###
Suara kelakson mobil yang begitu nyaring dan jalanan yang mulai dipadat. Nara berjalan dengan menuju tempat kerja tanpa semangat sedikit pun. Tubuhnya benar-benar kelelahan karena kemarin bedagadng mengerjakan PR.
Nara menoleh kebelakang, ketika dia melihat ada mobil yang diam-diam mengikutinya. Mobil itu juga berhenti, dan penumpangnya akhirnya turun.
"Alga?!" Pekik Nara.
"Hai, mau ketempat kerja? Barengan Yuk. Kebetulan kita searah." Katanya dengan senyum.
Nara menggangguk setuju, lagi pula dia juga lelah harus berjalan kaki.
Dalam mobil, dia dan Alga duduk berdampingan dibelakang. Sedangkan Zyan di kursi depan.
Nara begitu canggung ketika dia mengenakan baju seragam berbeda. Dia merasa seperti orang asing disini.
"Hm Lo jam berapa pulang kerja?" Tanya Alga setelah sekian lama. Diam.
"Ha? Oh, kadang nggak tentu. Tapi paling malem sih jam 11."
Alga manggut-manggut. "Besok kan hari Minggu, kita jalan yuk?! Kemana gitu. Sama Zyan juga. Ya kan Zyan?!"
"Hah? Gue? Iya!" Kata Zyan.
"Ta–pi gue hari Minggu sibuk. Paginya gue anterin adek gue kontrol dirumah sakit, terus kerja serabutan."
"Hari Minggu juga? Nggak ada hari libur?"
Nara menggeleng
"Kalau gitu gue bantuin lo kerja. Boleh? Kali ini gue sendiri?!" Seru Alga.
"Emang Lo bisa ?" Tanya Nara.
"Bi–sa lah, emang kerja apaan?" Tanya Alga ragu.
"Nanti Lo tahu sendiri." Kata Nara sambil tersenyum, lalu membuka pintu mobil karena sudah sampai.
"Iya lupa, makasih tumpangannya!" Kata Nara lalu berbalik menuju ke arah restoran.
Zyan menoleh kebelakang, "cewek penuh misteri." Katanya pada Alga.
Zyan berbalik ke posisi semula, kemudian Alga bisa menampakan senyumannya.
"Ra. Kok gue sering banget lihat Lo bareng cowok yang anter Lo tadi? Dia pacar Lo?" Tanya salah satu teman kerja Nara.
"Bukan..dia temen gue. Kenapa? Kok serius gitu nanya nya?"
"Nggak ada sih, yang gue denger nih, dia tuh terkenal banget disekolahnya. Namanya Alga kan ya?"
"Iya, kok Lo bisa tahu?"
"Siapa sih yang nggak tahu Alga. Dia salah satu pengusaha muda yang paling berhasil di Jakarta."
"Gue baru tahu."
****
Keesokan harinya, Nara dan Alga sudah berjanji akan bertemu depan restoran pukul 9 pagi. Dengan menggunakan angkutan umum, Nara pergi menuju tempat kerjanya."Tadaa!! Jadi gue bantu tetangga gue disini, upahnya lumayan, daripada dirumah nggak jelas."
"Ini? Kita bertani?"
"Iya, gimana menurut Lo?"
"Okelah nggak papa. Gue bisa."
"Eiitss.. nggak ini doang kok. Masih banyak yang gue kerjain. Jadi ayok sini." Kata Nara yang langsung menarik tangan Alga.
"Bu ini ada temen saya yang mau ikutan. Tapi dia juga pengen diupah kayak saya. Nggak papa Bu?" Tanya Nara pada tetangganya.
"Nggak papa atuh, saya seneng dapet bantuan, cakep pisan ."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alganara
Teen FictionAlgares adney Addison, sosok yang begitu melekat di Gracethenlia internasional school. Bukan karena tampan, tapi karena uang dan sifat. Menjadi miliader diusianya yang masih muda. Dan karena sifatnya yang tertutup dan tidak ingin berteman dengan sia...