12. Butik

33 3 0
                                    

Hello!
Kalian apa kabar? Gimana hari-harinya, baikkan? Semoga baik ya.

#semangat

×××

"Aku bukan pendiam, aku hanya tak suka berbicara omong kosong."
~Introvert

***

"Pak Sandi udah di gerbang, Non."

"Iya pak, tunggu sebentar ya."

"Iya, Non."

Setelah panggilan terputus Mika langsung bergegas memakai tas miliknya. Pak Sandi kini sudah digerbang dan itu berarti Mika telah dijemput.

Dengan menyandang tas miliknya Mika melangkahkan kakinya keluar kelas dan mulai berjalan sebiasa mungkin. Bersikap seperti yang lainnya. Walau rasa takut yang ia rasakan lebih mendominankan dirinya karna beberapa hal yang telah terjadi hari ini.

Di koridor juga banyak murid yang tengah lewat. Ia melangkah kecil dengan menggenggam erat tali tasnya. Mika berdoa di dalam hatinya. Semoga ia bisa meyakinkan dirinya.

Mika menatap lurus kedepannya. Sadar ia akan melewati gerombolan cowok-cowok yang tengah berkumpul di bangku koridor ia kembali menunduk dan berjalan cepat.

"Mika!" ah sial, Mika dipanggil.

"Mika tunggu!" panggil cowok itu kembali.

Defran, ya, Defran lah orangnya. Defran menghentikan langkah Mika dengan menghalang jalannya.

"Tunggu sebentar," ucap Defran yang berdiri dihadapan Mika.

"Ada apa?" sahut Mika.

"Dikantin tadi, lo kenapa?"

"Gapapa,"

Walaupun merasa ragu dengan jawaban Mika, Defran tetap mengangguk.

"Maaf, Def. Gue udah dijemput." pamit Mika dan berlalu pergi.

Defran berbalik dan menatap perginya Mika. Ia menggaruk kepalanya, frustasi.

"Lo emang harus banyak usaha, Def. Mika bukan cewek yang mudah buat lo dapati gitu aja." kata Rizky.

"Setuju tu gue!" sahut Ansel.

Defran menoleh dan memilih duduk kembali. "Ini gue juga lagi usaha kok."

Sedangkan di lain tempat Mika baru saja tiba digerbang sekolah setelah melarikan diri dari Defran dan sekarang ia langsung menemui Pak Sandi yang dari tafi menunggunya.

"Maaf pak, lama." kata Mika.

"Gapapa, Non. Ini kita langsung ke butikkan?" tanya Pak Sandi.

"Iya pak."

Pak Sandi membuka pintu untuk Mika yang kemudian langsung dinaikki oleh Mika. Pak Sandi pun berlari ke lain arah dan memasuki mobil hitam itu lalu berlaju ke butik milik sang mama.

Diperjalanan menuju butik Mika hanya diam seperti biasanya. Ia tak banyak bicara. Lalu ia menatap keluar kaca mobil dan terhanyut pada pikirannya. Pikiran dimana ia menjadi tatapan orang-orang, pikiran dimana ia bertemu banyak orang, pikiran dimana ia berada ditengah-tengah keramaian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Girlfriend Is IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang