih biruku karena aku baru pulang sekolah.
Layar televisi di hadapan kami sedang menayangkan acara gosip.
"Mas suka nonton acara gosip?" Tanyaku penasaran.
Modelannya cool begini masak doyannya nonton Silet.
Kepalanya menggeleng perlahan. "Dari tadi begini, nggak tahu remote nya di mana" jawabnya datar.
Aku manggut-manggut. Ulah Bi Yati nih pasti. Tadi mama telpon aku katanya Bi Yati mendadak pulang kampung karena anaknya sakit, saking paniknya mungkin lupa matiin TV.
Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan mencari remote, tapi benda itu nggak kutemukan. Jangan jangan kebawa Bi Yati ke kampung.
Akhirnya aku menyerah, kembali memfokuskan pandanganku pada cowok disebelahku.
Umurku 12 tahun. Belum sekalipun aku pernah berpikiran tentang cowok ganteng.
Teman-teman sekolahku, apalagi Anggi selalu heboh kalau udah ngomongin BTS, EXO atau boyband Kpop lainnya. Ganteng banget katanya.
kalau mereka mulai heboh maka aku hanya akan memutar bola mata karena bagiku nggak ada cowok yang ganteng, semua biasa aja.
Apalagi kalau teman-temanku mulai titip salam ke Mas Abhi, katanya Mas Abhi itu mirip Chico Jericho.
Aku cuma mendengus. Aku nggak tahu yang namanya Chico Jericho. Tapi modelan Mas Abhi dibilang ganteng? kalau aku sih, No.
kalau cowok yang sekarang duduk di sebelahku, yang dengan wajah datarnya memandangi layar televisi yang sedang menyiarkan kasus perceraian artis itu mungkin bisa dibilang ganteng sih.
Aku amati lebih seksama lagi. Dari samping gini hidungnya kelihatan mancung banget. Tulang pipinya tinggi, rahangnya persegi, terus alisnya hitam tebal, bentuknya bagus. Bulu matanya, wow, kok ada cowok bulu matanya lentik gitu. Bibirnya berwarna merah gelap, ada belahan di bibir bawahnya yang memperhalus kesan keras yang ditampilkan keseluruhan wajahnya.
Aduh kok jantungku jadi berdebar kencang. Ternyata begini perasaan kalau lihat cowok ganteng.
Yup, positif cowok disebelahku ini adalah cowok pertama yang kunobatkan sebagai cowok ganteng versi Rhea.
Lalu ia menoleh, menangkap basah aku yang tengah diam-diam mengamatinya.
Matanya Ya Tuhan, sepasang mata hitam kelamnya bagai magnet yang membuatku nggak bisa mengalihkan pandangan.
"Suka?" Tanyanya tanpa melepaskan pandangan.
"Eh apanya?" Aku langsung meringis salah tingkah.
"Akunya. Dapat nilai berapa dari kamu?" Tanyanya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin Suatu Hari Nanti
RomanceRhea, seorang gadis remaja mencintai Satria, sahabat kakaknya yang tinggal di rumah sebelah. Tapi, cintanya ditolak karena Satria punya trauma masa lalu akibat tumbuh di keluarga berantakan yang membuatnya tidak percaya akan cinta. Kisah mereka berl...
Wattpad Original
Ada 3 bab gratis lagi