3. Motor Sport

113 43 5
                                    

"Oke, untuk harini cukup. Pembelajaran selanjutnya bakal kita lanjutin besok, terimakasih." ucap buk Diah, selaku guru Bimbel.

Bimbel telah berlangsung selama 4 jam dan kini jam sudah menunjukkan jam 08.00 malam. Mika bergegas keluar dengan satu buku yang berada dipelukkannya.

"Non, Mika!" teriak pak Sandi.

Mika menoleh ke segala arah hingga ia melihat pak Sandi yang melambaikan tangan padanya.

Mika tersenyum lalu menghampiri pak Sandi. "Eh pak udah datang?"

"Udah, Non. Tadi ibuk suruh agak cepetan dikit buat jemput Non." jawab pak Sandi.

Mika mengangguk, mengerti.

"Yaudah yok pak, kita balik." ajak Mika.

"Siap, Non."

Mika dan pak Sandi pun pergi meninggalkan Bimbel Mitra Pelajar.

Sedangkan, Dinda dan Salsa hanya menatap tak suka sedari tadi. Saat berbicara pada Mika tadi itu malah membuat mood nya hancur.

"Gue balik!" kata Dinda.

"Loh! Bukannya kita makan dulu?" ucap Salsa heran.

"Gak jadi!" jawab Dinda dan berlalu pergi.

~~~

Disebuah apartemen mewah di kota besar ini seorang cowok tengah menelpon seseorang dengan sesekali meneguk minumannya.

Cowok itu bernama Malvin Reswanda. Ia adalah anak dari seorang pengusaha terbesar namun memiliki beberapa konflik dengan ayahnya hingga ia memilih tinggal di sebuah apartemen.

Pendidikan terakhirnya adalah SMA dan kini ia hanya ingin menikmati masa santainya tanpa memikirkan hal lain seperti kuliah. Ia belum ingin untuk lanjut berkuliah karna ia sedang merasa malas, alasannya.

"Berapaan harganya?" tanya Malvin disebuah panggilan telepon.

"300 juta aja, Vin. Gimana tertarik gak lo? Masih bagus ini." ujar sipenelpon.

"Gue lihat barangnya dulu dong. Ya kalik langsung ambil."

"Yaudah, lo datang aja ke bengkel gue."

"Oke."

Panggilan ditutup. Malvin meneguk habis minumannya dan bersiap untuk pergi menemui Arsen, sipenelpon tadi. Dengan baju hitam, jaket hitam dan celana jins hitam robek. Malvin melangkahkan kakinya keluar apartemen.

Perjalanan menuju bengkel Arsen hanya membutuhkan 15 menit bagi Malvin. Hingga kini ia berhenti tepat di depan bengkel Arsen dan berjalan masuk.

Arsen yang melihat kedatangan Malvin langsung menyambutnya dengan cengirannya.

"Gila! Cepet banget lo sampe." kata Arsen.

"Temen lo ini pembalap, jangan lupa lo." ucap Malvin sombong.

"Iya-iya tau. Nah sini lo ikutin gue." ajak Arsen untuk mengikutinya.

Malvin mengikuti Arsen dari belakang. Sampai akhirnya Arsen berhenti di depan motor sport berwarna hitam.

"Nah, ini ni motor yang gue bilang. Gimana, baguskan?" tutur Arsen.

Malvin mengangguk dan berjalan mendekati motor sport tersebut. Malvin mengecek setiap inci bagian motor tersebut hingga akhirnya ia benar-benar tertarik dengan motor tersebut.

"Keren juga. Cocok nih buat gue balapan." jawab Malvin menatap takjub pada motor di hadapannya.

"Motor ini udah gue modifikasi juga buat lo karna gue tau lo pasti suka sama motor-motor yang beginian." kata Arsen.

"Gue suka. Soal biaya ntar gue kirim lewat rekening lo." ucap Malvin.

"Oh thanks, bro."

"Oh ya, tolong antar ke apart gue malam ini. Besok gue udah mau pakai ni motor." pinta Malvin.

"Okesip, aman itu mah."

"Ngomong-ngomong, amankan ini motor?" tanya Malvin.

"Maksud lo?"

"Ya maksud gue, ini gak hasil barang curiankan atau apa gitu."

Arsen terdiam beberapa saat, namun setelah itu cengiran dan pukulan ringan di lemparnya ke punggung Malvin.

"Ya enggaklah, Vin. Lo kan tau gue itu jual beli motor dan gak mungkin gue beli motor sembarangan. Bisa habis gue." jawab Arsen.

"Oke gue percaya,"

"Yaudah, gue balik dulu. Gue ada acara malam ini."

Arsen mengangguk lalu berkata. "Oke hati-hati lo di jalan. Soal ni motor, ntar gue suruh anak buah gue buat antar."

"Sip" jawab Malvin.

Bersambung~

Follow & Vote !

Sedikit pengakuan, sebenarnya aku gak ngerti banget soal motor. Jadi kalo ada yang salah maapin ya:)

My Girlfriend Is IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang