Episode 9

1.7K 172 34
                                    

Di tempat lain, tepatnya di sebuah rumah sakit besar kawasan timur Bangkok, Off berjalan gugup, menyusuri lorong rumah sakit yang begitu sepi untuk menuju ke sebuah ruang besar bertuliskan Laboratorium.

"Permisi." Sapa Off sopan pada seorang perawat yang menjaga loker laboratorium

Perawat itu bergender pria, mungkin umurnya masih sekitar 20 tahunan.

"Bisa tunjukan kartu pengambilannya?" Tanya perawat dengan nametag kecil bertuliskan Neon di samping kanan baju tugasnya

Off merogoh sakunya, mengambil dompet coklat merek ternama dunia, ia kemudian memberikan sebuah kartu bertuliskan Tuan Jumpol.

Perawat bernama Neon itu mengernyit ketika melihat nama di kartu tersebut, ia merasa tidak asing dengan nama itu, namun sulit baginya untuk menemukan jawaban yang sedang bersarang di benaknya tersebut lantaran pria di hadapannya menutup setengah wajahnya dengan masker, dan menggunakan kacamata bening berwarna kekuningan. Tidak mau ambil pusing, Neon langsung berjalan menuju deretan laci besi di belakangnya, mengambil sebuah map coklat yang berada pada laci bernomer 202.

"Ini hasil lap Anda Tuan, Anda bisa membukanya di ruangan Dokter Jimin."

Neon menyerahkan map itu pada Off, meminta Off juga untuk pergi ke ruang pemeriksaan kembali untuk menemui dokter yang memeriksanya dua Minggu lalu.

Off mengangguk, kemudian berjalan ke lorong lainnya untuk menuju tempat yang perawat barusan katakan padanya. Hatinya berdegup semakin kencang, penasaran sangat menguasai dirinya saat ini, ingin rasanya Off membuka map itu, andai saja ia tidak diminta untuk kembali ke ruang periksa.

Off menghela nafas sejenak, mengumpulkan nyalinya untuk sesuatu yang akan terjadi beberapa menit ke depan. Pria sipit itu merapalkan doa-doa kepada sang pencipta, berharap Tuhan mengabulkan doanya, doa di mana ia ingin kondisinya baik-baik saja, tidak seperti yang ia bayangkan selama ini.

Pintu ruang kerja terbuka, membuat seorang pria paruhbaya berseragam dokter menadahkan wajahnya untuk melihat seseorang yang kini sedang berjalan memasuki ruangannya itu.

"Sawadhi khap Dokter Jimin." Sapa Off sopan

Off membuka masker di wajahnya, di ruangan itu dirinya tidak perlu takut ada yang akan melihatnya sebagai Off Jumpol, seorang superstar Thailand. Identitasnya akan aman di sini mengingat seorang dokter memiliki sumpah untuk tidak memberitahukan kondisi pasiennya kepada orang lain, dan  itu tandanya Dokter Jimin tidak akan memberitahu siapa pun mengenai kondisinya tersebut, dan juga tidak akan membocorkan identitasnya keluar sana.

"Ah, Wadhi Khun Off, akhirnya kau datang, bagiamana, kau sudah mengambil hasil lap-mu?" Tanya Dokter Jimin ramah

Off mengangguk, sekaligus menyerahkan amplop coklat yang sedari tadi ia pegang itu. Dokter Jimin mengambilnya, membuka tali melingkar yang menjadi perekat amplop itu, kemudian menarik selembar kertas, membacanya dalam hati.

"Saya sakit apa Dok? Saya baik-baik saja kan?" Tanya Off gusar ketika wajah Dokter Jimin berubah menjadi serius, bahkan dokter itu kembali memfokuskan matanya pada kertas di depannya

Selang beberapa detik kemudian, Dokter Jimin menyerahkan kertas tersebut ke hadapan Off, menyodorkannya kepada pria jangkung tersebut. Off gemetar, ingin rasanya tidak melihat hasilnya, namun ia juga penasaran dengan hasil lab miliknya itu. Off mengambil kertas itu, mendekatkan pada kedua retina matanya, membacanya begitu teliti.

"Hiks... Tidak Dok... Ini salah kan? Saya sehat Dok..."

Runtuh sudah kebahagiaan yang selama ini Off kumpulkan. Semua angannya pupus seketika, semuanya benar-benar menggelap. Hidupnya telah hancur, Tuhan begitu berat memberinya sebuah ujian. Ia tidak yakin akan dapat melaluinya.

Turn Off [OffGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang