Part 11

3.9K 42 1
                                    


2017

Malam itu adalah malam terkacau dan tak terlupakan untukku. Selain aku telah merusak pertunjukkan Viny dan membuat ratusan penonton gagal menyaksikan penampilan idolanya, aku juga telah membuat satu satunya orang yang menjadi kebahagiaanku mengalami insident yang sangat tidak terduga. Viny berlari menyeberang tanpa menengok kanan dan kiri padahal saat itu traffic sedang padat padatnya, si pengemudi kijang tidak sempat menginjak pedal rem atau pun membanting setir, alhasil lutut kanan Viny terhantam moncong kijang tersebut dengan keras, sehingga luka luka nya cukup parah. Tulang lututnya memang tidak patah sih, namun lututnya bergeser dan membengkak. Membayangkannya saja aku tak sanggup.

Aku hanya bisa mengintip dari celah kaca pada sebuah pintu, sambil sesekali bersembunyi apabila orang orang yang berada didalam ruangan tersebut menyadari keberadaanku dan menengok ke arah pintu. Hatiku bagai tersayat ketika melihat Viny terkulai lemah di atas ranjang dengan luka luka gesekan aspal yang merekah di bahu kanan, sikut kiri, serta perut kirinya. Lalu lutut kanannya yang memar, bengkak dan mengalami pergeseran tulang akibat terbentur langsung oleh moncong mobil. Dengan kondisi seperti ini, apakah Viny masih bisa melakukan gerakan tarian? Apakah Viny masih bisa menghibur para fans nya? Apakah karirnya sebagai Idol akan berhenti sampai sini?

Apakah.....

NGGAKK!

Aku ngga boleh pesimis seperti itu, aku yakin Viny kuat, aku yakin Viny masih sanggup melawan sakitnya dan bangkit. Tapi tetap saja.... Aku adalah penyebab insident ini. Aku telah mempertaruhkan karir Viny. Aku memang bukan lelaki yang pantas untuk dia.

=====00000=====

Satu Jam sebelumnya

fx Sudirman

"Vin jangan lari dong...." Aku memohon ke Viny sambil mengejarnya.

Viny tak menanggapi dan dia berlari makin kencang....

"Vin... Please dengerin gw..."

Aku terus mengejar Viny yang sangat gesit berlari, dia pun berlari menuju shelter dan turun ke trotoar. Aku terus mengejarnya, sampai sampai ia pun kehabisan jalan dan bingung harus berlari kemana lagi. Pada akhirnya dia pun memutuskan untuk berlari ke seberang jalan, namun dia sangat sembrono tanpa menengok kanan dan kiri. Langsung saja ia berlari ke seberang... Tiba tiba...

Tiiiiinnnnnnnnnn......

Braaaaakkkk!!!

Moncong depan mobil itu menghantam keras lutut kanan Viny...

"Kyyaaaaarrghhhh...."

Teriakan Viny terdengar sangat melengking dan menusuk sanubariku. Membuatku sangat terkejut dan panik. Tubuh Viny terpental ke kiri dan langsung tersungkur ke aspal, barang barang bawaannya terlempar ke segala arah, termasuk isi tasnya. Insiden di depanku ini terjadi begitu saja, tanpa bisa aku mencegahnya.

Aku dengan cekatan menghampiri tubuh Viny yang tidak berdaya tergeletak di aspal. Aku pun merangkul tubuhnya tersebut dengan gemetar. Viny hanya bisa menangis sambil menahan sakitnya. Si penabrak pun keluar dari mobil dan ikut menghampiri kami berdua.

"Bang, sorry bang sorry, gw ngga sempet ngerem tadi."

"Vin lu ngerasain sakit di bagian mana aja?" Aku menanyainya dengan khawatir, takut dia mengalami sesuatu yang parah.

"Aaakkkk uuuuwrggg" Viny melenguh menahan sakitnya.

"Bang mending sekarang kita bawa ke rumah sakit deh, itu lutut nya parah banget bang, kegeser gitu." Saran si penabrak.

Terimakasih ya Viny, heheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang