bab 17

3.5K 309 73
                                    

Kehidupan pernikahan mereka berlangsung seperti yang seharusnya. Setiap malam Haruto selalu menyentuhnya, gairahnya seperti tak pernah habis. Tetapi hanya saat itulah mereka bisa dekat.

Junkyu mengernyit menyadari bahwa ia hanya bisa dekat dengan suaminya ketika mereka bercinta.

Haruto memang berubah menjadi pribadi yang lebih baik, ia tidak pernah kasar dan memaksakan kehendaknya lagi. Haruto hanya mengangkat alisnya ketika Junkyu mulai membantah kata-katanya, kemudian melangkah pergi. Memilih menghindari konfrontasi.

Pernikahan mereka sudah berlangsung hampir dua bulan dan Junkyu masih merasakan ada yang mengganjal di hatinya. Ia menyadari bahwa landasan pernikahan ini sudah salah sejak awal. Hanya berlandaskan kontrak kerja yang dilapisi hasrat.

Belum lagi alasan yang tidak mau diakui Haruto, bahkan sampai sekarang ini : bahwa Junkyu hanyalah pengganti Watanabe Jasmine.

Junkyu tidak pernah lagi mengunjungi sayap rumah yang menyimpan lukisan Jasmine itu, dan Yoshinori bahkan sudah tidak pernah menyinggung tentang isteri pertama Haruto lagi.

Junkyu curiga bahwa Haruto melarang Yoshinori dan semua orang di rumah ini agar tidak lagi membahas masalah itu. Karena Haruto sendiripun tampak tak pernah menjelaskannya, Junkyu menjadi semakin bingung.

Akan seperti apakah pernikahan ini nantinya? Salahkah ia ketika menerima lamaran Haruto waktu itu? Dan satu lagi pertanyaan yang mulai mengusik hatinya, apakah ia mencintai Haruto?

Semakin Junkyu mencoba memikirkannya, semakin kepalanya terasa sakit. Ah, ia memang sering merasa pusing akhir-akhir ini, pusing yang aneh karena datang dan pergi tanpa tahu waktu.

"Junkyu?" Haruto tiba-tiba sudah ada di depannya, "kau kenapa?" Haruto mengernyit melihat Junkyu yang berjalan terhuyung-huyung sambil berpegangan di dinding lorong.

Junkyu mencoba berdiri tegak, tetapi pusing kali ini benar-benar menyerangnya dengan kuat sehingga tubuhnya oleng. Seketika itu juga Haruto langsung menangkapnya.

"Junkyu?" suara panik Haruto masih terdengar sebelum semuanya ditelan dalam kegelapan.

***

"Tuan Junkyu hamil."

Dokter tua itu mengernyit bingung, namun sedetik kemudian senyum tulus terlukis di bibirnya.

"Kehamilan pada seorang pria memang sangat jarang terjadi, dan sangat berbahaya. Tetapi, meski begitu, Anda patut mensyukuri anugerah ini. Selamat, Tuan."

Dokter tua itu menyalaminya dengan penuh semangat, "Akhirnya ada calon penerus keluarga Watanabe yang akan terlahir."

Haruto pucat pasi. Dokter itu terus berceloteh tentang kehamilan dan calon bayi mereka, tetapi yang ada di benak Haruto hanyalah mimpi buruk.

Mimpi buruk yang selama ini coba ia lupakan, tetapi sekarang kembali datang menghampirinya.

Haruto menyuruh Yoshinori mengantar kepergian dokter itu, dan kemudian Yoshinori kembali dan menatap Haruto dengan cemas. Lelaki itu tentu tahu apa yang berkecamuk di dalam hati tuannya.

"Dia hamil."

Haruto mengulang pemberitahuan dokter tadi, meskipun ia tahu Yoshinori sudah mendengarnya, ia hanya ingin mengucapkannya supaya benar-benar yakin bahwa mimpi buruk itu ternyata telah menjadi nyata.

"Kondisinya sangat sehat Tuan."

"Sehat katamu?!" Haruto membentak marah, "dia tadi pingsan di depanku, tampak pucat dan begitu lemah!"

"Tetapi Tuan Junkyu tidak sama dengan..."

"Diam!" Haruto menggeram marah, "Junkyu tidak boleh hamil!" serunya memutuskan.

[M] Sleep With The Devil + Harukyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang