###
Mata Nara lembam pagi ini. Karena menangis semalam. Dengan sedikit pelembab kulit yang dipoleskan diwajahnya, mampu menutupi sedikit mata bengkak dimatanya.
Saat Nara akan keluar dari rumahnya, Nara dihentikan oleh Nina.
"Kamu kemana kemarin? Tengah malem baru pulang." Kata Nina dengan mata yang sedikit dipejam karena masih ngantuk.
"Bukan urusan mama!" Kata Nara langsung pergi keluar rumahnya untuk berangkat sekolah.
Sejak tadi Nara menunggu angkot berhenti ditempat biasa, tapi sejak 20menit lalu tidak satupun ada angkot yang lewat.
Nara melirik jam tangannya, 15 menit lagi bel sekolahnya bunyi. Dia bergegas dengan berjalan kaki.
Saat sudah sampai disekolahnya, dia langsung mencari Bu Lina, untuk membayar utangnya waktu itu.
"Permisi Bu.."
"Iya ada apa Nara?" Suara lembut Bu Lina selalu menyambut Nara ketika Nara datang ke ruangannya.
"Bu..maaf saya udah banyak banget ngerepotin ibu, sekarang akhirnya saya bisa bayar uang buku yang waktu itu Bu." Jelas Nara sambil menyerahkan amplop yang berisi uang.
"Udah nggak papa sayang, nggak papa.. kamu simpen aja ya." Tolak Bu Lina.
"Nggak Bu.. saya maksa ibu buat ambil. Saya udah banyak ngerepotin ibu."
"Kamu ambil, untuk keperluan kamu Ra."
Setelah perdebatan itu, akhirnya Nara mengalah demi Bu Lina yang terus memaksanya.
***
Rumor Alga anak Sultan mulai menyebar disekolah Nara. Setengah anak perempuan disekolahnya itu mulai tertarik dengan Alga.
Alga turun dari mobil mewah warna hitamnya. Beberapa anak perempuan menunggunya digerbang sekolah. Ketika Alga turun dari mobil, beberapa anak berteriak agak keras. Bagaimana tidak, gaya yang dikenakan Alga benar-benar memikat hati perempuan yang melihatnya. Dengan ransel mahal yang selalu digandeng sebelah, dan satu tangan dimasukan ke kantong celananya menambah kesan tampan.
Dengan rasa percaya diri tinggi, dan cuek Alga melewati jejeran anak gadis yang menunggunya diluar. Wangi parfum yang benar-benar maskulin dan tentunya mahal masih meninggalkan jejak saat Alga sudah melewati jejeran gadis - gadis itu.
Saat berjalan menuju kelasnya pun, mata orang-orang yang melihatnya pun tidak lepas dari barang branded yang dikenakan Alga. Jam tangan seharga motor, tas mewah yang hanya dimiliki beberapa kalangan atas, dan sepatu bermerek terkenal. Orang yang dilintasi selalu memujinya dengan mengatakan. " Beruntung banget yang jadi istrinya"
Alga tidak langsung ke kelasnya, melainkan menuju kelas Nara. Alga menoleh sedikit dijendela belakang kelasnya, dan melihat bangku Nara kosong. Dia tidak pergi tapi melainkan duduk menunggunya di teras kelas Nara. Sudah pasti Alga menjadi perbincangan orang-orang disekitarnya. " Kok dia disana? Bukan kelasnya."
Saat lima menit sebelum bel, barulah datang Nara. Melihat Nara yang datang, Alga langsung menghampirinya.
"Kok baru Dateng?" Tanya Alga.
"Iya, tadi macet." Kata Nara bohong. Padahal dia berjalan menuju sekolah.
Tett..tet..
"Udah bel, masuk kelas sana." Kata Nara menyuruh Alga agar pergi, karena orang yang berlalu lalang kini memperhatikan mereka membuat Nara tidak nyaman.
"Bentar, gue mau kasih ini buat Lo." Kata Alga mengambil sesuatu dari dalam tasnya.
"Gue lihat, akhir- akhir ini Lo sering banget pake jepitan. Jadi gue pengen beliin Lo sebagai hadiah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alganara
Teen FictionAlgares adney Addison, sosok yang begitu melekat di Gracethenlia internasional school. Bukan karena tampan, tapi karena uang dan sifat. Menjadi miliader diusianya yang masih muda. Dan karena sifatnya yang tertutup dan tidak ingin berteman dengan sia...