bab 12

3K 310 34
                                    

Haruto berdiri malam itu di tengah taman di depan rumahnya, berharap udara dingin bisa meredakan gairahnya yang membuat tubuhnya begitu panas.

Ditatapnya jendela kamar Junkyu di lantai dua. Jendela itu terbuka, dan cahaya temaram memantul dari sana, tampak begitu jelas. Haruto menatap jendela itu dengan frustrasi.

Junkyu ada di sana dan Haruto seharusnya bisa dengan mudah memilikinya. Tetapi sikap Junkyu seolah-olah membuatnya merasa menjadi bajingan menjijikkan kalau ia sampai memaksakan kehendaknya kepada Junkyu.

Haruto tertegun ketika melihat bayangan Junkyu terpantul dari jendela kamar. Sepertinya Junkyu berdiri di dekat lampu tidur di samping ranjangnya, karena bayangannya muncul dari gorden jendela bagaikan siluet gelap yang erotis.

Junkyu tampak sedang berjalan mondar-mandir di kamarnya, dan Haruto menatapnya dengan penuh minat.

Lalu Junkyu membuat gerakan membuka pakaiannya. Haruto menelan ludah, melirik ke sekelilingnya yang sepi, mulai merasa tidak nyaman karena membuat dirinya seperti seorang pengintip mesum yang mengintip siluet seseorang yang sedang berganti baju dengan penuh gairah.

Siluet Junkyu melepas kemejanya, dan tubuh bagian atasnya yang polos terpantul dalam bayangan gelap dengan bentuk tubuh yang menggoda.

Sialan! Haruto mulai mengumpat ketika bayangan Junkyu di jendela membuat gerakan mengangkat salah satu kakinya ke ranjang dan tampaknya melepas celana panjangnya.

Gerakan itu tampak sangat seksi di bawah sini, dan Haruto menggertakkan giginya dengan marah. Ia benar-benar siap meledak, dan Junkyu malah memperburuk keadaan dengan pantulan bayangannya di jendela –meskipun dia tidak sengaja.

Dan Haruto sungguh-sungguh siap meledak dalam arti yang sebenarnya saat ini mengingat kejantanannya sudah begitu keras hingga terasa menyakitkan.

Dengan geraman marah, Haruto melangkah terburu-buru menaiki tangga, membanting kakinya di setiap langkahnya, dibukanya pintu kamar itu dengan kasar. Matanya membara dan siap untuk bertengkar.

Haruto menemukan Junkyu sedang duduk di sofa, sudah berganti dengan pakaian tidurnya dan sedang membaca sebuah buku.

Junkyu mengangkat alis melihatnya, tampak begitu tenang, "Ada apa, Haruto?"

Haruto terengah menahan kemarahan, "Jendela itu!" tunjuknya marah, lalu melangkah lebar-lebar menyeberangi ruangan dan menutup kaca jendela itu dengan kasar, ia membalikkan tubuhnya menghadap Junkyu dengan posisi siap bertarung, "Lain kali tutup rapat-rapat jendela itu kalau sudah malam!" teriaknya marah.

Junkyu menatap Haruto bingung, "Memangnya kenapa?"

Karena aku melihatmu berganti pakaian, bagaikan siluet erotis dari bawah! Karena pemandangan itu membuatku terangsang sampai terasa nyeri! Karena...

Haruto berdiri dengan tatapan membakar, siap memuntahkan emosinya, tetapi kemudian menyadari bahwa ia hanya akan tampak bodoh kalau meluapkan apa yang ada di pikirannya.

Ditatapnya Junkyu dengan dingin dan mendesis pelan, "Pokoknya tutup jendela itu kalau sudah malam!" Dan dengan penuh harga diri, Haruto melangkah keluar dari kamar Junkyu, meninggalkan pintu berdebam di belakangnya.

***

Pagi itu tak seperti biasa, ada dua pelayan muda yang membereskan kamar Junkyu, sepertinya mereka orang baru. Junkyu masih duduk di sana selepas mandi dan membiarkan para pelayan itu membereskan ranjangnya.

Salah seorang pelayan itu menarik bed cover Junkyu, ia tampak memeriksa sepreinya, lalu berbisik-bisik satu sama lain dan tertawa cekikikan, ketika Junkyu menatap mereka dengan dahi berkerut, dua pelayan perempuan itu memasang muka datar dan bergegas pergi.

[M] Sleep With The Devil + Harukyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang