part 04

3 2 0
                                    

###


Alga memasuki restoran berharap bisa bertemu dengan Nara. Dia melangkahkan kakinya perlahan dan akhirnya dia melihat orang yang dia cari.

"Nara!" Panggil Alga.

Pemilik nama menoleh dan menghampiri Alga yang memanggilnya.

"Kenapa?" Jawabnya dengan senyum.

"Bisa nggak gue ngomong sama Lo bentar.?"

"Ngomong aja"

"Hmm tapi bukan disini"

"Tapi gue masih kerja, tunggu bentar ya ini juga mau nutup."

"Gue tunggu didepan."

Alga berbalik arah kemudian berjalan keluar restoran dengan senyum Sembiring diwajahnya.

Hampir 2jam Alga menanti Nara pulang kerja, dan akhirnya Nara menghampirinya dan duduk disebelah Alga.

"Katanya mau ngomong. Ngomong apa?" Tanya Nara.

"Ke suatu tempat yuk." Kata Alga yang langsung menarik tangan Nara.

Saat didalam mobil, bukan keheningan yang bersamanya tapi senyuman dan canda tawa.

"Kita mau kemanan sih?" Tanya Nara penasaran.

"Makan dipinggir jalan."

"Makan? Gu–"

"Udah jangan nolak!" Potong cepat Alga.

Alga menepati janjinya, mereka makan dipinggir jalan dengan pemandangan malam yang dipenuhi cahaya. Ketika Alga bersama Nara dia bisa merasakan hangatnya sebuah cinta.

"Tadi mau ngomong apa?" Tanya Nara disela makannya.

"Nggak sabar ya?" Goda Alga.

"Penasaran aja."

Alga diam sejenak sambil menikmati makanannya.

Dia melihat kearah Nara " gue pengen tahu maksud dari senyuman Lo!"

Nara terkejut lalu melihat kearah Alga.

"Maksudnya gue nggak ngerti."

"Lo selalu senyum, bahkan saat keadaan sulit sekalipun Lo tetep senyum. Tapi senyuman Lo itu palsu!"

Nara terdiam kemudian dia menunduk

"Yang gue bisa lakuin cuman senyum. Gue nggak bisa ngerubah takdir apapun. Gue senyum karena dengan senyuman gue merasa tenang. Dan dengan senyuman gue merasa kalau gue bisa bangkit!" Dan tanpa sadar, Nara mengeluarkan setitik air mata di pipinya dan dengan cepat dia menghapusnya.

"Lo ada masalah apa?"

"Masalah yang nggak akan ada jalan keluarnya. Tapi gue nggak papa, terus maksud Lo nanya gitu ke gue pasti juga ada alasannya kan?" Kata Nara mengalihkan pembicaraan.

"Anu... Gue pengen aja bisa kayak Lo yang selalu ceria didepan. Gue pengen jadi orang yang bisa menyembunyikan kesedihan dengan senyum. Dan gue mau belajar sama Lo."

Nara tersenyum" nggak butuh belajar. Yang penting Lo ikhlas Nerima keadaan dan selalu sabar. Itu kuncinya!"

Alga menggangguk paham " terus gue penasaran kenapa Lo bisa kerja, bukannya Lo harusnya belajar?"

Nara kembali tersenyum" gue harus kerja buat bantu nyokap gue buat pengobatan adik gue."

"Emang bokap Lo kemana?"

Nara menunduk setiap kali ada orang yang mengatakan ayahnya kemana. "Dia udah meninggal sejak gue SD. Dan nyokap gue bilang, dia meninggal gara gara gue yang bandel. Mama nggak pernah  bisa Nerima kematian ayah. Setiap kali dia marah ke gue, mama selalu ngungkit masalah ayah. Dan buat gue frustasi, dan karena Mama yang suka boros, sekarang hutangnya dimana-mana dan gue yang harus banting tulang untuk bisa bayar hutangnya."

AlganaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang