1 : Freedom

2.9K 418 1K
                                    

Warning : Banyak kata-kata kasar. harap pembaca bijak dalam menyikapi.

^^^

"Mati saja kau bangsat!" Dengan satu pukulan terakhir yang pemuda itu layangkan kelawannya mampu membuat lawannya pingsan dengan wajah babak belur.

"Cih, merepotkan sekali." Pemuda itu membersihkan bercak darah di tangannya, jelas itu bukan darahnya tapi darah lawannya.

Ia berjalan santai ke arah sahabatnya yang sedari tadi hanya menonton dengan damai aksi dirinya yang habis menghabisi anak orang.

"Huh, namja yang malang," celetuk sahabatnya, Kim Taehyung. Ia menatap  tubuh tergeletak yang sial ya masih bernyawa itu.

Pemuda itu menyibak surai abu-abunya kebelakang, Menetralkan nafas yang sedari tadi berhembus terlalu cepat. mengambil kunci dan berjalan dengan santainnya ke arah mobil lamborgini veneno berwarna matte black yang terparkir di depan sebuah gedung tua yang ia jadikan markas.

"Yak! Park Jimin! Mau kemana kau?" Ya, pemuda itu adalah Park Jimin.

"Kemana saja yang penting tidak melihat tubuh mengenaskan itu yang membuatku muak."

"Tapi apa kau tega meninggalkan orang itu disini sendiri?"

"biar saja, nanti juga dia bangun. Kalau tidak bangun berarti dia mati."

"Tap–"

"Banyak omong!, kau tidak mau ikut? Yasudah." Jimin memasuki mobilnya, disusul Taehyung yang dengan cengiran khasnya juga memasuki mobil Jimin.

Sekarang Jimin sudah berada di sebuah bar terkenal di kota seoul milik keluarga Taehyung. Taehyung cukup kaya, hanya saja kekayaanya masih jauh dibawah Jimin. Tapi itu tak membuat dia jatuh miskin hanya karena mengeluarkan uang miliaran. 12 tahun berteman dengan Jimin membuat Taehyung juga ahli dalam bela diri, ia memegang sabuk hitam setidaknya itu cukup melumpuhkan lima orang lawan dalam waktu kurang dari sepuluh menit.

Kalau Taehyung saja semengerikan itu di area perkelahian, apalagi dengan jimin yang bisa melumpuhkan musuhnya berkali kali lipat dari taehyung? Pemuda itu mengusai ilmu bela diri sejak kelas 3 SD, dan sampai sekarangpun ia masih melakukan pembelajaran lagi.

"Bibi Nam! aku pesan seperti biasa." Bibi Nam adalah Bartender langganan Jimin, Jelas wanita itu sangat tahu apa yang selalu Jimin pesan.

"Kau sendiri? biasanya dengan Taehyung." Bibi Nam memberikan pesanan Jimin.

"Dia Kuturunkan di jalan." Jimin berujar datar sambil menegug coktailnya

flashback on

Jimin memang niat ingin menuju bar tempat langgananya, tapi sebelum sampai disitu sorot mata sejam elangnya menangkap seorang Gadis belia dan seorang wanita lansia sedang diminta uang paksa oleh pereman diderah situ. Bahkan dagangan gadis itupun sudah berserakan karena amukan preman.

Jimin memang cuek, tapi bukan berarti dia tak peduli pada hal-hal yang seharusnya dia pedulikan.

"Tae, cepat turun!"

"Nanti saja, aku sedang malas membantu." Taehyung sudah hafal betul kalau Jimin menyuruhnya turun dipinggir jalan pasti karena Jimin melihat suatu hal yang seharusnya tak pantas dilakukan. Dialah yang selalu turun tangan mengikuti perintah Jimin, padahal Jimin bisa sendiri melakukannya hanya saja Jimin terlalu malas untuk mengeluarkan tenaganya. Jadi Dia menyuruh Taehyung.

"Turun, atau mati?"

"Yak! Baik aku turun." Dengan malas Taehyung bergerak keluar mobil. Taehyungpun tau kalau dia menolak juga pasti Jimin akan mengancam, tapi tetap ia lakukan untuk sekedar basa basi kali saja Jimin sedang baik hati tidak memaksa, tapi Jimin yang baik hati hanya didalam mimpi. Dan mau tidak mau Taehyung harus mau, mengerang kesal karena dirinya berakhir jalan setelahnya ke bar, memang tidak jauh hanya berjarak 100 meter untuk ke bar.

SCINTILLA ; MINYOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang