bagian 5

416 17 0
                                    

Salsha menuruni anak tangga satu persatu dengan sedikit tergesah gesah.

"Bund...bunda.."

"Iya cha, ada apa?"

"Bunda di mana?"

"Dapur cha"

Kemudian salsha menghampiri bundanya yang berada di dapur.

"Bunda ada lihat foto gak?"

"Foto yang mana?"

"Itu, foto salsha sama aldy bund"

"Bukanya foto itu ada di meja belajar kamu yah?"

"Bukan yang itu bun"

"Terus yang mana?"

"Fotonya yang berukuran kecil, salsha sengaja buat dua biar yang satu di simpan di rumah dan yang satu lagi salsha bawa jika salsha kemana mana"

"Bunda gak pernah liat cha, coba kamu ingat ingat kembali terakhir tuh foto kamu simpan di mana"

"Perasaan salsha simpan di dompet salsha deh bun"

"Trus dompetnya udah kamu periksa belum?"

"Udah tapi gak ada"

"Mungkin kamu salah simpan atau mungkin fotonya jatuh"

"Gak mungkin salsha salah simpan, bisa jadi sih tuh foto jatuh"

"Tolong bantuin cari dong bun"

"Bunda lagi masak cha"

"Yaudah deh"

"Kemudian salsha kembali ke lantai atas untuk mencari foto itu lagi. Tapi sebelum itu ia menuju kamar adiknya terlebih dahulu, mungkun saja adiknya melihat foto tersebut.

"Biy...biya buka pintunya". Sembari mengetok pintu kamar sang adik. Tak lama kemudian pintupun terbuka menampakan sang adik.

"Kenapa kak"

"Kamu ada lihat foto gak"

"Yang mana?"

"Foto yang sama dengan foto yang kamu lihat di meja belajar kaka"

"Emang fotonya ada dua yah kak"

"Iya, kamu liat nggak?"

"Gak liat"

"Bantuin kaka cariin dong"

Mengangguk dan mulai mengikuti langkah salsha untuk mencari foto tersebut. Mereka mulai mencarinya dari kamar salsha terlebih dahulu berlanjut ke kamar biya, ruang tamu, ruang tengah, halaman belakang, halaman depan, dan berakhir di dapaur. Tapi semuanya sia sia karena foto tersebut tidak di temukan juga.

"Biya capek kak"

"Bantun dong dek"

"Mau di cari kemana lagi sih kak. Semua sudut di rumah ini sudah kita cari semua tapi apa?. Gak ada kan?"

"Udah lah kak mending kita istirahat aja dulu lagian kan masih ada foto yang satunya"

"Ini kenapa kok ribut ribut sih?" Tanya bunda yang muncul dari arah dapur.

"Gini bun sedari tadi biya dan juga kak salsha nyariin foto, tapi kita gak nemuinya juga. Kita uada keliling rumah ini juga gak dapat dapat. Yaudah biya cape dan mau istirahat tapi kak salsha bilang harus nemuin itu foto."

"Istiraha aja dulu kak, lagian kan kalian uadah nyari keliling kan?"

"Iya...tapi kan bund..."

"Udah kalau fotonya gak ketemu, kan kamu masi ada satu lagi"

"Salsha ke kamar dulu, kalau kalian gak mau bantuin salsha cari tuh foto salsha bisa cari sendiri kok?"

"Berlalu kekamarnya dengan sedikit kesal dan juga kecewa"

"Kak, maksud bunda bukan begitu..."

Semenjak kejadian tadi salsha mengurung diri di kamar dan tidak mau keluar sekalipun untuk makan.

Kini waktu sudah menunjukan pukul 19:15 tapi salsha tak mau keluar juga dari kamarnya. Dan sepulang sekolah tadi salsha belum sedikitpun mengisi perutnya dan sekarang ia sudah merasakan yang namanya kelaparan.

"Salsha mana bun?". Tanya ayah kepada bunda.

Sekarang mereka telah melangsungkan makan malam. Akan tetapi makan malam kali ini begitu berbeda. Karena mereka kekurangan satu anggota yaitu salsha.

"Di kamar"

"Kok gak di ajak makan sih?"

"Tadi biya barusan ngajakin makan tapi dia gak mau makan yah?"

"Kenapa?"

"Ngambek yah"

"Ngambek kenapa?"

"Tadi mereka nyariin fotonya dia dan aldy yang hilang. Tapi mereka uadah keliling keliling untuk mencarinya. Dan fotonya gak ketemu juga"

Kemudian ayah berdiri dari duduknya untuk menuju kamar salsha.

"Bun, siapin makan buat salsha. Biar ayah yang bawain ke kamarnya"

Kemudian bunda langsung saja mengikuti arahan dari ayah dan setelah selesai bunda memberikanya kepada ayah.

"Ini yah"

Dan di terima oleh ayah.

"Eehh... yah, jangan merah marah yah sama salsha"

"Iya...bund"

Setelah itu ayah pun berlalu ke kamar salsha. Setelah sampai di depan pintu kamar salsha ayah langsung saja mengetuk pintu kamarnya.

"Sal...buka pintunya ini ayah nak". Dengan suara yang begitu lembut. Akan tetapi tidak ada sahutan dari dalam dan ayah mencoba untuk membuka pintunya dan ternyata pintu tersebut di kinci.

Salsha yang mendengar suarah ayah langsung saja merebahkan tubuhnya untuk berpura pura tidur.

"Bun bisa tolong ambilin ayah kunci serep". Teriak ayah dari lantai atas.

Bu da yang sekarang tengah makan bersama biya. Langsung saja berdiri dan mengambilkan kunci yang di maksud ayah tadi. Dan membawakanya.

"Ini yah"

"Makasih bun"

Setelah itu ayah langsung membuka pintu kamar tersebut.

"Udah tidur yah"

"Cha...bangun dulu yuk, makan malam dulu. Ini ayah bawakan makanan buat kamu." Ucap ayah dengan lembutnya

"Enggg... ayah,"

"Bangun dulu, kamu harus makan"

"Salsha gak lapar yah". Ucapnya berbohong.

"Pokoknya kamu harus nakan dulu"

"Gak...salsha gak mau makan" dan melanjutkan tidurnya tanpa memperdulikan sang ayah.

"Yaudah nasinya ayah taruh di sini yah, jangan lupa di makan"menyimpanya di nakas.

"Hhmm"

"Setelah kepergian ayah dan bu danya. Salsha berniat untuk memakan nasi tersebut akan tetapi karena rasa kantuk yang menghampirinya terlebih dahulu membuatnya lupa dengan niatnya. Dan tertidur pulas sampai esok paginya.





dia yang ku tungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang