"Sudahlah.. Bagaimanapun misteri tentang pedang itu harus kamu pecahkan. Sebabnya adalah kamu membawa pedangnya keluar dari gua. Sebisanya, ketika sampai di daratan tengah ambil kembali pedangnya atau jika tidak bisa kamu curi saja." tutur Kakek Feng.Yunfei tersenyum karena sang kakek sanggup menebak isi hatinya. Dia kemudian berpikir bahwa kakek Feng ini seperti dewa saja, apapun yang dipikirkannya sanggup di tebak dengan benar.
Yunfei tadinya memang berpikir untuk mengambil kembali ke pedang yang "dipinjamkan" ke Li Xiaoping. Tetapi jika dalam 3 tahun ini, Nona besar sudah menikahi kakak seperguruannya, mau tidak mau dan sebisa-bisanya dia tidak ingin bertemu dengan dia. Perasaan hati memang susah diungkapkan, lagipula jika memang nona besar memiliki hati kepadanya, dia berpikir nantinya dia sudah merupakan istri orang lain.
Pemikiran Yunfei seperti demikian langsung tertebak oleh sang kakek.Yunfei lantas melirik sang kakek sambil tersenyum.
Kakek Feng melihat gelagat Yunfei, lantas berkata.
"Sudah kutahu apa yang kau pikirkan itu... " dan sang kakek ini tertawa puas.Yunfei merasa dirinya hampa...
Jika suatu saat pun dia kembali ke dunia persilatan, dirinya juga tidak ingin lagi terlibat dengan keluarga Li.Keesokan harinya, suasana salju meliputi desa Misteri. Yunfei yang tiada kerjaan ingin melatih ilmu silatnya. Tetapi sepertinya dia merasa telah buntu. Hanya menggerakkan badan seadanya, beberapa jam dia berlatih pemantapan ilmu yang dikuasainya tersebut. Sampai tengah hari, dia melihat sang kakek datang kepadanya sambil membawa sebuah guci besar. Sepertinya di tangannya adalah guci arak.
"Mari... " Katanya menunjuk ke rumahnya.
Yunfei mengikuti kakek Feng kembali ke rumah. Di dalam rumah, sang nenek duduk di meja. Dia menyiapkan arak yang dibawa oleh kakek Feng, lantas dipanaskannya di tungku sebelah rumah bambu.
"Musim dingin begitu, harusnya orang-orang istirahat dalam rumah. Tetapi dirimu mengapa tetap berlatih?" tanya sang kakek."Karena diriku merasa tiada kemajuan silatku. Hanya mencoba beberapa jurus yang sudah kulatih sekalian untuk merenggangkan badan." tutur Yunfei.
"Beiji Shengong sangat ajaib. Yang sanggup mencapai tingkat ke 9, dulunya hanya ada beberapa orang. Sebenarnya gurumu sendiri belum mencapai tingkat ke 9."
Yunfei mendengar perkataan kakek Feng, tersenyum mengiyakan sang kakek. Yunfei tahu bahwa gurunya pada suatu ketika mengatakan bahwa tingkat ke 9 dari Beiji Shengong sangatlah susah dilatih. Hanya orang-orang yang memang memiliki jodoh dengan Ilmu Beiji Shengong yang bisa berhasil.
"Setelah minum beberapa cangkir. Kakekmu akan mengajarimu beberapa teknik pedang."
Yunfei tentu kegirangan mendengar bahwa sang kakek akan mengajarinya Ilmu pedang. Maklum bahwa Yunfei paling lemah terhadap ilmu senjata. Sekarang kakek Feng hendak mengajarkannya tentu dia girang.
Tidak lama kemudian, arak yang ditunggu sudah datang tersedia di meja. Nenek sambil tersenyum menuangkan arak tersebut ke 3 cangkir di meja."Ini adalah arak beras Yuhuang. Sebuah arak yang setahun hanya bisa panen sekali..." tutur kakek Feng.
Yunfei mencoba mencicipi 1 cangkir yang diserahkan sang kakek.
"Rasanya harum... Tetapi ketika turun ke tenggorokan terasa panas."
Memang benar arak beras tersebut membuat badannya seketika hangat dan energi dari dalam perutnya mengalir ke atas kepala.Kakek Feng tertawa.
"Ketika dirimu masih tak sadarkan diri. Sehari kamu minum 1 cangkir."Yunfei terkejut mendengar penuturan sang kakek. Dia bertanya,
"Ini arak terbuat dari beras kah kek?""Sebagian bahannya adalah dari beras, sebagian lagi dari rumpat Yutian."
"Rumput Yutian?" tanya Yunfei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Riakan Awan Iblis Pedang
Ficção HistóricaSudah lazim jika dinasti berganti maka akan muncul pahlawan-pahlawan yang disatu sisi membela kebenaran dan sisi lainnya adalah menghancurkan peradaban. Kisah riakan awan dan iblis pedang adalah mengenai dua orang , satunya sebagai karakter major pr...