Malvin mamasuki sebuah gedung besar dan memarkirkan motornya. Sedangkan Mika kini menatap bingung tempat yang ia tak kenali ini. Mika turun dari atas motor cowok itu dan menatap sekelilingnya.
"Ini dimana? Lo bawa gue kemana, ha!?" tanya Mika dengan nada marahnya.
Malvin berdecak dan merapikan rambutnya. Satu penilaian Malvin saat bersama perempuan ini.
"Galak." bathinnya.
"Udah deh, mending lo bersyukur lo gak ketangkep sama polisi tadi. Bilang makasih gak sama gue." ucap Malvin.
Mika mengernyit. "Ngapain? Gak! Gue gak mau. Ini gara-gara lo kalik, ngapain coba pake tarik-tarik gue?" kesalnya.
"Tadi itu lo megang cat semprot milik gue. Polisi tadi pasti mikirnya kalo lo sama gue yang coret-coret tu tembok. Kalo tadi lo gak megang cat gue, gak mungkin gue tarik lo kesini." jelas Malvin.
Mika menghembus nafas lelah. "Ini dimana? Gue mau pulang. Mama gue pasti khawatir banget sekarang."
Malvin melihat jam tangannya dan berkata. "Sekarang jam 11 malam. Gak mungkin buat lo pulang tengah malam gini."
"Terus gimana? Gue mau pulang."
"Malam ini lo bisa nginap di apart gue, itu kalo lo mau."
Mika terbelalak kaget dan mulai berpikir negatif pada cowok di depannya.
"Gue gak bakal macem-macem kok. Gue bukan cowok idung belang." jawab Malvin seakan mengerti arti dari tatapan Mika.
"Gu-gue gak pernah nginap kerumah orang lain sebelumnya. Gue gak pernah pergi sejauh ini, gue mau pulang aja." ucap Mika lirih dengan menatap sedih kondisinya sekarang.
"Yaudah, lo bisa pulang sendirikan. Lo bisa cari taksi diluar, gue balik." kata Malvin lau melangkah pergi meninggalkan Mika.
Mika yang ditinggal menetaskan airmata. Pikirannya berkecamuk. Ranti pasti mengkhawatirkan dirinya. Semakin lama airmatanya semakin banjir menetes.
"Hiks! Hiks mama." isaknya.
Mendengar isak perempuan itu membuat langkah Malvin yang belum terlalu jauh berhenti. Ia menggeleng lalu melangkah kembali.
"Lo brengsek! Lo udah bawa gue sejauh ini dan sekarang lo tinggalin gue sendirian di tempat yang sama sekali gak gue kenal. Lo jahat! Hiks ... Hiks..." Mika berteriak ke arah Malvin dengan sesekali cecegukan karna tangisnya tak berhenti.
Malvin menoleh kebelakangnya. Ia melihat perempuan itu terisak dan tangannya yang mengusap air mata.
Malvin berjalan ke arah perempuan berseragam itu. Ia mengambil sebelah tangannya yang tadi digunakannya untuk mengusap airmatanya.
Mika menatap nanar cowok itu dan juga sesekali cecegukan.
"Gue udah bilangkan, kalo lo bisa tinggal di apart gue malam ini. Gue gak bakal macem-macem. Lo bisa pake kamar di apart gue yang kosong. Lo juga bisa kunci kamar itu kalo lo mau. Paginya, lo juga boleh langsung pulang. Gue yang bakal anter lo besok." jelas Malvin panjang lebar.
Malvin hanya ingin bertanggung jawab atas kondisi perempuan yang sekarang bersamanya. Ini salahnya. Ia juga tak ingin di katakan "brengsek" oleh perempuan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend Is Introvert
Teen FictionCewek introvert yang sangat tertutup. Menyukai kesunyian, kesendirian, dan ketenangan. Murid segudang prestasi dan sangat mengharumkan nama sekolah. Tidak ingin memiliki teman dan jauh dari lingkungan sosial. ~Mika Oktavia~ Cowo...