BAB VII Putera Ketiga Li Yuan, Li Xuanba

530 9 0
                                    




Li Yuan memimpin mereka berlima untuk masuk ke dalam kemah. Sebuah kemah yang cukup luas. Di tengah, kiri kanan sudah disediakan banyak tempat duduk. Li Yuan duduk di tengah, sedangkan puteranya duduk di sebelah kiri bawah dan kedua putrinya duduk di sebelah kanan. Baik Yunfei , Wei Zheng dan Wei Shu duduk di daerah tengah menghadap ke tengah kemah. Daharan, arak dan makanan disediakan oleh Li Yuan.

Wei Zheng dan Wei Shu memberi hormat kepada Jenderal Li, diikuti oleh Yunfei.

"Saudara Yunfei, sungguh berterima kasih atas kerja keras anda sehingga kedua puteri ku yang kecil ini pulang tanpa kekurangan sesuatu apapun."
Yunfei menghormat dalam kepada Li Yuan, pemuda ini berkata.
"Paman terlalu menyanjung... Wanbei (Saya yang junior) hanya menjalankan yang semestinya saja.."
"Mari kuperkenalkan diri, Diri ini harusnya saudara Yunfei sudah kenal, Li Yuan. Seorang jenderal kecil di dinasti yang besar ini. Di samping kiri dan kanan adalah putera-puteriku." Tutur Li Yuan sambil tertawa.

"Li Jiancheng, putera pertama dari ayahanda." Li Jiancheng memberi hormat sambil mengangkat cangkir dan meneguk. Yunfei memberi salam sambil memberi hormat. Yunfei melihat ke putera pertama Li Yuan, pembawaannya terkesan tidak begitu senang, dirinya hanya menjalankan adat sebagaimana mestinya.

"Li Shihmin, putera kedua dari ayahanda. Terima kasih kepada saudara Yunfei sebesar-besarnya atas pengawalan dan pertemanan terhadap kedua adikku." Li kedua mengangkat cangkir dan meminum seteguk. Sikap Li Shihmin lebih formal dan bersahabat daripada kakak pertamanya. Wajahnya terlihat tersenyum dan kesan agung terlihat. Yunfei membalas menghormat dan berkata.

"Wanbei hanya berusaha sebaik-baiknya..."

Lantas yang ketiga, adalah puteri yang merupakan nona besar. Sambil tersenyum kepada Yunfei, dia juga mengangkat cangkir.

"Perempuan kecil (Xiao nu), bernama Xiaoping, marga Li."

Yunfei terkejut mendengar bahwa nama nona besar adalah Xiaoping (kedamaian kecil), dia hampir lupa mengangkat cangkir untuk meneguk arak. Lantas dengan tertawa, Nona ini berkata kembali.
"Nama Yueyin adalah nama yang diberikan guru. Sekarang adalah nama keluargaku. Sungguh membuat malu sahaja."

Yunfei tersenyum dan mengangkat cangkir lalu meneguknya.

"Li Yuanji, putera terakhir keluarga Li." Tutur pemuda sambil tersenyum meneguk arak. Sifatnya rada pemalu, Yunfei juga meneguk sekali sambil memberi salam.

"Xiao Xiao Nu.. Puteri terkecil dari ayahanda. Bernama Yanping, marga Li." Tutur nona kecil dengan tertawa, lantas si nona meneguk arak sekali.

Yunfei tertawa melihat gaya nona kecil ini. Sebab, jarang sekali ada anak umur sekitaran 8-9 tahun tetapi minum arak dengan gaya orang dewasa. Dia ikut mengangkat cangkir dan meneguk habis arak.

"Sekarang kita berkumpul, hanya anakku yang nomor 3 tidak ikut.Jika ada, saudara Yunfei tentu sangat senang bisa berdiskusi silat dengannya."

Yunfei menyalami dalam ke arah Li Yuan.
"Jika ada tuan muda ketiga disini, tentu sangat baik sekali... Wanbei hendak belajar banyak kepada tuan muda ketiga."

Yunfei pernah mendengar nona kecil mengatakan bahwa kakak ketiganya adalah seorang ahli silat dan menguasai semua tingkatan Nanji Shengong. Yunfei sendiri tentu sangat ingin berjumpa pesilat yang demikian tangguh.

Li Yuan tertawa mendengar penuturan Yunfei lantas dia mengangkat cangkir kembali untuk menawari minum kepada Yunfei. Lantas memuji ke nona besar, Li Yuan mengatakan sejauh mereka berpetualang. Pasukan pesilat dari selatan menambah kekuatan pasukan Li sebanyak 5.000 orang, semuanya adalah pesilat dan pemuda yang berani. Pesilat berbeda dengan pasukan biasa sebab pesilat yang memiliki dasar ilmu silat minimal memiliki kekuatan orang biasa sebanyak 3 orang. Dengan mengajak kekuatan 5.000 tentara otomatis kekuatan pasukan Li Yuan sebenarnya sudah naik 3 kali lipat daripada rekrutan tentara biasa.

Riakan Awan Iblis PedangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang