21 My Cold Husband

5.3K 88 3
                                    

Cery pov

Aku sekarang menjadi lebih posesiv kepada cello sejak aku tahu penyakit yang diderita cello, aku tak ingin kehilangan cello

Rasanya aku sangat ingin mengantikan posisi cello aku tak tega melihatnya kesakitan

Seperti saat ini cad sedang memberikan obat kepada cello karena aku tak tega melihat cello menangis apalagi obatnya lumayan banyak dan pahit aku tak bisa melihat putraku kesayanganku menangis terseiksa seperti itu aku berada disamping cad dengan terus menangis melihat cello yang susah meminum obat karean ia belum terbiasa dengan obat tersebut

"Mii huk huk" celoteh cello yang memangilku sembari batuk karean menangis

"Sebentar biar aku ambilkan susu kau gendong dulu" ucap cad menyerahkan cello kepadaku aku menepuk punggung cello yang sedang batuk tersebut

"Sudahh cello, ini mami" ucapku menahan air mataku untuk menenangkan cello

Cad datang membawa sebotol susu lalu memberikanya pada cello, cello pun berhenti menangis

Saat cello tertidur cad memberikan udara dari alat yang diberikan yuna untuk cello, cello pun merengek aku langsung menepuk nepuk pantatnya akhirnya dia pun kembali tertidur

"Kau jangan menangis terus , kasian cello pasti dia sedih melihat maminya terus menangis" ucap cad mengelus kepalaku yang bersender di dada cad

"Aku tak tega melihat cello kesakitan cad hikss" jawabku sembari menangis memandangi wajah cello yang tidur di gendonganku

"Kau harus busa kuat demu kesembuhan cello , kita lewati rintangan ini bersama sama"  ucapnya kembali menenangkanku

Aku menatap cad , cad tersenyum tipis kepadaku membuatku sedikit lebih tegar

"Ya sudah ayo tidur kau pasti pegal dari tadi mengendong cello terus" ucap cad yang kubalas dengan anggukan

Aku menaruh cello perlahan ditengahku dan cad aku berbaring disamping cello tangan kecil cello tak mau melepas gengaman kecilnya dari jari telunjuku aku pun membiarkanya aku mencium pipinya begitu pula dengan cad yang mencium kening cello dan keningku
.
.
.
.
.

Suara kicauan burung mengusik tidur pagiku aku pun membuka mataku perlahan dan langsung melihat malaikat kecil yang sedang berbaring menghadap ke arahku , aku pun tersenyum memandang eajah damainya saat tidur aku menoleh kesamping cello terdapat cad yang tidur memeluk kaki kecil cello aku bersyukur dengan kedatangan cad dan cello dihidupku

Aku mencium wajah cello dengan gemas dan mengambil guling yang kutaruh disisi cello agar tidak terjatuh lalu aku beranjak dari ranjang membuka jendela kamarku agar udara pagi masuk dan ini juga untuk kesehatan cello karena udara pagi sangat baik untuk pernafasan

Aku pun melakukan ritual mandiku dipagi hari karena aku ada kelas pagi hari ini sebenarnya aku ingin tetap dirumah menjaga cello namun kuliahku tidak bisa ditinggalkan cad pun melarangku untuk membolos dengan berat hati aku pun tak jadi membolos

Aku keluar menggunakan lilitan handuk di badan dan kepalaku
Aku tersenyum melihat dua lelakiku tertidur pulas jika cello tidur dengan kedamaian sedangkan cad tidur dengan pesonanya

Aku pun menganti bajuku sebelum cello bangun dan meminta sarapanya apalagi jika sarapan cello tak mau jika digendong oleh pengasuhnya ia selalu tenang saat aku mengendongnya memang putraku itu sangat mengemaskan

Saat aku mengeringkan rambut aku melihat cello mengeliat sembari mencari keberadaanku yang tak disampingnya dan benar saja

"Emm mii miii mii" rengeknya mencariku dengan raut wajah yang sangat mengemaskan

"Iya sebentar mami disini" ucapku mendekati cello dengan rambut yang terurai

Cello merentangkan tanganya memintaku mengendongnya aku pun berniat menjahilinya dengan menghujani beribu ciuman diwajahnya cello pun menjerit lalu menangis akibat ulahku aku tertawa melihatnya dia benar benar lucu

