Part 9

4.5K 40 0
                                    


2017

Perasaanku waktu itu kacau sekali, aku telah menbuat orang yang kusayangi menangis, dan aku terancam untuk tidak bisa berhubungan lagi dengannya. Bagaimana tidak? Disaat Viny ingin memberiku kesempatan untuk menjadi pengganti Paijo, dan aku malah terus memojokkan dengan pertanyaan pertanyaan bodoh. Oh sial, aku emang jalang, laki laki bangsat. Begitu melihat tangisnya tersebut, hatiku bagai tersayat sayat, aku benar benar tidak kuasa melihatnya menangis perih seperti itu. Barusan Viny bilang bahwa aku lah satu satunya yang bisa menghiburnya dari keterpurukan, namun sekarang malah aku pula lah yang membuatnya menangis, dan lebih terpuruk dari sebelumnya. Ingin rasanya aku memeluk tubuhnya dan menguatkannya, namun aku sadar jusru itu akan membuatnya semakin sakit. Aku lebih memilih mengalah dan keluar.

Akupun keluar kamarnya dengan perasaan yang amat sangat berat, mataku mulai berkaca kaca. penyesalan hanya tinggal penyesalan. Aku emang bukan laki laki yang baik buat Viny. Aku berjalan menuju tangga, sebelum turun ke lantai satu, aku berjalan melewati kamar Orangtua Viny. Dan aku dikejutkan oleh lampu kamar mereka yang tiba tiba menyala. Aku seketika panik.

Apakah mereka mendengar tangisan dan jeritan Viny diatas? dan berniat melihat keadaannya?

Bukannya berjalan lebih cepat, aku malah berhenti mematung. Ada apa dengan tubuhku? Rasanya aku enggan beranjak pergi dan meninggalkan Viny. Namun mau ngga mau aku harus pergi, daripada aku dituduh mencuri, atau yang lebih parah dituduh memperkosa Viny.

Disaat otakku sedang sibuk memikirkan banyak kemungkinan, seorang Pria paruh baya berkacamata dengan postur tinggi dan tegap keluar dari kamar, dan diikuti oleh seorang Wanita paruh baya dengan postur kecil yang wajahnya mirip sekali dengan Viny. Oh sial, mereka pasti adalah orangtua Viny. Badanku gemetar, kakiku lemas dan mataku terbuka lebar karna terkejut. Apa yang harusku lakukan? Kalo aku hanya diam saja, mungkin aku bakal dihajar oleh Bokapnya yang tangannya sangat kekar itu. Tapi kalau aku lari, aku bakal lebih dicurigai sebagai maling atau pemerkosa. Aku benar benar bingung. Sampai pada akhirnya...

Greepp...

"Kamu siapa! Mau nyolong? Atau mau memperkosa Anak saya sampe nangis begitu?" Bentak Pria itu sambil menarik kerah kaos dan kerah jaketku.

Ah sial, aku terlalu lama mengambil keputusan sampai pada akhirnya kini Ayah Viny menarik kerah bajuku dan siap melesatkan pukulan. Menganggapku sebagai kriminal yang diam diam masuk ke rumahnya.

"Kamu kalo diem aja Saya pukulin ya! trus Saya bawa ke Balai RW, karna masuk diam diam ke rumah Saya dan hendak memperkosa Anak Saya!" Bentak Beliau makin kesal.

Oh tidaakk!! Jangan ke Balai RW. Para warga lain mungkin akan mengenaliku sebagai pezina yang tempo hari melakukan tindakan tidak senonoh di dalam mobil. Dan pasti warga akan menghakimiku gara gara aku dituduh melakukan pemerkosaan terhadap Viny. Aku makin panik, takut dan gemetar. Ya Allah, bantu hamba mu ini menyelesaikan masalah ini.

Ayah Viny semakin tajam menatap mataku. Setelah beberapa menit tidak juga mendapat jawaban atas pertanyaannya, lantaran aku hanya diam saja dan ketakutan, kini tatapan nya makin ngeri dan berubah menjadi tatapan kebencian.

Bruaakk...

Bogem mentah tepat mengenai hidungku.

"Arrgghhh...."

Aku hanya bisa teriak kesakitan. Aarrgghh sial, pukulannya benar benar menyakitkan. Rasanya tulang hidungku patah dan darah segar mulai mengalir dari lobang hidungku. Masuk ke mulut dan mengalir ke leher. Badanku sempat terpental kebelakang, namun Beliau kembali menarik kerah jaketku dan kembali menyerang pelipisku dengan sikunya.

Bruakk....

Kini badanku tersungkur jatuh ke lantai. Darah berceceran ke lantai dan mengotori pakaianku. Sepertinya Beliau ini sangat terlatih dalam melumpuhkan lawan, hanya dengan dua hantaman, aku sudah tidak berkutik. Apakah dia seorang anggota pasukan tertentu? Tubuhnya yang tinggi dan posturnya yang tegap membuatku semakin yakin bahwa Beliau adalah anggota tentara atau minimal polisi. Ah Sial, bisa makin runyam ini urusan.

Terimakasih ya Viny, heheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang