BONCHAP + Next Book

2.2K 269 19
                                    

"Sibuk banget kayanya" gue menoleh ke belakang di mana Junghwan tengah duduk di depan pantry sembari terkekeh pelan.

Gue mendecak kesal namun tetap kembali mencuci piring dan membelakangi cowok itu, "Gak usah banyak komen. Gak bantuin gue juga"

"Aku bantuin Kakak kok. Bantuin doa" cowok itu terkikik geli membuat gue berfikiran untuk melemparkan piring yang ada di tangan gue ini ke kepalanya.

"Ngapain sih pagi pagi ke sini? Ganggu"ucap gue ketus. Pasalnya cowok itu datang saat gue tengah sibuk membereskan appartement gue dan kerjaannya hanya cengar cengir dan gangguin gue.

"Ganggu ganggu gini juga Kakak suka" gue mendecak kesal lalu mencuci tangan gue karena semua piring kotornya sudah bersih.

Gue beranjak ke arah cowok itu lalu duduk di kursi yang ada di sampingnya tidak lupa melepas ikatan rambut gue. "Gak ada kerjaan atau gimana sih?"

Junghwan terkekeh lalu menggeleng pelan, "Haus nih, tamunya enggak di kasih minum?" tanya cowok itu sembari beranjak.

"Ngapain?"

Tanpa menghiraukan gue, cowok itu tetap mendekat ke arah kulkas lalu membuka benda itu layaknya tuan rumah.

"Ngapain sih?" gue ikut berdiri dan mendekati cowok itu. Junghwan berbalik setelah mengambil sebotol jus jeruk di dalam kulkas.

"Mau minum lah"sahutnya lalu menaruh botol itu di pantry. Meraih sebuah cangkir lalu menuangkan jus itu kedalamnya.

"Kaya yang punya rumah aja" ucap gue kesal sembari bersedekap. Cowok itu mengangkat tangannya seolah menyuruh gue diam saat dia tengah minum

"Ya emang ini bukan rumah aku, tapi yang punya rumah punyaku""jawabnya setelah meneguk habis jus yang tadi cowok itu tuangkan lalu mencolek dagu gue sembari tertawa.

Wajah gue merona merah karena malu lalu mencubit tangan cowok itu kencang membuat cowok itu meringis kesakitan.

Gue mendecak dan meraih cangkir yang tengah Junghwan pegang setelah melepaskan cubitan gue di tangannya. Lalu menaruh benda itu di wastafel.

"Lo makin hari kok makin nambah nyebelin sih?"tanya gue dengan nada kesal tanpa menatap ke araj cowok itu.

"Makasih, aku juga makin sayang sama Kakak"

"Gak nyambung lo dasar" gue berbalik menatap Junghwan dengan wajah kesal membuat cowok itu kembali terkiki geli.

"Mau makan enggak?"tanya gue sembari beranjak ke depan pantry di samping Junghwan.

"Boleh. Kapan lagikan di masakin calon istri"sahutnya dengan nada menyebalkan. Gue menoleh lalu memukul kepala cowok itu.

"Sok sok an bilang gue calon istri. Kuliah dulu lo yang bener, baru semester tiga juga udah belagu"

"Banyak kok orang yang nikah sambil kuliah. Apa salahnya?"tanya cowok itu lalu beranjak ke arah kulkas lagi.

Gue berbalik, menatap punggung cowok  yang tengah membuka pintu kulkas itu sembari bersedekap, "Salah sih enggak. Tapi gue makan nasi hwan bukan cinta"

Junghwan berbalik sambil terkekeh, "Matre dasar"

"Enak aja! Gue tuh bukannya matre tapi realistis. Masa gue harus makan nasi campur garem sih, ogah"sahut gue dengan nada menggebu. Membuat Junghwan tertawa sembari menaruh beberapa bahan ke atas pantry

"Aku mau omelet dongg"ucapnya lalu mencubit pipi gue gemas. Gue mendengus kesal lalu menepis tangannya.

"Tangan lo hish"

"Makan apapun itu kalau sama yang di cinta mah seneng terus"sahut Junghwan yang masih ada di samping gue. Mulai dangdutnya.

"Oh iya? Sayangnya gue enggak cinta sama lo" Junghwan tertawa, menatap gue dengan sorot matanya yang sulit di artikan, intinya nyebelin. membuat gue menatap cowok itu bingung.

[1] HOBAE || So Junghwan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang