8 : me, why?

630 183 251
                                    

"Yoon, kau bertemu dengan Jimin sewaktu di pesta tahun baru kan?" Tanya Seokjin, sekarang Yoongi sedang berada di rumah Seokjin. Gadis itu bosan dirumahnya, hari ini tidak ada kelas, dan tidak ada pekerjaan karena hari ini libur entah kenapa.us sedikit bercerita tentang hubungannya dengan Daniel.

Yoongi menoleh, menatap Seokjin sambil mengerutkan dahinya heran seolah-olah bertanya 'bagaimana kau bisa tau?'

"Kau pasti heran kenapa aku tahu kan?. Tentu saja aku tau, Jimin sendiri yang bercerita padaku dan juga Namjoon kalau dia bertemu kau."

"Jimin temanmu?"

"Lebih tepatnya teman Namjoon."

"Jadi, bagaimana?"

"Bagaimana apanya?" Lalu Seokjin menjawab, bagaimana Jimin menurut Yoongi. Apakah tampan? Ah kalau tampan sudah tidak diragukan, dan Yoongi juga pasti akan mengakui.

"Jimin? Dia ya seperti laki-laki pada umumnya. Tapi dia tidak terduga"

"Maksudmu dia gampang berubah-ubah sifatnya kan?" Yoongi mengangguk. Lalu dia menjelaskan kalau pertama kali bertemu dengan Jimin, pemuda itu sangat menyebalkan, bahkan perkataanya sangat kasar. Tapi kedua kali bertemu dengan Jimin, pemuda itu baik sekali. Yoongi juga bingung sendiri.

"Ah ya, masalahmu dengan Daniel. Bagaimana?"

"Tidak ada masalah eonni. Hanya saja aku takut Daniel menyukaiku."

Seokjin tertawa "Kau percaya diri sekali Yoon."

Yoongi mendengus "Bukan begitu."

"Iya-iya aku mengerti. Sekarang ku tanya, kau mencintai dia atau tidak?."

Yoongi menggeleng, "Katamu kalau kita jatuh cinta dengan seseorang pasti kita selalu memikirkannya, lalu kalau kita didekatnya pasti hati kita berdebar, kita juga merasa senang bila bersamanya. Tapi aku tidak merasakan itu sama sekali eonni."

Yoongi tidak pernah merasakan hal itu semua dengan Daniel. Hampir dua tahun dia berteman dengan pemuda itu tapi dia tak pernah merasakan apa-apa. Entahlah, padahal Daniel Tampan. Tapi Yoongi tidak menyukai pemuda itu. Lagi pula dia tida ingin menyukai pemuda itu, dan merusak pertemanannya dengan pemuda itu.

"Aku takut eonni, kalau Daniel menyukaiku dan mengungkapkan perasaanya padaku nanti aku harus bagaimana?. Aku tidak ingin menyakiti hatinya. Tapi hatiku juga tidak bisa dipaksakan."

"Memangnya kau sudah yakin kalau Daniel menyukaimu?"

"Aku dengar dari beberapa teman dekatnya, dan kode-kodenya selama ini. Aku tidak bodoh untuk tidak mengerti akan kode-kode dan perlakuannya padaku." Lalu Yoongi menceritakan tentang percakapan terakhirnya dengan Daniel dan Jihoon di kafetaria tempat kerjanya.

Seokjin berfikir sejenak, "Berarti kau tidak boleh membiarkan Daniel mengungkapkan perasaanya padamu."

"Jadi aku harus menghindar, begitu?"

Seokjin mengangguk "Tapi jangan terlalu terlihat. Dan kau juga tidak boleh mengiyakan ajakannya lagi. Dengar Yoon, ini untuk kebaikannya."

"Apa aku terlihat jahat eonni?"

"Kau mau hubunganmu tetap baik-baik saja kan?." Yoongi mengangguk, "Yasudah, ikuti kataku." Yoongi tidak terlalu yakin dengan perkataannya Seokjin, tapi apa salahnya mencoba.

Kebanyakan kalau berteman dengan lawan jenis pasti melibatkan perasaan, entah keduanya atau salah-satunya. Bagus jika keduanya, kalau salah-satunya? Pasti malah menghancurkannya. Dan Yoongi tidak mau itu terjadi, bagaimanapun Daniel adalah satu-satunya teman laki-lakinya. Yoongi sudah menganggap Daniel sebagai kakaknya.

SCINTILLA ; MINYOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang