bab 18

3.1K 319 29
                                    

Hubungan mereka membaik kembali meskipun sedikit kaku.

Dan semakin bertambahnya usia kehamilannya, Junkyu menyadari bahwa ia menyayangi suaminya. Ya, Junkyu menyadarinya ketika ia merindukan Haruto saat lelaki itu tidak ada di sisinya

Astaga... merindukan Watanabe Haruto adalah hal terakhir yang ada dalam pikiran Junkyu. Tetapi itu memang terjadi.

Sembilan bulan telah berlalu, sekarang perut Junkyu sudah benar-benar buncit dan gerakannya menjadi lebih lamban. Junkyu bahkan sudah tidak bisa melihat lututnya sendiri karena terhalang perutnya.

Dengan lembut Junkyu mengusap perutnya, mungkin karena anak ini, mungkin juga karena perubahan hormon, Junkyu tidak tahu, yang pasti setiap ia ada di dekat Haruto, hatinya menjadi hangat.

Oh, Haruto tidak berubah. Masih sama. Begitu dingin, kaku, dan menakutkan bagi para pegawai dan rekan-rekan kerjanya, sekaligus begitu penuh kasih sayang di ranjang.

Gaya bercinta Haruto berubah sejak Junkyu hamil. Bahkan ketika usia kehamilan Junkyu beranjak semakin tua, Haruto tidak menyentuh Junkyu lagi. Dia hanya mengusap lembut rambut Junkyu sebelum tidur.

Dan meskipun masih belum kelihatan bisa menerima kehamilan Junkyu, setidaknya Haruto terlihat mencoba untuk lebih berkompromi.

Benarkah Haruto sebenarnya mencemaskannya? Benarkah Haruto sebenarnya tidak menganggapnya sebagai boneka pengganti Jasmine? Junkyu tidak tahu.

Memikirkan itu semua membuat dadanya terasa sesak teringat akan sikap Haruto selama kehamilannya. Haruto memang bersikap lembut dan baik kepadanya, tetapi Haruto selalu berpura-pura bahwa kehamilan Junkyu tidak ada.

Junkyu tahu Haruto selalu memperhatikannya. Pernah di suatu siang, ketika Junkyu membawa buku-buku yang berat untuk dibawa ke kamarnya, dari sekelebat matanya, Junkyu tahu bahwa Haruto sudah akan berdiri untuk membantunya mengangkat buku-buku itu, tetapi tertahan karena Yoshinori sudah lebih dulu membantunya.

Pernah juga Junkyu membaca buku tentang kehamilan dan persalinan di ranjang, tetapi Haruto malah terlihat tidak mau meliriknya dan berpura-pura tidur.

Junkyu juga teringat ketika kandungannya mencapai usia lima bulan, Haruto pernah memeluknya dalam tidur, mereka bercumbu siap bercinta, kemudian bayi itu menendang. Terasa kencang hingga menohok ke perut Haruto. Haruto langsung mundur, mengucapkan berbagai alasan dan beranjak pergi.

Sebegitu paranoidkah Haruto pada kehamilannya? Sebegitu takutkah Haruto pada bayi ini?

Bukankah keberhasilan Junkyu mengandung bayi ini hingga usia sembilan bulan tanpa permasalahan yang berarti sebenarnya sudah bisa membuktikan kepada Haruto bahwa Junkyu adalah calon ibu yang kuat dan sehat sekalipun dirinya adalah seorang lelaki?

"Padahal kau tidak tahu apa-apa, Nak." Junkyu mengusap perutnya dengan sayang, "maafkan ayahmu yang konyol itu."

"Tuan, ada yang ingin bertemu." Yoshinori tiba-tiba muncul dari balik pintu, mengalihkan Junkyu dari lamunannya.

Jihoon muncul di belakang Yoshinori, menggendong anak kecil yang begitu tampan, mungkin baru berusia dua tahun. Anak itu seperti malaikat dengan mata sipit cokelat pucatnya yang menyala-nyala, mata Yoonbin.

"Aku dengar tanggal kelahiran pangeran kecil ini sudah dekat, dua minggu lagi ya?"

Jihoon masuk, meletakkan Jiyoon dengan lembut di sofa dan memeluk Junkyu.

Sejak pernikahannya dengan Haruto, Junkyu bersahabat erat dengan Jihoon. Dan Haruto membiarkannya karena memang Jihoon adalah satu-satunya teman Junkyu.

"Bagaimana kondisimu, Kyu?"

Mereka duduk di sofa, berhadap-hadapan. Mata Jihoon menatap ke perut Junkyu yang terlihat membuncit.

[M] Sleep With The Devil + Harukyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang