(6) Sayang

1.6K 291 17
                                    

"Makasih ya."

Junghwan menganggukkan kepalanya pelan dan membenarkan posisi gue yang mulai hendak jatuh di gendongannya.

"Sama sama. Itung itung aku latian buat masa depan." Jawab Junghwan, yang membuat tangan gue melayang untuk memukul tubuhnya

"Aduhhh kok mukul sih?" Protes Junghwan, gue hanya mendengus kasar di balik punggung cowok ini.

"Salah mulu aku perasaan di mata Kakak." Junghwan menolehkan kepalanya, membuat gue mendorong pipinya untuk kembali melihat ke arah depan.

"Muka lo nyebelin." Jawab gue asal. Junghwan terkekeh geli, lalu kembali membenarkan posisi gue di gendongannya.

"Tapi ngangenin kan?"

"Enggak!" Jawab gue cepat, membuat tawa Junghwan terdengar sangat puas karena nada bicara gue yang terdengar aneh.

"Tadi lo ngapain sih ngikutin gue!? Bikin kesel doang ternyata." Ucap gue sembari mendengus kasar. Junghwan menggeleng heran

"Harusnya Kakak tuh bersyukur, kalo aku enggak ada di belakang Kakak tadi bisa bisa Kakak pulang ngesot sekarang"

"Lagian Kakak enggak usah ke geeran. Aku enggak ngikutin Kakak tadi, orang aku mau ke minimarket" sambungnya, gue memajukan bibir gue dengan pipi yang memerah karena malu. Untung sekarang gue ada di gendongannya, jadi cowok itu enggak akan menyadari kondisi wajah gue sekarang

"Siapa yang kegeeran sih!?"

"Ngegas mulu perasaan, pengang nih telingaku denger suara cempreng Kakak"

"YAUDAH TURUNIN AJA GUENYA!"

Gue langsung brgerak agar di turunkan sembari berteriak tepat di telinga Junghwan. Cowok yang sepertinya telinganya tengah benar benar pengang itu langsung mengeratkan gendongannya.

"Kak diem ih nanti jatoh. Yaampun maaf deh maaf"

"Lo nyebelin!"

Gue kembali diam di gendongan Junghwan dan melingkarkan kedua tangan gue di leher cowok itu dengan wajah gue yang sudah tertekuk kesal.

"Yaudah iya aku minta maaf. Kan cuman bercanda Kak."

"Bodo."

"Jangan marah dong Kak."

"Terserah gue dong yang marah kan gue, apa masalah lo?"

"Ya masalah aku lah, kan Kakak marahnya sama aku."

Gue diam, tidak menyahutin ucapannya lagi dan lebih memilih diam di gendongannya tanpa berbicara atau bergerak yang berarti.

Dia juga jadi terdiam dan fokus pada jalanan dan tidak mengajak gue untuk berbicara lagi. Dan itu terus berlanjut sampai saat kami berdua sudah tiba di rumah gue.

Cowok itu mendudukan gue di kursi kayu yang ada di teras rumah dan duduk di samping gue setelah gue suruh duduk.

"MAMIIII" teriak gue memanggil mami yang sepertinya tengah berada di ruang keluarga sekarang. Biasa, jam jam seperti ini ada FTV di stasiun televisi.

"Kenapa sih, ri? Heboh banget."

Mami yang baru keluar itu langsung mengomel, namun detik berikutnya malah langsung tersenyum lebar saat melihat Junghwan yang juga tersenyum ramah ke arah beliau.

"Ehhh gantengnya, siapa ini?"

Junghwan berdiri lalu segera menyalimi Mami gue sekaligus mengenalkan dirinya, "Junghwan Tante."

Gue menatap kesal mami juga Junghwan, bisa bisanya Mami sesibuk itu dengan Junghwan sampai tidak sadar kaki anaknya tengah di perban.

"Kamu siapanya Sonri?"

[1] HOBAE || So Junghwan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang