###
"Nara! Lo kenapa nggak Dateng kemarin?" Tanya Lia ketika Nara memasuki kelas." Gue udah nunggu Lo tau. " Lanjutnya.
"Maaf Li, gue nggak dateng." Jawab Nara datar. "Hmm.. Lo marah? Kok diem." Tanya Nara ketika dia melihat Lia yang cemberut.
"Nggak papa kok. Tapi nanti lain kali Dateng ya? Pokoknya Dateng.!" Seru Lia semangat.
Nara tersenyum, melihat Lia yang begitu peduli padanya. Cuman Lia satu-satunya orang yang paling Nara akrab disekolahnya.
Ketika Nara mengikuti kegiatan belajar mengajar, seseorang mengetuk pintu. Rupaya itu adalah guru BK yang sudah pasti mencari seseorang dikelas Nara.
Guru itu tersenyum, "Nara, bisa ikut saya keruangan sebentar saja.?" Dengan senyum yang masih dipertahankan.
Nara menggaguk dan bangkit dari tempat duduknya. Sebenarnya dia juga merasa kebingungan kenapa dirinya dipanggil seperti ini.
Nara mengikuti guru BK itu sampai diruangannya. Guru yang diketahui bernama Lina, Dengan senyum yang selalu diperlihatkan guru itu mempersilahkan Nara untuk duduk.
Bu Lina itu menghela nafas beratnya. Sepertinya dia juga enggan untuk bertanya pada Nara.
"Nara.. bukan maksud ibu untuk menagih ini. Tapi pihak kopsis terus mendesak ibu untuk nagih uang LKS yang kamu ambil sebulan lalu. Jadi.. pihak kopsis bisa menyetorkan uangnya pada pihak yang menjual buku. Kira-kira kamu kapan bisa bayarnya nak?" Tanya Bu lina yang terkenal karena keramahannya, dengan lembut agar Nara tidak salah paham.
Nara menunduk malu, " maaf Bu.. saya belum ada uang untuk bayar buku.!" Ungkap Nara jujur. Siapa pun yang mendengar jawaban Nara tadi juga pasti merasa iba, seperti Bu Lina Sekarang.
Bu Lina merasa bersalah, melihat Nara yang menunduk malu. " Ya udah nggak papa, ibu maklum. " Jawab Bu Lina penuh keperihatinan.
Bu Lina memandang Nara kembali dan memegang tangannya. " Kalau kamu mau.. ibu bisa bantu kok! Gimana kalau kamu yang bayarin kamu. Nanti kamu ganti uang ibu kalo kamu ada uang. Kapan-kapan boleh kok. Gimana mau nggak?" Tanya Bu Lina dengan tetap tersenyum.
Nara memandang Bu Lina. " Ibu nggak keberatan? Saya nggak mau kalau ibu nanti keberatan akhirnya. "
Bu Lina memandang Nara kembali dan memegang kedua pipinya. Sesungguh seperti seorang ibu bagi Nara.
"Kamu pikir ibu kayak gitu? Pokoknya, kapan kamu punya uang disana kamu ganti. Kalo misal kamu nggak ada uang sama sekali juga nggak papa." Kata Bu Lina ramah sambil mengacak puncak kepala Nara.
Senyum Nara mengembang ketika dia berbicara pada Bu Lina. Nara bangkit dari tempat duduknya dan diikuti oleh Bu Lina. Tanpa ada aba-aba, Nara memeluk Bu Lina. Sontak Bu Lina terkejut dan langsung membalas pelukan Nara.
"Kamu nangis?" Tanya Bu Lina ketika Nara tiba-tiba memeluknya.
Karena pertanyaan itu, Nara melepas pelukannya. Dugaan Bu Lina ternyata benar. Nara hampir saja menangis, tapi masih bisa dia tahan.
Nara memandangi wajah Bu Lina yang selalu tersenyum dan berkata. "Saya nggak nangis kok! Saya seneng Bu .. punya guru seperti ibu yang pengertian sama saya. !" Sambil mengusap mata yang akan meluncurkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alganara
Teen FictionAlgares adney Addison, sosok yang begitu melekat di Gracethenlia internasional school. Bukan karena tampan, tapi karena uang dan sifat. Menjadi miliader diusianya yang masih muda. Dan karena sifatnya yang tertutup dan tidak ingin berteman dengan sia...