5. Bimbel Bareng

92 37 4
                                    

"Dalam keramaian kumerasa sepi, dalam sepi kugenggam dunia dengan imajinasi. Bukan karna sosial menjauhiku, tapi biarlah kunikmati dunia dengan imajinasiku."

~Introvert

Selesai dengan semua buku yang telah ia bereskan. Anya melangkah cepat menuju kelas XII Ipa 1 untuk menemui Mika, teman barunya. Hari ini Anya juga telah menelpon orangtuanya bahwa ia akan mengikuti Bimbel.

Dengan senyum yang terpapar di wajah cantiknya. Anya berhenti di depan kelas Mika. Guru yang mengajar di kelas Mika masih di dalam kelas hingga membuat Anya harus menunggu di depan beberapa saat. Tak lama setelah itu, guru yang belum ia kenali tersebut melangkahkan kakinya keluar kelas.

"Hai, Buk." sapa Anya dengan ramahnya.

Guru tersebut hanya tersenyum sebagai balasan atas sapaan Anya, lalu ia pun berlalu.

Anya berjalan dengan beraninya menuju meja Mika. "Hai, Mika Tambayong." sapa Anya sambil terkekeh lucu.

"Tambayong? Salah orang lo kalik." respon Mika yang masih sibuk membereskan buku miliknya.

Anya tertawa lucu. "Hehe, becanda kok. Oh ya, pergi kesana naik apa?"

"Naik busway aja. Yaudah, ayo!" kata Mika yang telah berdiri dengan menyandang tasnya.

"Halte busway disini, jauh gak?" tanya Anya yang belum mengetahui letak daerah kota besar ini.

"Gak kok. Di depan gerbang lewat dikit darisana ada haltenya." jawab Mika.

Sejenak Mika berpikir bahwa berteman juga tidak terlalu buruk. Berteman itu asik, tergantung bagaimana pertemanan tersebut. Namun bagi Mika menyendiri tetap adalah hal kesukaannya.

"Eeh, Mika! Cewek itu siapa? Belagak banget sih tu anak." Anya menepuk lengan Mika agar melihat arah tunjukannya.

Mika melihat arah tunjukan itu. Disana ada Dinda dan Salsa yang tengah menindas adik kelas mereka. Dinda itu pintar dan cantik namun sangat di sayangkan ia memiliki perilaku yang kurang baik.

"Itu siapa?" tanya Anya kembali.

"Dinda sama Salsa." jawabnya.

"Dinda? Dinda yang lo bilang kalo dia yang ..."

"Iya. Dia itu pintar, cantik, tapi ya gitu."

"Canti'kan juga lo kemana-mana." kata Anya.

Mika melirik aneh. "Lo puji gue atau apa?"

Anya berhenti saat mendengarkan perkataan Mika. Ia melipat kedua tangannya dan memutar matanya malas lalu menghadap ke Mika.

"Mau dia secantik apapun kalo sikap sama hati dia gak cantik, buat apa? Inti dari semua kecantikan itu hati bukan cuman wajah." tutur Anya.

Mika hanya mengangguk saja saat itu dan ia juga bingung harus memberi respon bagaimana.

"Yah, pokoknya semuanya gak ada artinya kalo cuman andalin wajah doang. Sikap sama hati itu paling pentingsih buat gue."

"Iya gue ngerti."

Anya tersenyum lalu ia menggandeng tangan Mika agar berjalan bersamanya. Hari ini adalah hari pertama ia ikut Bimbel. Ia tak akan banyak cerita yang pada akhirnya membuat ia telat.

My Girlfriend Is IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang