"Sendiri terasa lebih baik dibandingkan harus tinggal di lingkungan sosial yang membuat energi ku habis."
~Introvert
***
Kali ini Mika memutuskan untuk pulang kerumahnya. Berdiam diri dikamar ini membuat Mika semakin bertambah pusing dan khawatir pada Ranti, mamanya.
Mika berdiri dan memakai kembali seragam sekolah yang semalam melekat ditubuhnya. Mika merapikan tatanan rambutnya dan berjalan turun kebawah. Di antar atau tidak Mika sudah memutuskan untuk pulang.
Keadaannya sekarang sudah lebih mendingan daripada tadi pagi.
"Gue udah mutusin buat pulang. Seterah lo antarin atau enggak," ketus Mika saat ia menghampiri Malvin yang tengah bermain handphone miliknya.
Alih-alih menatap Mika di depannya. Malvin malah berdecak dan tak peduli.
"Oke, gue pulang."
Mika kembali berjalan saat melihat tidak ada respon dari sang pemilik apart.
Malvin berdiri cepat dan berkata. "Tunggu!" cegatnya.
"Lo boleh pulang, asalkan gue yang antar."
Mika diam di posisinya. Tak ingin menjawab.
"Lo tunggu bentar disini. Gue ambil jaket dulu dikamar," Mika kembali diam, tak menanggapi. "Jangan kemana-mana!" setelah itu Malvin berlari ke kamarnya.
Selagi menunggu Mika memilih untuk duduk di sofa besar milik Malvin. Pikirannya berkelana entah kemana untuk mencari jawaban yang pas ketika tiba dirumah nanti agar tidak menimbulkan keresahan mamanya.
"Ini pake!" Malvin kembali dan memberikan jaket parasut maroon miliknya.
"Gak! Lo aja yang pake." tolak Mika yang telah berdiri tegak.
"Pake atau kita gak bakal pergi." putus Malvin.
"Seterah,"
Mika berjalan keluar apart. Ia tak butuh di antar atau tidak. Ia hanya ingin pulang.
Malvin melihat itu langsung meraih lengan Mika yang beranjak pergi."Lo itu masih sakit!" kata Malvin tepat dihadapan Mika. "Diluar dingin! Tolong biarin gue ngejalanin tanggungjawab gue ini dengan mudah." sambungnya.
"Lepas!" Mika menghentak kuat lengannya sehingga lengan yang di pegang Malvin terlepas.
"Sini jaketnya."
Malvin memberikan parasut itu pada Mika. Parasut itu agak kebesaran saat Mika memakainya. Tapi, tak apa. Asalkan Mika menurutinya saat ini.
Malvin maupun Mika berjalan keluar apart. Mika berjalan dibelakang Malvin dengan memeluk parasut itu erat. Di luar ternyata memang sangat dingin. Untung saja Mika berbaik hati membantu rasa bersalah Malvin padaya. Kalo tidak? Mungkin ia bisa menggigil dan sakitnya kembali bertambah parah.
Saat tiba di parkiran Malvin memutuskan untuk menggunakan motor sportnya yang ia beli dari salah seorang temannya, Arsen. Malvin ingin sekali menggunakan motor sport ini sejak tadi malam di waktu balapan. Namun, malah masalah yang datang menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend Is Introvert
Teen FictionCewek introvert yang sangat tertutup. Menyukai kesunyian, kesendirian, dan ketenangan. Murid segudang prestasi dan sangat mengharumkan nama sekolah. Tidak ingin memiliki teman dan jauh dari lingkungan sosial. ~Mika Oktavia~ Cowo...