Part 4

9.3K 66 0
                                        


2017

Suasana lalu lintas kala itu padat merayap, lampu jalanan mulai menyala mengingat langit sudah gelap. Hiruk pikuk ibukota menemani perjalanan kami menuju rumah Viny. Keheningan perjalanan ini diiringi oleh musik bergenre Poppunk taun 90an yang sedang diputar speaker mobil. Blink182, SUM41, Fall out boy, dan lain lain.

"Vin laper nggak?" Aku mencoba memecah keheningan.

"Tadi kan udah makan di tempat Vira."

"Iya juga sih..."

Jalanan waktu itu tidak seperti apa yang ku bayangkan, tidak begitu macet, cenderung lengang. Playlist di music player teracak secara random, aku ngga bisa menebak lagu apa yang bakal terputar setelahnya. Di beberapa lagu, aku melihat kepala Viny manggut manggut mengikuti tempo musik.

"Lu suka musik musik 90an Vin?" Aku bertanya.

"Suka dong, ngikut Papa. Dia seneng banget lagu lagu tahun segitu, apalagi yang genre Rock. Tiap pagi seisi rumah dipaksa dengerin koleksi Papa yang di play dari Tape. Koleksi nya banyak banget di ruang tamu. Kebanyakan dia beli pas dia masih muda dulu." Viny bercerita.

"Yah wajar kan kalo Papa kamu suka lagu 90an, kan beliau masih muda waktu itu..."

"Iya sih..."

"Papa kamu bisa main alat musik?." Celetukku.

"Iya jago banget, Papa sama Vidy jago main gitar."

"Vidy?"

"Itu adek gw."

"Oooohhh, Viny..... Vidy......Vicy....."

"Ngga kayak gw, ngga jago main musik sama sekali huhuhu...." Wajah Viny murung.

"Lah gpp kali wkwkk."

"Lu sendiri bisa main? Punya band?' Viny bertanya.

"Band sih punya, udah lama banget, tapi kalo suruh main gitar sih gw ngga jago, chord cord dasar aja."

"Kalo ngga jago ngapain ikut Band?" Viny penasaran.

"Lah gw kan Drummer...."

"Waaaaa mas Drummer toh, mau dong di pukul pukul hehehe...." kata Viny dengan wajah excited yang dibuat buat.

"Lah daripada pukul pukul, mending gw sayang sayang aja, hahaha...."

"Ogaaahh weeekk." Viny melet.

"Haahaha......" Kita berdua lagi lagi tertawa bersama.

======000======

Satu jam lebih kita bercengkerama di dalam mobil, membahas tentang musik, hobby, kehidupan kampus, dll.

"Gw dulu kan kuliah di Jogja..." Aku bercerita.

"Waah gw juga pernah tinggal di Jogja loh, tinggal di rumah Simbah, setahun doang sih, abis itu balik Jakarta lagi."

"Berarti udah hafal dong sama tempat tempat wisata di Jogja?"

"Hafal dong, selain pernah tinggal di Jogja setaun, tiap lebaran juga sekeluarga mudik ke Jogja, ketemu sanak sodara. Abis itu jalan jalan deh.... Asik pokoknya, selalu rindu sama kota tersebut."

Kita pun berbagi nostalgia, pengalaman selama kita tinggal di Jogja. Bercerita tentang keramahan orang orang nya, lestari budaya nya, hiruk pikuk kota nya.
Aku merasakan sensasi nyaman ketika mengobrol dengan Viny. Apapun bahan pembicaraan yang aku keluarkan, selalu nyambung dan pembicaraan ini merupakan pembicaraan 2 arah. Jadi ngga hanya aku yang nyari nyari topik bahasan. Bahasan yang paling aku suka adalah ketika kita membahas kota Jogja, kita berdua sama sama mencintai kota Istimewa itu, dan berharap selalu bisa kembali ke kota yang sarat akan budaya tersebut.

Terimakasih ya Viny, heheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang