HAPPY READING
^_^
🔞
Tekan BINTANGnya GRATIS ⭐⭐⭐
Axel POV
Aku mengerjapkan mataku, merasakan tubuhku yang lebih bugar karena tidur lelapku semalam. Aku menoleh ke samping, tersadar karena ada seseorang di sebelah kiriku, seulas senyum tersungging dibibirku. Gadis disampingku ini masih tertidur nyaman dengan tangan kiriku yang dijadikannya bantal. Perlahan, aku menggerakkan tubuhku ke samping, berhadapan dengannya, dan mensejajajarkan wajahku dengannya agar membuatku lebih leluasa menatap wajah polosnya.
Aku merapikan anak-anak rambutnya yang berjatuhan menutupi keningnya, dengan lembut aku mengusap alisnya, hidungnya, matanya, pipinya, dagunya, dan terakhir bibirnya. Menatap gadis itu lama-lama membuatku tak tahan, aku mencium lembut bibirnya, kuanggap itu sebagai hadiah karena sudah menenangkannya semalam dari rasa ketakutannya.
Pelan-pelan aku mengangkat kepalanya, memindahkannya ke bantal, lalu aku menuruni ranjang dan menutup kembali tubuh gadis itu dengan selimut. Setelah itu, aku berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diriku.
Aku dan Kirana tidur di ranjang yang sama semalam, tapi tidak terjadi apa-apa diantara kami. Semalam tubuhku terasa kaku saat tidur di sofa, jadi aku putuskan untuk pindah ke ranjang, yang tentunya aku membatasi bagian tengah ranjang dengan bantal. Tapi, entah kenapa bantal itu berpindah tempat ke samping Kirana, dan dengan nyaman dia memeluk tubuhku sambil tertidur, aku pun tidak sadar membalas pelukannya saat tidur tadi.
Selesai membersihkan diriku, aku kembali ke kamar, duduk di sofa seraya membuka Mac-book dan memeriksa pekerjaanku serta email yang masuk.
"Enghh..."
Aku melihat ke arah ranjang, Kirana sedang menggeliatkan tubuhnya, kurasa dia sudah bangun. Dia menatap langit-langit kamar sambil sesekali mengerjapkan matanya, seperti mengingat sesuatu, dan mendadak dia terduduk di ranjang, lalu menoleh kearahku.
"Good morning." sapaku dengan senyum hangat
Seketika, Kirana merapikan rambutnya yang agak berantakan, khas orang bangun tidur. Dia tetap cantik natural dimataku, bahkan terlihat menggemaskan dengan wajah bangun tidurnya.
"Tu-Tuan, selamat pagi." sapanya sambil tersenyum kikuk
"Apa keadaanmu sudah lebih baik?" tanyaku
Kirana mengerutkan keningnya, mencoba mengingat kembali kejadian semalam. Dimana dia merasa ketakutan akan hujan dan petir, hingga akhirnya aku mengijinkannya untuk tidur dikamarku.
Perlahan dia turun dari ranjang, lalu berdiri dan menundukkan kepalanya. "Mmm... Iya, saya sudah lebih baik, Tuan. Terima kasih. Saya sungguh minta maaf karena sudah merepotkan, Tuan." ucapnya tak enak hati seraya merapihkan rambutnya yang menjuntai ke belakang telinganya
Aku menelan salivaku, melihatnya berdiri dengan baju yang hanya menutupi setengah pahanya, wajahnya yang polos, dan setiap gerakan yang dibuat olehnya membuatnya terlihat seksi dimataku.
"Ekhem," aku berdeham menetralkan rasa gugup pada diriku, "It's okay, Kirana. Masing-masing orang pasti punya rasa takut yang berbeda-beda."
Kami berdua terdiam, mendengar suara ponsel yang berbunyi, itu bukan ponselku. Kirana tersadar bahwa itu bunyi ponselnya, dia berjalan ke arah sofa, dan mengambil ponselnya dari dalam tas.
"Halo, pagi bibik." sapa Kirana, yang aku yakini bahwa Bibik Ani yang menghubunginya
..........
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT TIME [END]
Romance[ADULT ROMANCE 21+] "Menikah denganku." ucapnya seraya menyodorkan cincin cantik didepanku, tunggu sebentar, ucapannya seperti bukan permintaan tapi lebih kepada perintah untuk menikah dengannya "Jangan bercanda dengan pernikahan, Tuan. Pernikahan b...