bab 20 (selesai.)

5.4K 347 90
                                    

"Dan saat ini aku ingin berpisah."

Kau bilang waktu itu kau mencintaiku! Haruto ingin meneriakkan kata-kata itu di depan Junkyu. Ia begitu marah hingga jemarinya mengepal.

"Berani-beraninya kau mengajukan perpisahan kepadaku? Tidak pernah ada seorangpun yang bisa meninggalkan seorang Watanabe Haruto!"

Wajah Junkyu tampak sedih sekaligus kuat ketika membalas tatapan Haruto yang membara.

"Aku tidak bisa hidup hanya sebagai boneka pengganti seseorang. Aku juga punya kepribadian sendiri dan aku lelah, Haruto."

Kemarahan Haruto yang semula menggelegak langsung surut mendengar perkataan Junkyu.

Kenapa Haruto tidak menyadarinya? Yang diinginkan Junkyu hanyalah pengakuan bahwa dia bukanlah pengganti Jasmine. Hanya itu. Dan Haruto terlalu bodoh karena selama ini tidak menyadarinya.

Baiklah, jika memang itu yang diinginkan Junkyu, ia akan memberikannya.

"Ikut aku." Haruto menarik tangan Junkyu dan membawanya keluar kamar, ia setengah menyeret Junkyu yang kebingungan menuruni tangga, langsung menuju sayap kebun mawar itu.

Sayap rumah dimana lukisan Watanabe Jasmine terpasang rapi di balik pintu bernuansa emas.

Para pelayan tampak mengintip setelah mendengar keributan itu, bahkan Yoshinori juga muncul dari depan kemudian langsung mundur ketika menyadari bahwa Haruto membawa Junkyu ke sayap rumah itu.

Haruto berhenti menyeret Junkyu ketika mereka berada di pintu kamar emas itu.

"Kau ingin jawaban, bukan?"

Haruto melangkah masuk dan kemudian keluar lagi sambil membawa lukisan Jasmine yang semula tergantung di dinding. Lalu melangkah dengan langkah berderap marah meninggalkan Junkyu. Dengan segera Junkyu mengikutinya, ingin tahu apa yang akan dilakukan Haruto kepada lukisan itu.

Haruto melangkah ke halaman belakang, membanting lukisan itu ke tanah, dan ketika Junkyu menyadari apa yang akan dilakukan oleh Haruto, semuanya sudah terlambat.

"Jangan!"

Terlambat.

Haruto sudah melempar api ke lukisan itu, dan dalam sekejap api itu sudah membakar kanvasnya yang rapuh. Seluruh lukisan Jasmine yang sedang hamil muda dan tersenyum itu habis menjadi arang tipis yang kehitaman dilalap oleh api yang begitu ganas.

Junkyu berdiri terpaku, menatap sisa pembakaran itu dan menoleh untuk menatap Haruto dengan bingung, "Kenapa kau melakukannya?"

"Karena..."

Haruto tiba-tiba meraih Junkyu dan merenggutnya ke dalam pelukannya. Ciumannya kasar sekaligus mendamba, dan penuh oleh gairah. Bibir Haruto melahap bibir Junkyu seolah-olah akan mati kalau ia tidak mengecapnya. Lidahnya menjelajah dengan bergairah, mencicipi seluruh rasa manis milik Junkyu yang sudah lama tidak dicecapnya.

Haruto menumpahkan semua kerinduannya, amarahnya, dan rasa frustrasinya dalam ciuman itu. Sebuah ciuman menggelora yang hanya dilakukan oleh pasangan yang luar biasa merindu.

Ketika Haruto melepaskan ciumannya yang membara itu, tubuh Junkyu lemas hingga Haruto harus menopangnya. Dengan gerakan tegas, Haruto mengangkat dagu Junkyu dan menghadapkan ke arahnya.

"Karena dirimu, Watanabe Junkyu. Aku mencintaimu, sungguh mencintaimu. Sebagai Junkyu yang menjengkelkan dan keras kepala yang selalu menentangku."

Haruto melumat bibir Junkyu yang menganga takjub dengan penuh gairah. "Kau tersimpan di hatiku."

Dengan lembut Haruto membawa tangan Junkyu ke dadanya, "Hati ini dulu sudah kubuang jauh-jauh ke dasar, tapi kau membawanya ke permukaan lagi dan meletakkan dirimu disana. Aku tidak bisa mengeluarkanmu dari sana setelahnya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[M] Sleep With The Devil + Harukyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang