11 : Worry

541 140 48
                                    

Hey, vote dulu beb.

•••

Kalian percaya cinta pada pandangan pertama kan? Sama seperti yang Jimin rasakan. Mungkin waktu pertama kali bertemu Yoongi, Jimin tidak menyadari kalau saat itu ada rasa didalam hatinya yang mulai tumbuh. Dia menerima semua perlakuan gadis itu padanya, ketika Yoongi menyentuh tubuhnya, ketika Jimin pertama kali akrab mengobrol dengannya. Selama ini Jimin selalu cuek dan tak peduli dengan mahluk yang disebut wanita. Selama ini Jimin selalu mengacuhkannya, banyak wanita yang mendekatinya tapi Jimin selalu menutup diri.

Tapi, ketika Yoongi datang dihidupnya. Jimin santai-santai saja, tidak menolak. Sebenarnya Jimin juga sudah merasa ada yang aneh dengan dirinya. Sebenarnya Yoongi itu apa? Siapa? Kenapa hanya dengan waktu yang singkat bisa membuat Jimin mencintainya? Aneh, ini benar-benar aneh.

Lalu, Jimin harus apa sekarang? Sekarang Jimin sudah terang-terangan mengakui kalau pemuda itu mencintai Yoongi. Tapi pahamilah kalau Jimin baru pertama kali merasakan ini. Dan Jimin tidak tahu bagaimana caranya berkencan.

"Beritahu aku bagaimana caranya berkencan?" Jimin datang langsung saja masuk tanpa permisi dulu ke dalam rumah besar milik Seokjin. Sebenernya ia ingin bertanya kepada Namjoon soal ini, tapi Namjoon bilang dia sedang berada di rumah kekasihnya. Seokjin tinggal sendiri, dan kalau ada Namjoon berarti mereka hanya berdua, hey jangan berfikir macam-macam, gitu-gitu Namjoon masih tau batasannya.

Jimin memilih Namjoon untuk menjadi tempat curhat dadakannya. Kenapa tidak Taehyung? Karena Jelas Namjoon lebih berpengalaman daripada pemuda itu. Kalaupun Namjoon tidak berpengalaman, Jimin tetap akan memilih pemuda itu karena otaknya lebih cerdas dari Taehyung. Sarannya masuk akal, tidak seperti Taehyung yang jangankan memberi saran, berbicara saja pasti tidak nyambung dengan topik. 

"Yak! Park Jimin. Berhenti seenaknya!" murka Seokjin, saat mengetahui rumahnya dimasuki oleh pemuda lain tanpa ijin.

Jimin mendengus malas, tidak takut dan bahkan dia tidak peduli. Dia langsung saja menyambar minuman yang dibawa Seokjin yang sebenarnya untuk Namjoon lalu meminumnya hingga tandas. Namjoon biasa saja, toh Park Jimin memang begitu, mau bagaimana lagi.

"Jooniee! Ajarkan temanmu sopan santun!" Seokjin berteriak kesal kepada Namjoon, itu kan minuman special yang dibuatnya untuk kekasih tercintanya. Tapi malah diminum Jimin seenaknya.

Jimin mendengus, "Berisik bangsat! Aku sedang ingin berbicara dengan Namjoon. Kau diamlah."

Seokjin dan mulutnya memang tidak bisa dikompromi, berisik sekali. Dan Jimin heran kenapa Namjoon bisa sekuat itu. Jimin pikir ini alasan Namjoon selalu jarang menyahut ketika dipanggil olehnya, mungkin gendang telinganya sudah pecah.

"Sudah-sudah, Sayang boleh kan aku berbicara sebentar dengan Jimin?" Namjoon menatap Seokjin

"Tidak boleh, kecuali aku ikut. Aku tau Jimin ingin mengajak kencan Yoongi kan? Yoongi itu sahabatku, aku tau semua tentangnya. Rugi jika kau tidak mengajakku juga."

Berakhir mereka bertiga duduk di ruang tamu rumah Seokjin, acara kencan Namjoon dan Seokjin terpaksa ditunda karena Jimin.

"Jadi kau benar-benar ingin mengajaknya kencan?" Seokjin yang paling semangat daripada kedua pemuda berbeda umur itu. Dia lah yang paling senang karena akhirnya sahabatnya Yoongi ada yang mengajak kencan. Ey, tapi bukan berarti tidak ada, hanya saja mereka ditolak mentah-mentah oleh Yoongi. Dan Seokjin yakin Jika Jimin tidak akan ditolak oleh Yoongi.

"Ya, dan cepat ajari aku caranya yang paling lazim untuk berkencan."

Sepasang kekasih itu saling berfikir, mencari ide yg masuk akal.

SCINTILLA ; MINYOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang