###
Kriiingg.....
Suara bel pulang terdengar sangat jelas disetiap kelas, yang menandakan jam pelajaran telah usai. Semua siswa bersorak ria termasuk Nara.
Nara bergegas menuju gerbang sekolah dan tersenyum ceria sembari melihat matahari yang sangat panas. Semangat Nara terus berkobar karena dia senang diterima disebuah restoran yang mau menerima siswa SMA seperti dirinya. Walaupun upah yang didapat tidak seberapa karna bekerja setengah hari, tidak mematahkan niatnya untuk membantu ibu dan adiknya yang menjadi tanggungannya sekarang.
Pukul 10 malam Nara akhirnya pulang, sepanjang jalan beberapa orang memperhatikan dirinya. Tapi hal itu diabaikan oleh Nara.
Saat dia sudah sampai dirumah, dia melihat mamanya yang tengah tertidur di sofa sambil memegang sebuah kertas.
Nara segera mengambil kertas tersebut dan melihatnya. Hutang dan piutang mamanya tidak akan pernah selesai begitu saja.
Nara menghela nafas, dia sudah sangat sabar menghadapi kondisi keluarganya.
Semenjak ayahnya meninggal, Nara menjadi tulang punggung keluarganya. Dan dia juga menanggung biaya pengobatan adiknya yang sakit.
Nara menghela nafas beratnya, bulan ini biaya yang harus dikeluarkan sekitar 3juta termasuk membayar cicilan utang ibunya dan biaya pengobatan adiknya.
Nara harus merelakan tabungannya untuk menambah kekurangan uang. Padahal uang yang dikumpulkan Nara selama ini akan digunakan untuk biaya kuliah dan buku ujian.
Nara ingin sekali tertidur dan tidak bangun lagi ketika disituasi seperti ini. Tapi diaterus bertahan untuk berjuang melawan kesusahan ini. Nara percaya suatu saat kehidupannya berubah ketika dia terus berusaha.
****
Sinar matahari membangkitkan semangat Nara untuk memulai hari yang baru. Hari baru semangat baru.
Nara mengikuti pelajaran dengan fokus. Sampai akhirnya bel istirahat berbunyi.
Ada satu hal yang paling dia benci disekolah. Bel istirahat! Kenapa? Karena Nara harus ekstra berhemat untuk bisa mengumpulkan uang. Aroma makanan yang begitu lezat selalu saja menggoda Nara, ditambah rasa lapar yang begitu berkecambuk membuatnya ingin membelanjakan uang hasil jerih payahnya. Tapi tidak! Nara kuat menahannya dengan air putih dan sebungkus roti yang dia bawa dari rumah.
Nara selalu berada di perpustakaan ketika bel istirahat. Dia tidak ingin menelan ludah ketika melihat teman-teman sedang makan makanan kantin yang menggunggah selera. Cukup air dan roti sudah membuat perutnya kenyang.
****
Saat tiba waktunya pulang, Nara bergegas untuk keluar sekolah agar dia tidak terlambat untuk bekerja. Tapi suara seseorang berhasil menghentikan langkah Nara sejenak.
"Nara!" Panggil Lia salah satu teman baik Nara.
Nara menoleh dan tersenyum" kenapa ?"
"Hmm.. Lo pulang sekolah ke mana? Ke rumah gue yuk. Gue ada acara entar malem. Tapi.. gue butuh bantuan buat persiapan. Lo bisa nggak?"
Nara ingin sekali bisa berpergian layaknya anak lain yang dibebaskan oleh orang tuanya. Tapi tidak dengan Nara.
"Aduh.. gimana ya, gue nggak bisa Li. Gue harus pergi. Sorry ya" kata Nara penuh sesal karena menolak teman baiknya yang sudah sangat banyak membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alganara
Teen FictionAlgares adney Addison, sosok yang begitu melekat di Gracethenlia internasional school. Bukan karena tampan, tapi karena uang dan sifat. Menjadi miliader diusianya yang masih muda. Dan karena sifatnya yang tertutup dan tidak ingin berteman dengan sia...