"Maafkan mami hahaha sudah sudah ini mami mengendong cello" ucapku mengendongnya cello pun berhenti menangis namun masih sesenggukan

"Emm kenapa cello mengangis?" tanya cad baru bangun dengan muka masih bau bantal

"Tidak apa aku hanya menjahilinya lalu ia menangis" ucapku tersenyum kepada cad yang baru saja bangun

"Kau suka sekali menjahili anakmu sendiri" ucap cad masih belum beranjak dari ranjang

"Dia menggemaskan cad coba saja lihat wajahnya ketika menangis" jawabku menciumi cello yang sedang menyenderkan kepalanya dibahuku

"Yaya terserahmu saja mandikan cello dan aku akan memberikanya obat" ucap cad mengingatkanku kembali dengan penyakit cello

"Ayoo mandi sama mami uuuuu" ucapku menirukan cello yang sedang menguap namun tanpa memandangku cello kembali menjatuhkan kepalanya dibahuku aku pun dengan senyuman mengelus punggungnya

"Bi tolong siapkan alat mandi cello" ucapku kepada salah satu pelayan dirumah ku

" mi mi" celoteh cello karena terganggu dengan rambutku yang menutupi wajahnya

Aku pun memangku cello sembari mencepol rambutku agar tidak basaha saat memandikan cello

Setelah memandikan cello aku pun membuatkanya susu cello menikmati sarapanya dengan lahap sembari cello meminum susunya aku menyiapkan diri untuk pergi ke kampus

"Cello dirumah sama bibi ya mami kuliah dulu" ucapku memegang tangan cello membuat bocak kecil itu tersenyum bahagia

"Gantengnya coba senyum lagi" ucapku sembari mengelitiki perut cello bocah itu kembali tersenyum sambil berceloteh

"Crys?! Sini cello waktunya minum obat" suara cad membuatku menatapnya cello pun ikut tersenyum ke arah cad

"Sini sama papi kita makan permen dulu" ucap cad mengendong cello di lehernya cello tersenyum sembari memukul mukul wajah cad dan yang menarik adalah cad tersenyum lebar saat mendengar jeritan cello cad belum pernah tersenyum sebahagia ini yang biasanya ia hanya tersenyum tipis

"Cello lihat papimu tersenyum" ucapku yang tak didengar oleh cello bocah kecil itu sibuk dengan jeritan tawanya

Aku pun hanya bisa tertawa melihat kebahagiaan yang ada pada keluarga kecilku

Cad mengajak cello mengelilingi taman bermain tanpa menurunkan bocah itu dari lehernya ,cello tertawa setiap cad pura pura memakan jari kecilnya

Aku hanya memegangi cello dengan sedikit kesusahan karena tinggi cad seperti tiang listrik yang susah kugapai setelah puas mengajak cello bermain cad pun mulai memberikan obat kepada cello, cello hanya merengek lalu diam saat diberi susu

"Mami berangkat dulu ya, cello dirumah sama bibi dan gaboleh nakal" ucapku mencium kedua pipi cello, cello tersenyum membuatku tak ingin pergi meninggalkanya

Tanpa berbicara sepertiku cad hanya mengelus kepala cello lalu menciumnya

Saat dimobil aku melihat ke arah belakang karena cello masih setia menungguku jauh perlahan bayangan anak kecil itupun mulai menghilang

"Aku rasanya tak ingin pergi meninggalkan cello" ucapku kepada cad yang sedang menyetir

"Fokus pada kuliahmu tinggal beberapa bulan lagi kau sudah memasuki semester akhir" ucap cad membuatku mengangguk

Nadine is calling...

"Hallo?ada apa?" tanyaku

"Minggu depan gue nikah crys akhirnya ye kan temen lo yang cantik ini udah laku undanganya gue titip ke adskhan biar dikasih ke cad... Udah ye gue ada pemotretan" ucapnya lalu menutup telfonya

Belum sempat aku bertanya nadin sudah mematikan telfonya aku pun hanya mengangguk memahami apa yang dikatakan oleh nadin


























See you!!

MY COLD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang