*Hati-hati typo bertebaran, maaf kalo masih banyak kata atau kalimat ambigu dan sejenisnya. Selamat membaca.* :)
"Terkadang orang yang tertawa paling keras, justru menyimpan luka paling dalam."
Araliyn menuruni tangga untuk segera berangkat ke kampus tempat dimana dia bisa terbebas dari neraka yang dia sebut 'Rumah'. Sesampainya Ayn di ujung tangga dia berhenti karna panggilan dari seorang wanita yang berstatus ibu tirinya."Ayn, sarapan dulu nak, mama udah siapin nasi goreng kesukaan kamu, papa sama Naura juga udah nunggu di meja makan." katanya sambil tersenyum.
Ayn melihat ke arah meja makan disana terdapat papanya dan anak istri papanya yang bernama Naura Bebby Alfarezt sedang menunggu Ayn untuk makan bersama. Oh.., ayolah bahkan untuk sekadar menyebutnya saudara pun Ayn sangat enggan,
Perkataan istri papanya hanya dibalas lirikan dan dengusan.
Ayn tetap melanjutkan langkahnya sampai teriakan papanya menghentikan dia."AYN, JAGA SIKAP KAMU. Jangan bertingkah tidak sopan seperti itu sama mama kamu"
"Mama..? Siapa yang anda sebut mama? Apa maksudnya istri anda? Karna seingat saya, mama saya sudah lama meninggal dan itu karna anda Tuan Lazuardi yang terhormat" emosi Ayn dan dia berlari meninggalkan rumah itu tanpa menghiraukan lagi teriakan dari papanya.
Air mata menetes dari wajah cantik Ayn saat dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, melampiaskan setiap amarah, luka dan semua rasa sakit yang dia dapatkan. Papa yang dulu dia anggap pahlawan, papa yang dia banggakan ternyata tidak lebih dari seorang penghianat, pembohong dan Ayn benci papanya sekarang.
Ayn terus mengendarai mobil tidak menghiraukan semua bunyi klakson dari pengendara lain bahkan dia menerobos lampu lalu lintas yang nyaris berubah merah. Hingga ketika Ayn hampir sampai di kampusnya dia melihat seekor kucing lewat dan membuat Ayn membanting stirnya kearah pembatas jalan.
Beruntung Ayn bisa mengerem mobilnya tepat waktu dan tidak ada polisi di daerah situ. Dia pun menyembunyikan wajahnya dibalik lipatan tangan dan menangis sejadi jadinya. Menumpahkan semua rasa sakit itu."Ma, Ayn gak kuat. Ayn mau ikut mama aja, kenapa mama pergi ninggalin ayn sendirian"
Hampir 1 jam Ayn dalam posisi tersebut sampai bunyi ponsel Ayn menyadarkan dan memaksa Ayn untuk mengetahui siapa yang menghubungi dia.
"Ayn lo dimana, ke kampus gak?" terdapat suara seorang gadis di seberang sana..,
"Ini gue lagi dijalan bentar lagi sampe, kenapa Ray?" balas Ayn dengan suara yang sedikit serak
"Lo kenapa yin, suara lo kayak orang yang abis nangis, lo nangis ya?"
Ayn berusaha menetralkan suaranya "gue gapapa cuma lagi gak enak badan. Lo kenapa nelfon gue?"
"oh.., gapapa, gue cuma mau kasih tau kalo hari ini pak Sam gak masuk. Lo tetep ke kampus gak? "
"Iya gue tetep ke kampus, lo tunggu aja,10 menit lagi gue sampe"
"ya udah kita tunggu lo di kantin. bye Ayn"
Tanpa menjawab Ayn segera memutuskan sambungan telfon dan melajukan mobilnya masuk ke arah kampus untuk bertemu 2 sahabatnya. Ya.., Tadi yang menelfon itu sahabatnya Raya Ineke Elinka, mereka telah bersahabat sejak kecil dan jangan lupakan sahabatnya satu lagi yang bernama Clarace Maridza, meski mereka baru bertemu saat awal kuliah tapi mereka berdualah orang yang selalu memberikan suport kepada Ayn, setidaknya itu yang Selama ini Ayn tau.
***
Savior University, adalah salah satu kampus swasta yang paling bergengsi dikotanya, diisi oleh murid-murid berprestasi dan dari kalangan menengah keatas. Rata-rata mahasiswanya berdarah campuran bahkan asing, dengan kualitas pendidikan, kreadibilitas dan fasilitas jauh melebihi kampus lain bahkan negeri sekalipun.
Namun bukan berarti praktek bulying sudah tidak ada, karna nyatanya disinipun akan selalu ada tindakan bulying tersebut.
Dan sisinilah Ayn berkuliah, saat ini Ayn sedang memasuki Kantin yang terdapat di kampusnya untuk menemui para sahabatnya. Dan ketika dia melihat dua sahabatnya berada di ujung dalam kantin, Ayn segera menemui mereka.
Ayn duduk di kursi depan teman-temannya "hei..., kalian udah lama disini"
"Lumayan, ini udah mau lumutan kita berdua" balas raya
Namun Clara meneliti wajah Ayn dan menyadari kalo mata Ayn sedikit bengkak.
"Eh Yin, mata lo kenapa?"
"Eh iya Yin, lo beneran abis nangis ya? Benerkan tebakan gue pas nelfon lo tadi."
"Enggak, gue cuma kena iritasi aja kok" Ayn tetap menyangkalnya, dia gak mau teman-temannya tau yang sebenarnya.
"Udah deh Yin, lo gak usah bohong, cerita sama gue dan Raya lo kenapa?"
"Beneran gue gak papa kok" Ayn memasang wajah dengan senyum terpaksa.
"Yin, gue udah kenal lo lama, lo gak bisa bohong sama gue. Sekarang lo cerita kenapa lo pagi ini terlihat berantakan?" Raya menggenggam tangan Ayn dan tersenyum menenangkan.
"Ayn, gue emang baru kenal sama lo dan Raya, tapi tolong percaya sama kita. Kita cuma gak mau lo kenapa-kenapa."
Ayn menghela nafas dan meluncurlah cerita kenapa suasana hati Ayn begitu buruk pagi ini.
TBC
Feelnya bener-bener buruk, aku kudu piye iki? :'( maafkan daku jika krik krik sekalih. Masih belajar bagaimana menuangkan ide dan menulis dengan baik dan benar.
Kritik dan saran dipersilahkan. Monggo. :')-D.H.2.3.20-
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAL ME [HIATUS]
RandomWARNING: SLOW UPDATE hanya sebuah kisah dari seorang gadis yang berusaha menyembuhkan lukanya sendiri. Kesakitan, Penghianatan, Kebohongan dan kemunafikan. kisah tentang seorang Araliyn Hazel Alfarezt "aku benci hidupku, benci dengan mereka. Benci...