bab 2

4.5K 419 43
                                    

Perjalanan itu terasa menyiksa dan panjang. Tubuh Junkyu dilempar begitu saja dengan kasar oleh bodyguard Haruto ke bagasi dan dikunci dari luar. Junkyu berusaha menendang, berteriak, meronta, tetapi pada akhirnya ia kelelahan dan kehabisan oksigen.

Menyadari bahwa ruang bagasi ini begitu sempit dan pengap dengan asupan oksigen yang semakin menipis, Junkyu terdiam. Ia berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar keras, campur aduk antara rasa takut dan ingin tahu, akan dibawa kemanakah dirinya?

Lama sekali Junkyu menunggu, sampai akhirnya mobil itu melambat. Terdengar suara pintu gerbang yang berat dibuka, lalu mobil itu melaju lagi, melambat, dan kemudian berhenti. Suara pintu mobil dibanting. Dan syukurlah, ada gerakan membuka bagasi.

Junkyu bersiap melompat dan menyerang siapa saja yang membuka pintu bagasi itu, lalu kabur. Ah ya Tuhan, semoga semudah itu. Pintu bagasi terbuka sedikit dan secercah cahaya masuk melalui celah yang hanya dibuka sempit.

"Kim Junkyu." itu suara Haruto dan lelaki itu memanggil namanya.

Wajah Junkyu langsung pucat pasi. Haruto sejak awal sudah mengetahui penyamarannya!

"Aku akan membuka pintu bagasi ini, tapi kau harus berjanji untuk bersikap tenang dan tidak memberontak." ada seberkas senyum di suara Haruto.

Kurang ajar. Haruto pasti dari tadi sudah menertawakan kebodohannya!

"Kau ada di rumahku dan perlu kau tahu, para pengawalku sangat tidak ramah. Kusarankan kau turun dengan sikap penurut dan tenang demi dirimu sendiri, karena para pengawalku mungkin akan melukaimu kalau kau bertindak bodoh."

Rumah Watanabe Haruto. Junkyu memejamkan matanya frustrasi. Dari informasi yang ia dapatkan, rumah Haruto terletak di atas tanah yang begitu luas di kawasan elite pinggiran kota. Rumah itu dipagari dengan pagar tinggi di sekelilingnya dan setiap akses masuk dijaga oleh pengawal-pengawal Haruto.

Tidak ada seorangpun yang bisa masuk ke area rumah ini tanpa sepengetahuan Haruto. Begitupun, tidak akan ada orang yang bisa keluar dari rumah ini tanpa seizin Haruto.

"Bagaimana Junkyu? Apakah kau berjanji untuk bersikap baik, dan aku akan mengeluarkanmu secara manusiawi. Atau kau memilih bertindak bodoh lalu mungkin aku akan mengikatmu dalam karung dan kusekap di gudang." suara Haruto di luar menyadarkan Junkyu dari lamunannya.

"Kenapa kau membawaku kemari?" gumam Junkyu penuh keberanian.

Terdengar suara Haruto terkekeh di luar sana, "menurutmu kenapa, Junkyu? Apa kau pikir aku semudah itu diracuni di tempat umum? Apa kau pikir aku tidak tahu kalau kau selama ini mengendus-endus mencari kesempatan untuk membalaskan dendammu?" suara Haruto terdengar dekat, "kau sudah bermain api," bisiknya, "sekarang saatnya kau untuk terbakar."

Pintu bagasi itu terbuka tiba-tiba dan Junkyu belum siap meronta. Lagipula, percuma meronta. Di belakang Haruto yang berdiri dengan pongahnya, ada beberapa bodyguard dengan tubuh kekar bertampang seperti batu.

Dan melihat tampang dan penampilan mereka, Junkyu tahu, mereka tidak akan segan-segan melukainya kalau Junkyu berbuat sesuatu yang sekiranya akan mencelakakan majikan mereka.

Haruto mundur selangkah, lalu mengulurkan tangannya setengah membungkuk, "Silahkan Tuan Puteri, biarkan aku membantumu keluar." gumamnya mengejek.

Junkyu menatap tangan itu lalu menggeram marah. Kurang ajar sekali iblis yang satu ini!

Dengan marah, ditepiskannya tangan Haruto dan ia berusaha keluar sendiri dari bagasi sempit itu meskipun sedikit kesulitan karena kaki dan tangannya kaku dilipat dalam ruangan sempit dan menempuh perjalanan entah berapa puluh kilo.

[M] Sleep With The Devil + Harukyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang