04 - malu!

378 57 9
                                    

"woi, giliran gue njing"

"gue, babi" Ridho meraih benda kubus yang sebelumnya ada pada Yudi.

"apaansi, ini giliran gue" David merebut Rubik dari tangan Ridho

"apasi, tu rubik punya gue" ucap Adib, dia merampas benda itu, lalu sedetik kemudian, Ridho, Yudi dan David mendekat pada Adib dan menyerbu benda kubus yang ada digenggaman Adib.

Amar yang melihat aksi temannya tersebut hanya bisa menggeleng datar, sesekali sudut bibirnya berkedut menahan tawa karena umpatan yang saling dilemparkan temannya

Amar melirik Jae yang bersender di sofa sudut ruangan sambil bermain ponsel, Amar mendekat dan bernapas lega karena setidaknya masih ada satu temannya yang masih waras

"Jaehhhh" panggil Amar sambil menghempaskan tubuhnya disamping Jae

Jae melirik Amar sebentar lalu menatap ponselnya lagi.

enggak jadi! temennya emang gak ada yang waras

Amar mendengus lalu meraih gelas berisi sirup yang entah milik siapa, nanti juga bakalan koar-koar orangnya

"PUNYA GUE WOI MAR!!!"

tuh kan

Ashraf menghampiri Amar dengan muka yang sok garang

"bagi dikit" Amar meletakkan kembali gelas tersebut di atas meja

"dikit?!" Ashraf mengangkat gelasnya dan mendekatkan ke muka Amar "UDAH ABIS LO BILANG DIKIT?!"

"yaudah nanti gue buatin lagi" kata Amar malas

Ashraf yang biasa dipanggil Ucop itu menggelengkan kepalanya "gantinya, lo beliin gue starbuck sehari sekali dalam seminggu ini" ucapnya dengan sekali tarikan nafas

"aduh!" Ashraf mengaduh sambil mengusap keningnya yang dilemparkan kaleng soda oleh Amar

"starbak starbak palelu kotak" umpat Amar "sirup nyolong dikulkas Adib juga"

Ashraf nyengir, lalu melirik ke samping Amar "woy Jae, diem aje lo kaya patungnya merlin"

"hmm" balas Jae cuek

"jiah, untung gak di kacangin ya Cop" Amar menepuk bahu Ashraf

"emang bener, kalo gak ada wujudnya juga kayaknya bakalan rata sama tembok" nyinyir Ashraf

Ashraf duduk disamping Amar, meregangkan ototnya dan bersender disofa empuk milik Adib

"pada kemana Cop?" tanya Amar saat menyadari ruang tamu Adib yang tadinya ramai menyisakan tiga orang, termasuk dirinya

"ngadu gundu dibelakang" ucap Ashraf

emang, tadi mereka sempat bilang sama si Ucop kalau mereka mau ngadu gundu, tadinya Ashraf mau ikutan tapi ngelihat gelas berisi sirup racikkannya disentuh Amar dia malah murka

"eh Jae" panggil Ashraf membuat Jae berdeham untuk membalas panggilan Ucop

"denger-denger, lo deket sama anak Tiga ya?"

Jae yang sebelumnya sedang mengetikkan sesuatu diponselnya malah diam, bisa Amar lihat dari samping kalau wajah cowok basket itu memerah

Amar menahan tawa, sungguh pemandangan langka! Jae yang biasanya menebarkan aura dingin kini seolah-olah menghangat sampai pipinya memerah

"iya" jawab Jae pelan

"woah daebak, sapa namanya Jae? Merisa ya?" tanya Ashraf kepo

"Maisa" koreksi Jae

Ashraf mengangguk "Jae udeh dapet tuh Mar, masa lo kalah sama patung merlin sih?!"

~~~

Amar meletakkan sepatu converse nya dirak bawah tangga, kepalanya celingukan kesana kemari dan tertawa.g

mencari sosok sepupunya

seharusnya, jam segini Abel lagi duduk didapur, samping kulkas. Emang kebiasaannya setelah pulang ngampus dan minum air dia akan meringkuk duduk disamping kulkas sambil chatting sama kak Cantik

katanya sih hangat, sehangat pelukan kak Cantik yang memeluknya waktu lagi tour ke Sinabung. Amar gak tau gimana ceritanya mereka bisa sampai pelukan, intinya sepupunya bilang begitu

saat mau menuju tangga, Amar melihat sepupunya sedang berdiri membelakanginya dengan tangan kanan yang memegang handphone ditelinga nya.

entah apa yang dibicarain Abel ditelepon, tapi yang Amar dengar 'uang, main, terimakasih, dan belum'

Amar merebahkan dirinya dikasur, menatap langit-langit kamarnya kosong

pikirannya masih terpaku pada ucapan Ashraf tadi siang

seketika, Amar bingung, gelisah, dan gugup

cowok itu sesekali menggulingkan badannya kesana kemari mencari alamat.g

"gak apa-apa deh, gak ada salahnya nyoba" katanya entah pada siapa

Amar menyalakan handphone nya dan membuka aplikasi chatting. Dengan ragu-ragu, dia menekan kontak seseorang dan otomatis akan menampilkan roomchat nya dengan orang itu

sekali lagi, Amar menghembuskan napasnya, mencoba meyakinkan jarinya untuk mengetikkan sesuatu

Gege

Ge? |
Besok mau kafe suntae ga? |
18.46

"anjir, apaan banget deh" ucap Amar pelan

tapi ketika dia ingin mengklik 'delete for everyone' pesannya itu sudah ceklis berwarna biru!

"aghhhh malu!" Amar menyembunyikan kepalanya ke bantal dan mengintip sedikit dari celah matanya

tting!

amarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang