Part 13

9K 87 14
                                    


2017

Suara manja ini...

Aroma tubuh ini...

Kehangatan pelukan ini...

Jangan jangan....

"Viny??"

Si gadis itupun melepas pelukannya, aku buru buru berdiri dan menoleh ke belakang. Dan benar saja. Dia adalah.. Viny...

Gadis dengan senyum manis yang matanya menghilang ketika ia tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gadis dengan senyum manis yang matanya menghilang ketika ia tersenyum. Gadis dengan postur kurus yang memiliki rambut sebahu. Gadis yang... Gadis yang telah berhasil mengisi ruang kosong di hatiku. Gadis yang pernah kukecewakan. Gadis yang mengalami insiden gara gara kebodohanku. Iya... Dia Viny... Dia Vinyku. Tapi... Ada apa ini? Kenapa dia bisa ada di Jogja? Dan tiba tiba berdiri di hadapanku dengan senyum mengembang di wajahnya? Apa yang dia fikirkan?

Viny mengulurkan tangannya ke depan, seraya hendak meminta tanganku untuk menyambutnya.

"Baikan yuk?" Katanya.

Kemudian ia tersenyum lebar dan matanya tenggelam oleh pipinya. Aku terkejut mendengar perkataanya. Apakah Viny telah memaafkanku? Kenapa tiba tiba Viny mengajak untuk berbaikan? Mataku mulai berkaca kaca. Bibirku bergetar. Tanpa menyia nyiakan moment ini, aku berjalan mendekatinya, kemudian aku merengkuh tubuh kurusnya itu dengan penuh rasa rindu. Hmmpphh... Aku memeluknya erat, sehingga dada kami saling bersentuhan. Aku menaruh wajahku di bahunya, kemudian menghirup aroma tubuhnya tersebut dalam dalam... Hmmmpphh... Aroma tubuh yang sangat aku rindukan.

"Gue kangen banget sama lu Vin, gue kangeeennnn banget..." Aku mengusap usap bagian belakang kepalanya.

Viny membalas pelukanku. Tangannya kini melingkar di belakang leherku.

"Hehe maafin gue yah, selama ini gue udah bikin hidup lo terbebani gitu. Gue juga kangen sama lu." Kata Viny.

Aku maupun Viny sama sama mengeratkan pelukan.

"Lu udah ngga marah sama gue?" Tanyaku

Viny menggelengkan kepala. Aku memeluknya makin erat, sambil menciumi lehernya beberapa kali. Perasaanku benar benar bahagia, setelah berbagai masalah yang telah kami lalui, akhirnya aku bisa memeluknya kembali. Mendapatkan senyumannya lagi. Rinduku benar benar terobati. Jantungku berdegup kencang, berpacu bersama degup jatungnya. Aku dapat merasakan degup jantungnya dari dadanya yang menempel di dadaku. Masing masing berdetak semakin cepat...

Degg... deggg.... deggg...

Benar benar momen yang sangat haru. Aku sampai tak bisa berkata kata. Cukup lama kami berpelukan sampai aku merasa risih dengan tatapan orang orang di sekitar. Aku melepas pelukan tersebut, namun Viny belum mau melepas pelukannya, tangannya masih melingkar di belakang leherku, sedangkan wajahnya masih membenam di bahuku.

Terimakasih ya Viny, heheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang