Beberapa menit yang lalu bel pertanda pulang sekolah telah berbunyi. Kini Mika kembali memasuki buku pelajarannya kedalam tas. Pembelajaran hari ini juga cukup memuaskan walau adanya sedikit pembicaraan tentang dirinya yang kalah saing dengan teman seangkatannya.
Mika melangkah keluar kelas dengan santai dan ekspresi datar yang ia miliki. Mika sering sekali di pandang sombong oleh anak lainnya karna ekspresi tersebut. Namun, itulah Mika. Semua pandangan buruk tentang dirinya ia tidak pernah mempersulit itu sama sekali. Ia berpikir semua orang pasti punya cara pandang yang berbeda.
Ting ...
Sebuah pesan notifikasi miliknya berbunyi. Mika merogoh saku seragamnya untuk melihat pesan dari sebuah aplikasi whatsapp tersebut.
Bimbel Mitra Pelajar
Selamat siang Mika. Hari ini bimbel akan diadakan jam 5 yaa:)Setelah membaca pesan tersebut Mika kembali menyimpan handphone ke sakunya. Namun, tak lama dari itu sebuah panggilan telpon kembali berbunyi.
Mama is calling ...
"Hallo sayang."
"Hallo ma." sahutnya.
"Kamu sudah pulang, kan?" tanya Ranti.
"Sudah ma."
"Yasudah, mama suruh pak Sandi jemput kamu sekarang ya."
"Eh ma, gak usah. Harini aku ada bimbel jam 5. Aku naik kendaraan umum aja." jelas Mika.
"Loh, kok kamu gak bilang."
"Iya, tadi baru dikasih informasinya. Aku gak sempat bilang."
"Yasudah, kamu hati-hati dijalan."
"Iya ma."
Panggilan ditutup oleh Mika. Selanjutnya, ia berjalan menuju gerbang depan dan menunggu kendaraan umum untuk mengantarnya ke tempat biasanya yang ia tuju setelah pulang sekolah.
Arloji dari jam tangannya menunjukkan jam 04.25. Dari sekolah hingga sampai ke tempat Bimbel membutuhkan waktu 20 menit paling lama. Jadi kemungkinan ia tidak akan telat.
Tak menunggu lama Bus yang ia tunggu pun berhenti di halte yang tempati. Mika berjalan memasuki Bus di ikuti dengan murid lainnya yang juga sedari tadi menunggu bersamanya.
~ ~ ~
Mika berjalan sendiri menyusuri perkotaan yang terbilang luas ini. Setelah turun dari Bus ia harus berjalan sekitar 8 menit untuk sampai di Bimbel Mitra Pelajar.
"Selamat ya buat lo, Din. Lo emang the best deh, gak heran gue lo bisa kalahin tu si kutu buku." ujar cewek berambut pendek.
"Haha bisa aja lo. Gue kan juga udah pernah bilang kalo tu si kutu buku gak ada apa-apanya." jawab cewek berambut coklat panjang sarkas.
"Kali ini mah gue percaya sama lo." kata cewek berambut pendek itu kembali.
"Jadi selama ini lo gak percaya sama gue?" tanya cewek berambut coklat.
"Ya ... gimana yah, Din. Secarakan selama 2 tahun ini cuma kali ini doang lo mampu kalahin dia. Gak tau deh kalo semester genap ini lo bisa pegang apa enggak tuh peringkat." kata cewek berambut pendek itu merendahkan.
"Sialan lo! Lo teman bukan sih?" gertak cewek berambut coklat.
"Iya-iya sorry. Mana nih janji lo yang katanya bakal traktir gue makan?"
"Soal gratisan cepat lo!"
"Woiyadong, masa kagak."
"Yaudah pulang Bimbel ini gue bakal traktir lo di Kafe dekat sekolah."
"Aduh lo itu baik banget sih, Din. Sayang deh." puji cewek berambut pendek.
Kedua perempuan itu saling berpelukan. Mereka berdua adalah Dinda dan Salsa. Meraka salah satu murid yang juga belajar di Bimbel Mitra Pelajar. Pelukkan keduanya terlepas saat melihat Mika yang telah datang.
"Ops, ada si kutu buku nih." ucap Dinda.
"Wow! Berani tunjukin muka juga ni anak." ucap Salsa.
Mika berhenti dan melihat mereka dengan tatapan biasanya seakan tak peduli.
"Lihat deh, Din. Kasihan banget gak sih ni anak." sindir Salsa.
"Kasihan banget, Sal." ucap Dinda dengan senyuman liciknya.
Dinda melangkah menghampiri Mika. Saat berada tepat di depan Mika, Dinda berkata. "Gue kasihan banget sama lo. Gimana rasanya? Juara yang selama ini lo pegang udah pindah ke tangan gue. Pasti lo sedih banget ya?" sarkas Dinda.
Mika tersenyum picik dan menjawabnya. "Ucapan lo betul banget. Gue sedih. Sedih banget."
"Sudah seharusnya lo sedih. Oh, gue lupa. Ada satu hal lagi yang mau gue omongin sama lo dan gue yakin lo bakal tambah sedih,"
"Lo tau? Gue dipanggil dengan Kepala Sekolah dan dia bilang dia bangga banget sama gue. Bukan hanya Kepala Sekolah tapi juga semua guru." senyuman yang Dinda miliki semakin melekung indah saat menatap Mika di hadapannya.
Mika si cewek introvert itu memutar matanya malas. Terlalu sombong, pikirnya.
"Dan lo tau? Semua yang lo dapati sekarang gak bakalan permanen. Semuanya bisa berubah. So, jangan pernah merasa tinggi karna di atas langit masih ada langit." sahut Mika tak kalah sarkas.
"Oh ya, soal Kepala Sekolah. Sepertinya lo lupa kalo gue itu lebih sering dibanding lo yang baru pertama kali, Dinda Mahesya. Dan gue gak bakalan biarin lo sombong terlalu lama." Mika menyudahi perkataannya dengan senyuman tak kalah indah lalu setelah itu ia pun kembali memasuki Bimbel Mitra Pelajar.
Dinda marah mendengarkan semua perkataan tersebut. Dinda menggertak dan menatap tajam Mika. Sedangkan Salsa menggeleng tak percaya.
"Arghhh ... Sialan!"
Bersambung~
FOLLOW & VOTE
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend Is Introvert
Teen FictionCewek introvert yang sangat tertutup. Menyukai kesunyian, kesendirian, dan ketenangan. Murid segudang prestasi dan sangat mengharumkan nama sekolah. Tidak ingin memiliki teman dan jauh dari lingkungan sosial. ~Mika Oktavia~ Cowo...