Happy Reading All
Jangan lupa di VOTE yaaa...
Bintangnya gratis lhoo ⭐⭐⭐
Axel POV
"Tempat ini..." gumamku
Aku masih mengikuti Kirana, berjalan dibelakangnya, hingga langkah kakinya berhenti di depan pusara kedua orangtuanya. Kirana meletakkan buket bunga di makam kedua orangtuanya yang letaknya berdampingan. Aku memperhatikan Kirana dari belakang pohon yang jaraknya hanya beberapa meter dari tempat Kirana saat ini.
"Hai ma-hai pa, Kiran datang." Aku melihat Kirana menyapa almarhum orang tuanya seraya mengusap makam keduanya, "Maaf Kirana datang sore hari, karena tadi Kiran mampir dulu ke panti asuhan, bermain dengan anak-anak disana." kata Kirana dengan senyum manisnya
"Ma-pa, tadi pagi aku..." Kirana terdiam sesaat, "melihat Tuan Axel dan Tuan Theo berpelukan, jujur saja Kiran sangat terkejut. Karena Kiran tidak pernah secara langsung melihat dua orang pria muda saling berpelukan, kecuali jika mereka sahabat baik." Aku jelas mendengar Kirana membicarakanku, seperti anak kecil yang mengadu kepada orang tuanya
"Tapi mereka berdua jelas bukan sahabat baik, melainkan mmm... pasangan. Itu sebabnya, Kiran selalu meminta ijin keluar rumah jika Tuan Axel dan Tuan Theo sedang bersama di rumah. Kiran ingin memberikan mereka berdua waktu privasi." Aku menghembuskan napasku perlahan setelah mendengar ucapan Kirana
"Baiklah, Kiran tidak akan membicarakan Tuan Axel dan Tuan Theo lagi. Itu urusan peribadi mereka berdua." kata Kirana seraya tersenyum, tapi hanya sesaat, lalu aku memperhatikan raut wajahnya yang tiba-tiba berubah sendu, "Kiran kangen mama dan papa. Kiran ingin merasakan pelukan mama dan papa." mata Kirana berkaca-kaca menahan tangis, dan jujur saja aku pun yang mendengarnya dapat merasakan kerinduan dari ucapan Kirana
"Sudah sore, Kiran pamit pulang ya ma-pa. Minggu depan, Kiran akan datang lagi kesini, mengunjungi mama dan papa." pamit Kirana seraya bangkit berdiri dan membawa dua buket bunga lagi ditangannya
Kemudian aku melihat Kirana berjalan menghampiri pusara yang lain. Tunggu sebentar, pusara itu... Mustahil! Itu pusara kedua orangtuaku! Pusara kedua orangtuaku berada tepat di seberang pusara kedua orangtua Kirana.
Ada apa ini? Apa Kirana mengenal kedua orangtuaku? Apa selama ini Kirana mengetahui tentang keluargaku? Atau, mungkinkah Bik Ani yang memberitahukannya kepada Kirana? Ada begitu banyak pertanyaan berkecamuk dikepalaku.
Kirana meletakkan buket bunga yang dibawanya ke pusara kedua orangtuaku seraya tersenyum hangat.
"Selamat sore Tuan Albert dan Nyonya Elsa. Saya datang lagi mengunjungi Tuan dan Nyonya." kulihat Kirana menyapa kedua orangtuaku
"Datang lagi? Itu artinya, Kirana sudah pernah datang ke makam orangtuaku?" batinku
"Maaf Tuan dan Nyonya, saya mengunjungi kalian di sore hari. Kabar Tuan Axel baik-baik saja, belakangan ini saya selalu membawakan makan siang untuk Tuan Axel, agar beliau tidak melewatkan makan siangnya. Saya akan memperhatikan dan menjaga Tuan Axel, seperti yang pernah dilakukan oleh Bik Ani." ucap Kirana dengan senyum manis
"Sudah sore Tuan dan Nyonya, saya pamit dulu, dan saya akan mengunjungi Tuan dan Nyonya lagi." Kirana bangkit berdiri dan pergi dari tempat pemakaman
Setelah melihat Kirana pergi, aku menghubungi orang kepercayaanku. "Halo Erick. Dapatkan segera semua data tentang Kirana Putri, keponakan dari Bibik Anjani yang pernah bekerja untuk keluargaku. Aku ingin malam ini data itu sudah aku dapatkan darimu." perintahku tegas tak terbantahkan
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT TIME [END]
Romance[ADULT ROMANCE 21+] "Menikah denganku." ucapnya seraya menyodorkan cincin cantik didepanku, tunggu sebentar, ucapannya seperti bukan permintaan tapi lebih kepada perintah untuk menikah dengannya "Jangan bercanda dengan pernikahan, Tuan. Pernikahan b...