13 : Unpredictable

490 120 33
                                    

Akhirnya hari weekend datang juga. Sesuai rencana, Jimin, Jihoon, Yoongi, dan Daniel pergi ke Lotte World untuk bersenang-senang. Mungkin Jihoon dan Daniel bisa berfikir kalau ini double date tapi tentu tidak untuk Yoongi. Yoongi berfikir ini seperti di neraka. Panas sekali, apalagi pemandangan didepannya adalah Jihoon yang terus menggelayuti lengan Jimin. Dan Jimin juga biasa saja, tidak menolak.


"Jimin! Kita kesana, yuk!" Jihoon menunjuk permainan Bianglala.

"Eh, Yoongi eonni dengan Daniel oppa berdua kan? Biar aku pesankan 2 tiket ya?"

"Tid–"

"Iya pesankan. Eh aku juga ikut mau membeli makanan!"

Tinggallah Jimin dan Yoongi berdua di sini, di depan pagar sepinggang yang melingkar untuk melindungi anak-anak agar tidak sembarangan mendekati bianglala.

Hening, tidak ada yang membuka suaranya. Biasanya Yoongi tidak secanggung ini kalau berdua dengan Jimin. Tapi semenjak insiden di kafe ketika Yoongi mengenalkan Daniel sebagai kekasihnya. Yoongi jadi sedikit canggung kalau berbicara dengan Jimin. Padahal Jimin saja biasa saja.

Jimin akhirnya menjadi yang pertama membuka suara, "Kau tidak ikut membeli makanan juga?"

"Tidak perlu, Daniel pasti membelikannya untukku."

Jimin diam, tidak berniat membalasanya lagi. Lalu kemudian ia mengecek jam lewat arloji yang bertengger di pergelangan tangan kirinya. Sudah pukul dua, mereka berangkat dari pukul tujuh. Rajin sekali memang.

Yoongi meringis, memegangi perutnya yang terasa nyeri akibat belum mengisi perutnya sama sekali sedari pagi.

Jimin memperhatikan gerak-gerik Yoongi yang kesakitan, "Kau kenapa?"

"Tidak apa-apa."

"Kau sudah makan?"

Yoongi menggeleng.

"Dari pagi?"

Yoongi mengangguk.

Tanpa aba-aba, Jimin langsung menarik tangan Yoongi.

"Yak! Kita mau kemana, Jim?"

"Makan, mag mu itu akan semakin parah kalau dibiarkan, bodoh!" Yoongi meringis, bagaimana Jimin bisa tahu kalau dia punya penyakit mag yang cukup kronis? Benar-benar tidak bisa ditebak.

Jimin merutuki kebodohan Yoongi yang bisa-bisanya menyepelekan penyakit, apalagi penyakit mag. Kalau di biarkan sedikit bisa bahaya. Jangan tanya kenapa Jimin bisa tahu, sebenarnya dia hanya tahu sedikit. Dan tadi pun dia hanya asal berbicara, tapi ternyata benar.

.

.

Jimin membawa Yoongi ke restauran terdekat. Sekarang mereka disini, duduk berhadapan disebuah meja persegi panjang.

"Pesan saja yang kau mau, perut kecilmu itu butuh makanan!"

"Kau tidak makan?"

"Aku tidak lapar." Jimin menjawab datar.

"Apa selama ini kau makan itu menunggu lapar? Kalau begitu mulai sekarang dirubah! Kebiasaan seperti itu tidak baik! Kita memang tidak merasakan lapar tapi sebenarnya perut kita kosong."

"Yang penting aku tidak sebodoh, kau!  Sudah tau punya penyakit, masih saja bersikap seolah-olah penyakitmu bukan hal serius."

"Tapi kan sekarang aku akan makan."

SCINTILLA ; MINYOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang