Part 12

3.6K 47 1
                                    


2017

Malam itu aku memutuskan untuk melupakan Viny. Sama sekali tidak ingin memikirkan atau merindukannya. Aku harus rela melepasnya. Ini semua demi kebaikan Viny. Memang berat, tapi aku harus. Namun.... Semakin aku berusaha untuk melupakannya, semakin aku merindukannya. Aku sudah pernah menjalin asmara dengan puluhan gadis, tapi baru kali ini aku seterpuruk ini. Ini bukan aku yang biasanya. Viny telah mengubahku, walau pertemuan kita hanya singkat, tapi ia sukses mengenalkanku pada cinta sejati.

Keesokan harinya, aku mencoba melakukan aktivitas seperti biasa dan menghentikan kebiasaan yang berhubungan dengan Viny.
Biasanya aku selalu mengirim chat ke Viny setiap jam, namun kini aku menghentikan hal itu. Aku melakukan Jobdesk ku seperti sedia kala, seperti tidak terjadi apa apa, Jati pun bersikap biasa saja, seperti tidak ada masalah apapun. Tetap ceria dan sering bercanda. Mungkin ia malas membawa masalah semalam ke pekerjaan. Hari itu pekerjaan tidak terlalu padat. Hanya ada dua sesi pemotretan, dan sisanya hanya editing dan printing. Tapi justru dengan banyak nya waktu luang, membuat pikiranku kemana mana, bengong tak karuan memikirkan Viny.

Mumpung masih di Studio, aku tidak lupa mengurus cuti ke bos agar aku bisa berangkat ke Jogja besok. Setelah pulang kerja aku dan beberapa teman di kantor termasuk Jati, nongkrong dulu di suatu cafe di daerah Kemang. Yah aku hanya bisa mengikuti obrolan mereka dengan sekenanya, aku sedang tidak mood untuk berbicara banyak. Aku sebenarnya sangat malas untuk berkumpul dengan suasana hati seperti saat ini, tapi kalo aku langsung pulang, pasti aku akan teringat Viny terus. Aku harus mencari kesibukkan untuk lari dari Viny, walau sebentar.

Setelah mereka puas nongkrong dan mulai mengantuk, kami pun berpencar ke rumah masing masing. Sesampainya di kontrakkan, sekitar jam 11 malam, aku menenggak tiga butir obat tidur, agar aku bisa segera terlelap. Semalam aku menghabiskan dua jam lebih untuk tidur, sedangkan malam ini aku harus tidur cepat karna besok tubuhku harus fit. Terlebih lagi aku tidak mau otakku dikuasai oleh rasa bersalah. Aku tak ingin hal hal indah akan kenangan kami berdua akan terputar lagi di otak dan ujung ujung nya hanya akan membuatku semakin rindu. Setelah 10 menit, obat itu mulai bereaksi, akhirnya aku pun terlelap...

=====00000=====

Keesokan harinya aku terbangun sekitar jam 12 siang, padahal aku memasang alarm jam delapan pagi. Sial kepalaku pusing sekali. Rasanya mual mual dan badanku pegal pegal. Ahh.. kenapa kondisiku malah drop begini, padahal satu jam lagi aku harus berangkat ke stasiun Pasar Senen untuk segera meluncur ke Jogja, karna besok aku harus menghadiri Wisuda mantan Dosenku, Beliau biasa di panggil Pak Wid. Dia baru saja menyelesaikan jenjang S3 nya. Kebetulan dia adalah dosen yang paling klop dan nyambung kalo ngobrol denganku semasa kuliah dulu, makanya aku ngga boleh ketinggalan prosesi wisudanya yang sakral itu.

Aku menelfon salah satu teman lamaku di kampus dulu, namanya Tyo. Dia sekarang sudah bekerja di bagian penerjemahan di salah satu percetakan di daerah Probolinggo belum lama ini. Alhasil kosan dia yang berada di Jogja pun sedang kosong. Aku berniat meminjam kamarnya untuk menginap beberapa hari. Dia pun memperbolehkan. Sebagai syarat karna aku diperbolehkan menginap, ia pun menitipkan motor pitung kesayangannya yang ia kasih nama Jody. Kebetulan kunci kamar dan kunci motor ia titipkan ke tetangga kosannya. Setelah lega karna sudah mendapat tempat bernaung untuk menginap, aku pun packing bawaan seperlunya. Mulai dari pakaian, kamera, charger, oleh oleh untuk Pak Wid dan sebagainya.

Selesai mandi, aku buru buru berganti baju, memakai kaos hitam polos lengan pendek dan celana chino krem, serta memakai sepatu kets kesayanganku. Semua persiapan sudah selesai. Outfit oke, packing beres, kamera siap, tapi aku masih merasa ada yang kurang. Oh iya tiket kereta. Aku mengambil tiket kereta di dalam laci, disana terdapat dua tiket kereta. Seketika aku galau lagi.

Terimakasih ya Viny, heheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang