(5) Obat

1.6K 303 16
                                    

Entah kenapa dari tadi pagi gue tiba tiba mau makan nasi goreng yang ada di depan komplek. Lumayan jauh, namun rasa ingin gue jauh lebih besar sekarang. Jadi gue lebih memilih jalan ke depan buat beli nasi goreng.

Saat sudah sampai, gue memilih untuk duduk di bagian paling pojok di sana. Menunggu nasi gue siap sembari memainkan ponsel gue.

Gue terperanjat kaget saat kursi yang ada di depan gue ini berdecit karena di tarik seseorang. Gue mengangkat kepala, lalu menatap si pelaku yang sudah duduk itu dengan sebal.

"Ngapain lo?"

Dia menatap gue bingung lalu menjawab pertanyaan gue dengan nada yang memang terdengar biasa saja, namun berhasil membuat gue kesal, " Ya aku mau makan nasi goreng lah."

Gue mendecak kesal sambil menatap sinis Junghwan yang malah balas menatap gue dengan raut polosnya.

"Maksud gue tuh ngapain duduk di sini?"

"Mejanya penuh, makanya aku duduk di sini. Lagian dari banyak orang yang ada di sini cuman Kakak yang aku kenal. Jadi salah kalo aku duduk sama Kakak di sini?"

"Salah! Lo ganggu me time gue!"

"Jomblo sih makanya me time mulu. mending sama aku, biar enggak jomblo jomblo banget"

Gue menggeram kesal. Tangan gue sudah terangkat hendak mencakar wajahnya, namun malah di hadiahi tawa dari Junghwan

"Belum pernah gue sentil sih ginjalnya!"

"Kalo ginjal sih enggak, tapi kalo hati aku Kakak sentil pake cinta."

Gue bergedik ngeri, agak merinding mendengar ucapan Junghwan yang sejujurnya bernada candaan namun sukses membuat gue merasa kegelian.

"Bucin najis! Keju lo!" Gue bergerak memukuli Junghwan, cowok itu tertawa puas sembari menangkis beberapa pukulan gue

Setelahnya hening, tak ada yang membuka suara lagi, gue juga mulai menyibukkan diri menatap punggung penjual nasi goreng yang tengah menggoreng nasi. Bukan, gue enggak terpesona sama dia kok, tenang aja.

"Kakak suka berjuang apa di perjuangin?"

Gue mengernyit saat pertanyaan itu keluar dari bibir Junghwan secara tiba tiba, matanya sekarang menatap gue dengan sorot serius.

"Sebenarnya gue suka di perjuangin, tapi berjuang enggak buruk kok." Jawab gue setelah menerima minuman yang gue pesan.

"Berjuang itu sakit lo Kak." Ucapan Junghwan membuat gue menghela nafas, menatap cowok itu lelah.

"Kalo lo mau berhenti ya berhenti aja, gue enggak larang."

"Aku enggak ngomongin diri aku sendiri kok, aku ngomongin tentang Kakak. Aku yakin kok kalo Kakak sering liat Kak Jeongin sama Kak Hyejung deket deket. Kalo sakit tuh bilang."

Dia menatap gue serius, membuat gue terbungkam karena ucapannya. "Masa orang yang berusaha aku bikin bahagia malah di sakitin cowok lain. Aku enggak suka".

"Hwan?" Gue tatap cowok itu serius setelah helaan nafas kembali terdengar dari mulut gue.

Junghwan tersenyum lebar, menganggukkan kepalanya pelan sembari menyahuti seruan gue, "Kenapa kak?"

"Jangan gini please, gue enggak mau nyakitin lo."

Gue menatap Junghwan dengan sendu. Dia bungkam beberapa detik dengan raut yang berubah.Tapi sepersekian detik berikutnya dia langsung senyum sambil menggeleng

"Gak papa, asal aku bisa liat Kakak."

"Junghwan, lo tuh ganteng, baik walaupun agak tengil tapi masih banyak banget cewek yang mau sama lo. Kenapa lo malah milih gue? Cewek enggak cuman gue, hwan."

[1] HOBAE || So Junghwan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang