APAKAH INDRA ORANG BUTA LEBIH PEKA?

16 3 1
                                    

Dua tahun yang lalu, di hari yang sama. Saat itu adalah hari yang cerah, di musim gugur. Dedaunan kering berjatuhan, dunia seolah di warnai oleh oranye dan cokelat. Flynn sangat suka bau khas musim semi, dan dia sangat yakin seandainya dia dapat melihat dia akan sangat menyukai warna oranye dan cokelat.

    “Jadi seperti apa itu oranye, nenek Nora?”

     Dan seandainya Flynn dapat melihat, dia tidak akan pernah memanggil Nora dengan sebutan Nenek. Nora seusia dengan Akeela. Ibu Akeela dan Ibunya ibu Akeela mengandung di saat yang bersamaan. Siapa sangka? Jika Tuhan memang ada, pasti Dia suka bercanda.
    
     “Oranye itu...” Nora tampak bingung. Dia tidak tahu bagaimana cara mendeskripsikan warna kepada orang yang tidak dapat melihat. “Dia seperti..—” tubuhnya bergerak ke kiri dan ke kanan. “—Ah, oranye melambangkan kehangatan!”

     “Kehangatan?” tanya Flynn.

     “Iya.” Nora masih berpikir, dia ingin sekali menjelaskan secara tepat, tapi rasanya tidak ada kalimat yang dapat dengan tepat menembak sasaran.

     “Seperti saat menjelang siang? Saat seperti biasanya di awal minggu kau dan aku pergi ke pasar?”

     Bibir Nora bergerak membuka dan menutup. Ingin mengatakan ya, tapi urung.

     “Jadi setiap kita pergi ke pasar, ada oranye?” Flynn melanjutkan.

     “Bukan berarti maksudnya begitu..”

     “Lalu? Oh, apa seperti saat kau menyiapkan teh hangat untuk kakek Harris?”

     Nora berdiri dengan kedua tumitnya di hadapan Flynn. “Teh itu berwarna cokelat, tapi sangat gelap. Terkadang ada juga yang hijau, tergantung jenis bubuknya. Dan Harris, dia bukan seorang kakek, dia masih muda. Begitu juga aku.” Nora menyingkap poni Flynn dan mencium keningnya. “Sebentar lagi Akeela dan Tresia akan datang. Kami berencana merapihkan gudang di dekat ternak sebagai kandang kuda kita. Kita akan punya kuda!” Seru Nora dengan nada bergairah yang terdengar cukup khawatir. Alisnya sedikit mengerut bak berharap caranya untuk mengalihkan topik pembicaraan berhasil.

     Tapi tampaknya Flynn masih penasaran. “Kuda?” Flynn tau apa itu ternak dan apa itu hewan. Nora dan Harris hidup dari beternak, tinggal bersama mereka mengajarkan Flynn cara hidup beternak dan berteman dengan hewan. “Hewan seperti apa itu? Apa dia berkaki empat seperti babi? atau berkaki dua seperti ayam?”

     “Mereka berkaki empat seperti babi.” Jawab Nora. Dia lalu menggandeng tangan Flynn dan pergi ke peternakannya dengan senyum yang lebar. Mungkin pertanyaan demi pertanyaan masih akan ditanyakan oleh Flynn, tapi setidaknya menjelaskan hewan terdengar lebih mudah daripada menjelaskan warna.

     “Apa mereka membal dan lembek? atau berlumpur dan bunyi hidungnya sangat berisik?” — ngokngok, Flynn meniru suara babi, dan Nora tertawa. — “Oh,  atau, apa mereka enak seperti daging babi? aku suka daging babi! Lebih enak babi atau kuda?”

     Nora tertawa. “Mereka kuat, sayang. Sangat kuat! keempat kakinya dapat berlari dengan sangat kencang, dan dapat ditunggangi oleh Harris, juga gerobak besar berisi semak-semak atau gandum dengan kau, aku, Akeela, dan Tresia di dalamnya.”

     Mata cokelat terang Flynn yang tidak dapat melihat itu terbelalak menyala-nyala kala ia sangat terpukau dengan imajinasinya. Langkahnya sampai terhenti, dan mulutnya terbuka.

     “Kuda tidak berlumpur dan jorok seperti babi, hidungnya tidak berisik, tapi mereka juga bersuara—”

     “Seperti apa suaranya?” Flynn menimpa.

MUTANT & PROUDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang