Jendral
| Baik - baik disana
jangan ngambek lagi
6.19 PMAmar hanya membaca pesan singkat itu tanpa berniat untuk membalas sama sekali.
lalu jarinya bergerak untuk membaca satu - persatu pesan yang belum dia buka dari kemarin
seminggu lagi masa liburannya habis dan dia harus kembali ke sekolah yang artinya, dia harus meninggalkan Raka lagi.
terhitung sudah empat hari Amar tinggal dirumah ini, rumahnya, dan kemarin dia memutuskan untuk tidur dikamarnya- karena sebelumnya dia tidur sama Raka
"ayah boleh masuk?"
Amar terlonjak, dia menatap sang ayah yang kepala nya menyembul dipintu kamarnya, lalu mengangguk
Fazril mendudukkan dirinya disamping Amar yang lagi meluk boneka baymax, menyembunyikan wajahnya disana
mereka canggung sekali, Fazril memerhatikan kamar Amar dengan teliti sambil mengangguk - angguk pelan. Padahal, hampir setiap hari dia kesini sebelum Amar belum kembali kesini tentunya
dia menatap Amar gemas yang sedang memeluk boneka kesukaannya. Bagi Fazril, Amar itu seperti Raka karena tubuh mereka hampir sama
"kamu udah gede ya" Fazril mengusap kepala Amar dengan sayang, membuat Amar menatap Fazril
"udah bisa kabur - kabur an" lanjutnya, Amar nyengir
"aku kesel sama dia yah" gerutu Amar
"kesel nya sama dia kok marah nya sama Ayah, sampai gak mau ketemu segala"
Amar menunduk "maaf ya Yah, abisnya kalo liat Ayah jadi keinget dia"
Fazril merengut "emang nya Ayah mirip sama dia?"
"ya enggak lah, tapi Ayah kalo ngomong sama dia lembut banget, Amar gak suka"
"dia perempuan Mar, masa Ayah kasarin sih?"
"au ah yah" Amar meraup wajah nya, hal yang sering dia lakukan ketika kehilangan kata - kata. Fazril terkekeh
"jadi, Ayah udah dimaafin kan?"
Amar menggeleng tidak percaya "seharusnya Amar yang minta maaf, seharusnya Ayah marah sama Amar" kata Amar dengan mata bulat nya yang berair
"Amar minta maaf ya Yah, dua tahun ini Amar jadi suka kesel sama Ayah, padahal bukan salah Ayah, Amar juga minta maaf karena udah pergi tanpa bilang - bilang Ayah, Amar anak durhaka ya Yah?"
Fazril mengerjap, bibir nya berkedut menahan untuk tidak tertawa karena kalimat terakhir Amar. Dia meraih bahu Amar dan merangkulnya dari samping
"kamu itu anak Ayah yang durhaka, pengen Ayah kiloin di pasar loak
tapi gak ada yang bisa gantiin kamu, gak ada anak yang sedurhaka kamu, kabur dari rumah gara - gara kesel sama Ayahnya"
mata Amar yang berkaca - kaca sudah mengeluarkan air mata, teramat sedih mendengar Ayahnya mau jual dirinya ke pasar barang bekas. Melihat itu, Fazril tertawa
ayah yang durhaka
Fazril mengambil boneka Amar, meletakkan diatas kasur dan memeluk anaknya dengan sayang "cengeng" gumam Fazril, membuat Amar mengapus air matanya dengan cepat
"kamu tinggal disini kan sekarang?" tanya Fazril saat pelukkan mereka terlepas beberapa menit lalu
Amar menatap Fazril ragu - ragu "kan seminggu lagi masuk sekolah Yah" katanya pelan