"Aku suka mie, sukaaaa banget!" Kataku saat ia bertanya soal makanan favoritku.
"Aku suka sate, sate apa aja, enak banget sate tuh."
"Tukang sate langganan kamu di mana?"
"Deket rumah Mama, udah jualan dari aku SD, sate madura gitu, rasanya khas, enak banget."
"Aku mau coba!"
"Ett, jangan, nanti aja. Kan lagi hamil, jangan makan yang bakar-bakar dulu. Ada arengnya, karsinogenik." Jelasnya.
"Aku udah males kuliah!"
"Lha? Kan ini lagi cuti."
"Maksudnya, aku gak mau lanjut lagi."
"Ohhhh, yaudah, terus kamu maunya apa? Di rumah aja? Bosen gak? Kan Bi Tati datengnya seminggu tiga kali doang, buat beberes sama nyuci."
"Emmmmmmm."
"Apa?" Tanyanya.
"Kamu tau gak kalo Papi aku tuh udah bagi-bagi warisan, katanya biar anaknya gak rebutan pas Papi gak ada."
"Ya? Teruss?" Mas Putra seperti menunggu penjelasanku.
"Aku dapet 1 pom bensin sama 2 rumah kontrakan, nahh aku punya rencana."
"What???!!"
"What kenapa??? Ada yang salah?" Tanyaku.
"Buset, itu pom bensin punya pribadi??"
"I-iya, kenapa gitu? Papi kan hehehe tiap menang pemilihan suka beli tanah. Hehehehe."
"Gak apa sih, kaget aja." Ucap Mas Putra dengan nada lucu.
"Aku punya rencana, dua rumah kontrakan itu di-renov, dijadiin satu, biar gede, biar nyaman."
"Rumah ini terlalu kecil ya?" Ia terliat sedih.
"Emm, engga kok, hehehe. Kan lagian rumah pertama emang bukan rumah impian kan? Rumah kedua yang biasanya rumah impian. Dibangunnya pake acara nabung dulu, desainnya dipikirin, mau rumah yang gimana buat ditinggali selamanya."
"Yaudah kalo gitu, nanti aku nabung buat beli tanah yang luas ya? Buat bikin rumah idaman."
"Ngapain beli tanah? Kan aku udah ada itu, dua rumah nanti digabung aja."
"Kan itu punya kamu. Warisan dari orang tua kamu."
"Ya kan itu punya aku. Kita udah nikah, ya jadi punya kita."
"Ya gak bisa gitu lah, Gin."
Aku cemberut, kenapa dia mikirnya harus gitu sih?
"Ya bisa, kita nikah buat selamanya kan? Rumah idaman juga buat selamanya kan? Kenapa harus kamu nabung dulu kalo udah ada tanahnya? Kalau kamu mau nabung buat pembangunan rumah, oke. Tapi kalo buat beli lahan baru, buat apa?? Kan udah ada. Gak usah mikir itu punya aku, ini punya kamu, Mas. Kita udah nikah kan? Berarti ya punya bersama."
"Kamu serius?" Tanyanya tak percaya.
Aku mengangguk. Mantap.
"Kamu takut sama binatang apa?" Tanyaku.
"Hah??"
"Lanjut ke pertanyaan, ngurus rumahnya nanti aja."
"Ohhhhhh!"
"Kamu takut sama binatang apa?" Ulangku.
"Belalang, takut aku, soalnya pas kecil pernah nangkep, eh kulit jariku kesobek. Tajem banget sayapnya."
"Aku takut cicak."
"Sama, aku juga jijik sama cicak."
"Aneh ya? Lembek-lembek gitu." Kataku, dan Mas Putra langsung mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta yang lain
ChickLitKalau ada yang ingin kuubah dari hidupku, adalah aku berharap bisa lebih cepat bertemu denganmu dan lekas mencintaimu banyak-banyak. itu saja.