2017Hari ini adalah tepat tiga hari setelah pertemuan terakhir antara aku dan Viny. Dan selama tiga hari itu pula hidupku hampa. Padahal sebelum bertemu Viny, hidupku biasa biasa saja, tapi setelah bertemu dengannya, kenapa jadi ketergantungan seperti ini. Tiba tiba aku merasakan kerinduan yang mendalam. Pertemuanku dengan Viny nampaknya sangat membekas dihatiku. Dalam beberapa hari ini mungkin luka fisikku membaik, tapi hatiku semakin kosong.
Sekitar jam 8 malam, aku sedang berada di ruang editing ditemani beberapa komputer, aku membuka software editor foto, kemudian megeluarkan Hardisk Eksternal dari tas yang menyimpan foto foto para client ku. Ada beberapa klien yang fotonya belum kugarap, termasuk fotonya Viny dan Vira. Deadline padahal tinggal besok huft. Sebentar lagi bubaran kantor dan aku harus menyelesaikannya dengan segera, karna kalo kubawa pulang pasti tidak akan sempat karna aku akan langsung tertidur.
Terdengar suara pintu terbuka, ternyata itu adalah Jati, teman kerjaku. Lelaki seumuranku yang wajahnya tidak begitu tampan tapi tidak jelek juga. Aku mengabaikannya dan tetap fokus pada monitor.
"Bray besok sabtu malem ikut gue ya...." Jati mengajakku.
"Kemana?"
"Pokoknya ikut aja... kita seneng seneng..."
"Ah engga deh.... Gue lagi miskin, ditambah lagi gue kudu betulin mobil..."
"Santai aja... lo ngga harus keluar duit kok... yang penting lo dandan yang ganteng, ok..." Kata Jati dengan santai.
"Lo mau jual gue di lapak prostitusi ya?"
"Sembarangan anjir... mau seneng seneng nggak? Diajak seneng seneng kok susah..."
"Iya dah iya, gue ngikut aja...."
"Nah gitu dong, hehe..."
Setelah berhasil membujukku, Jati pun keluar ruangan, meneruskan pekerjaanya. Aku nggak terlalu memikirkan ajakan Jati tersebut, yang aku pikirkan saat ini hanyalah Viny. Dia dimana sekarang? Sedang melakukan apa? Sedang bersama siapa? Pertanyaan pertanyaan muncul di kepalaku seputar kehidupan Viny saat ini. Duh. Kangen.... Aku kangen Viny....
Ah sial, aku jadi ngga fokus kerja. Senyum manis Viny terus menghantuiku, terproyeksi ke setiap sudut pandang penglihatanku. Ketika aku memandang tembok, terpancar paras cantik Viny. Ketika aku melihat layar komputer, terbersit mata indah Viny. Ketika aku menengadah ke langit di luar jendela, terlukis senyum manis Viny.
Aaarrghhhhh....
Bruaaakkk....
Aku membenturkan kepalaku ke meja, di otakku saat ini hanya ada Viny.... Viny..... Viny.... Dan bodohnya lagi, aku kemarin tidak sempat meminta kontaknya Viny. Aah sumpah bego banget. Kalo udah kangen gini, aku harus gimana? Telfon ngga bisa, chat ngga bisa. Satu satunya cara yah mau ngga mau harus ketemu langung ke rumahnya. Aku mengangkat kepalaku dan meneruskan pekerjaan. Tiba tiba aku kepikiran satu hal, kenapa aku ngga minta kontak Viny dari Vira aja ya? Hehe. Aku membuka aplikasi Line, dan menelfon Vira.
"Halooo..." Aku menyapa Vira.
"Iya kenapa..."
"Viraaa.... bagi kontaknya Viny dong..."
"Haaahh... buat apaaa?"
"Kangeeennnn...."
"Jaaaahhh baru kenal sehari udah kongan kangen aja hahaha...." Vira tertawa dari seberang telfon.
"Hayolaaahhh huhuhu...."
"Hahhaha, gw kirim lewat chat aja...."
"Makasiiiii Viraa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terimakasih ya Viny, hehe
Fanfic18+ Kisah pemuda yang tidak sengaja menemukan gadis yang bahkan tidak pernah ia impikan sebelumnya... =================== Apabila ada kesamaan nama dan tempat, mohon dimaklumi, cerita ini hanyalah rekayasa =================== Cerita ini adalah cerit...